Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

memanfaatkan peluang eksternal, b strategi WO yakni mengatasi kelemahan internal dengan memanfaatkan keunggulan peluang eksternal, c strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan internal untuk menghindari pengaruh dari ancaman eksternal, serta d strategi WT adalah strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman lingkungan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Semakin dinamisnya kehidupan masyarakat cenderung akan meningkatkan tuntutan terhadap kepraktisan dalam berbagai aktivitas kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup. Di sisi lain meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan, menyebabkan masyarakat cenderung mengkonsumsi buah-buahan untuk memperoleh gizi lebih tinggi. Berbagai jenis komoditas buah-buahan saat ini sudah banyak yang diproses lebih lanjut, selain untuk memperpanjang daur hidup komoditas tersebut juga untuk meningkatkan kepraktisan yang semakin dibutuhkan masyarakat, diantarnya yaitu buaha pisang dikembangkan menjadi keripik pisang. Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan, yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli. Pisang merupakan buah yang banyak mengandung kalium . Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan cadangan energi yang tinggi. Beragam jenis makanan ringan dapat dibuat dari pisang diantaranya: kripik pisang, sale pisang pisang molen, dan epe. Sulitnya sumber bahan baku pembuatan keripik pisang, ditambah dengan meningkatnya harga minyak goreng dan mahalnya harga minyak tanah merupakan hal utama yang menjadi penghambat berkembangnya usaha keripik pisang ini. Selain itu juga semakin berkembangnya berbagai jenis makanan ringan lainnya, menyebabkan usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” binaan Koperasi BMT Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor perlu menyusun strategi dan tidakan nyata untuk manghadapi situasi tersebut demngan alat analisis dan teori yang tepat dan sesuai dengan kondisi usaha kecil keripik pisang ini. Tahap analisis diawali dengan identifikasi permasalahn yang dihadapi usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya”, kemudian melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal yang dimiliki usaha kecil keripk pisang ini dalam mencapai pengembangan usahanya. Analisis internal meliputi bidang fungsional usaha kecil keripik pisang, yaitu meliputi manajemen, pemasaran, produksioperasional, keuangan dan pengembangan sumberdaya. Analisis eksternal mencakup kondisi lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Analisis awal pada variabel internal dan eksternal akan di lakukan secara deskriptif. Variabel internal dan eksternal yang telah dianalisis kemudian dijabarkan dalam matriks IFE dan EFE. Total skor kedua matriks tersebut dipadukan ke dalam matriks IE untuk mengetahui posisi usaha kecil keripik pisang. Kemudian dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh alternatif- alternatif strategi bagi pengembangan usaha kecil kepirik pisang. Tahap terakhir adalah pengambilan keputusan alternatif strategi yang paling tepat bagi usaha kecil kepirik pisang ”Kondang Jaya” yang sesuai dengan kondisi internal usaha kecil keripik pisang dengan menggunakan alat analisis AHP. Alat analisis AHP digunakan untuk menentukan prioritas alternatif kebijakan dan sasaran yang ingin dicapai secara efisien dengan membangun suatu bentuk konstruksi berupa diagram bertingkat. Sehingga sebelum dilakukan analisis AHP ini terlebih dahulu harus dibentuk suatu diagram grafis yang dimulai dengan soalgagasan, lau kriteria level pertama, subkriteria dan akhirnya alternatif. Hasil yang diperoleh melalui analisis AHP akan menghasilkan urutan prioritas strategi-strategi pengembangan usaha kecil keripik pisang. Berdasarkan hal tersebut diharapkan dapat dijadikan rekomendasi strategi pengembangan usaha yang tepat bagi usaha kecil keripik pisang ”Kondang Jaya” binaan koperasi BMT Kota. Alur pemikiran operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3. Keterangan : Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional = Bagian yang tidak dianalisis = Bagian yang dianalisis Plantain dikonsumsi setelah diolah Berkembangnya kehidupan masyarakat Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kepraktisan Buah pisang menyediakan kandungan gizi dan cadangan energi yang tinggi Banana dikonsumsi dalam bentuk segar Prioritas Strategi Analytical Hierarchy Process AHP Koperasi BMT Al-Ikhlaash Binaan Usaha Kecil Keripik Pisang ”Kondang Jaya” Analisis Faktor Internal ; Kekuatan : Sumberdaya manusia Lokasi usaha Permodalan Kelemahan : Pemasaran produk Teknologi yang digunakan Labelisasi produk Analisis Faktor Eksternal ; Peluang : Bantuan pemerintah Sebagai kota wisata Ancaman : Kelangkaan sumberdaya alam Posisi produk lain Analisis Lingkungan Matriks IE Matriks SWOT Formulasi strategi Matriks EFE Matriks IFE

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di Kampung Cikondang No. 2 Rt. 2 Rw 4 Kelurahan Katulampa Bogor Timur, yaitu bersebelahan dengan Perumahan Baranangsiang Indah Kota Bogor, sedangkan letak dari koperasi BMT Al-Ikhlaash sendiri terletak di Perumahan Baranangsiang indah Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan mempertimbangkan bahwa usaha kecil keripik pisang “Kondang Jaya” merupakan salah satu unit usaha yang menghasilkan makanan ringan berupa keripik pisang di wilayah Bogor dan berencana untuk mengembangkan usahanya. Penelitian dilakukan mulai bulan Oktober tahun 2008 hingga Desember 2009.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan baik pada proses produksi, pemasaran maupun kegiatan-kegiatan lain yang mendukung penelitian, selain itu juga dengan digunakan proses wawancara. Responden yang dipilih dalam proses wawancara ditentukan secara sengaja purposive. Menurut David 2004, dalam analisis untuk menentukan responden, tidak ada jumlah minimal yang diperlukan sepanjang responden yang dipilih merupakan ahli expert dibidangnya. Pihak yang menjadi responden dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu: pihak internal yaitu pengelola usaha kecil keripik pisang ini,