BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Prospek dan Arah Pengembangan Pisang
Pisang berasal dari daerah Malesia Asia Tenggara dan Australia tropika namun dikenal luas sejak dahulu oleh orang-orang yang tinggal di sekitar
Samudra Hindia. Tumbuhan ini hidup di daerah tropis yang lembab, terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun, produksi pisang
dapat berlangsung tanpa mengenal musim Departemen Pertanian, 2007 Pisang merupakan
buah yang tumbuh berkelompok di daerah
tropis . Ada
beberapa jenis pisang yang warnanya berbeda-beda, tetapi hampir semua yang dijual di pasar atau
supermarket berwarna
kuning ketika sudah
matang dan
berbentuk melengkung. Pisang banyak mengandung kalium
. Selain memberikan kontribusi gizi lebih tinggi daripada apel, pisang juga dapat menyediakan
cadangan energi yang tinggi. Beragam jenis makanan ringan dari pisang yang relatif populer antara lain
Kripik Pisang asal Lampung,
Sale pisang Bandung,
Pisang Molen Bogor, dan
epe Makassar.
Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan diharapkan dapat meningkatkan konsumsi buah
pisang secara nasional. Volume produksi dan luas panen yang relatif besar di Indonesia dibandingkan dengan komoditas buah lainnya, menjadikan buah pisang
merupakan tanaman unggulan di Indonesia. Namun demikian pengelolaan pisang masih sebatas tanaman pekarangan atau perkebunan rakyat yang kurang dikelola
secara intensif. Penanaman pisang berskala besar telah dilakukan di beberapa tempat antara lain di pulau Halmahera Maluku Utara, Lampung, Mojokerto
Jawa Timur, dan beberapa tempat lainnya, sehingga Indonesia pernah pengekspor pisang dengan volume mencapai lebih dari 100.000 ton pada tahun
1996, tetapi pada tahun-tahun berikutnya volume ekspor tersebut terus menurun dan mencapai titik terendah pada tahun 2004 yaitu hanya 27 ton Departemen
Pertanian, 2007 Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peluang yang cukup
besar untuk meningkatkan ekspor buah pisang. Hal ini ditunjang dengan ketersediaan lahan yang cukup luas di Kalimantan, Papua, kepulauan Maluku,
Sulawesi dan Sumatera; iklim yang mendukung; keragaman varietas yang cukup tinggi; sumber daya manusia serta inovasi teknologi untuk pengelolaan tanaman
pisang. Berdasarkan cara konsumsi, pisang dikelompokkan dalam dua golongan,
yaitu banana dan plantain. Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang, contohnya pisang ambon, susu, raja,
seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak, seperti pisang kepok, siam, kapas, tanduk, dan uli.
Pengembangan pisang di Indonesia membutuhkan adanya investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu juga diperlukan adanya didukung
pemerintah berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan kemudahan dan jaminan keamanan berinvestasi serta perbaikan sarana pendukung
seperti sistem pengairan, transportasi, komunikasi dan sarana pasar komoditas agribisnis pisang.
2.2. Keripik Pisang