Preferensi konsumen terhadap ikan kembung

prosedur penanganan yang dilakukan cermat dan teliti, operasi penangkapan, dan faktor sarana dan prasarana pengontrolan terhadap suhu penyimpanan dan media penyimpanan. Penanganan hasil tangkapan pukat cincin sebaiknya harus memperhatikan faktor-faktor yang diungkapkan oleh Murdaniel 2007 agar kualitas kesegaran berstandar kualitas ekspor. Namun nelayan pukat cincin yang terdapat di PPI Muara Angke kurang memperhatikan metode penanganan tersebut dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini menyebabkan ikan yang didaratkan kurang bagus karena jumlah trip yang lama, jumlah es yang tidak cukup dan penanganan hasil tangkapan di atas kapal kurang baik. Hasil tangkapan yang diperoleh saat pengoperasian pukat cincin umumnya langsung dimasukkan ke dalam palka tanpa ada penyortiran jenis dan ukuran terlebih dahulu menurut hasil wawancara dengan kapten kapal Ekaputra, 2009. Ikan-ikan yang sudah tertangkap sebelumnya akan tertimpa oleh ikan yang baru ditangkap sehingga hasil tangkapan tidak semuanya baik. Penyortiran jenis dan ukuran dilakukan di pelabuhan, yaitu pada saat pembongkaran hasil tangkapan. Selain itu jumlah es yang dibawa tidak mencukupi untuk hasil tangkapan di dalam palka sehingga kualitas kesegaran ikan mengalami pengurangan. Hal ini terbukti pada waktu pengamatan, palka yang berisi hasil tangkapan bercampur dengan air. Kesegaran tidak akan terpenuhi jika nelayan selalu berasumsi bahwa mendaratkan ikan hasil tangkapan yang masih segar dan utuh maupun yang tidak segar akan memiliki nilai jual yang sama karena hasil tangkapan yang diperoleh akan dijual langsung ke palele pedagang grosir. Dalam penelitian ini pedagang grosir tidak dijadikan sampel karena peneliti berasumsi bahwa pedagang grosir sama dengan pemilik kapal atau sebagai produsen dari ikan pelagis. Pedagang grosir atau yang lebih dikenal dengan sebutan palele merupakan pedagang yang telah bekerja sama dengan pemilik kapal Hanafiah Saefuddin, 2006. Sebagian besar hasil tangkapan yang didaratkan di dermaga PPI Muara Angke akan dijual oleh pemilik kapal ke palele tanpa melalui proses lelang. Hasil tangkapan tersebut akan dijual oleh palele ke pedagang pengecer ikan yang ada di pasar Muara Angke. Hal ini tidak terjadi pada semua tempat, di PPN Pekalongan hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan akan dijual melalui proses lelang Ekaputra, 2009. Ukuran ikan kembung dan selar bentong yang dijual di pasar Muara Angke umumnya seragam, yaitu rata-rata kecil dan di bawah length at first maturity Lm. Hal ini menunjukkan bahwa nelayan di PPI Muara Angke lebih banyak menangkap ikan muda atau belum dewasa ikan immature. Kelayakan ikan yang ditangkap dapat diketahui dengan cara membandingkan ukurannya dengan panjang ikan ketika pertama kali matang gonad length at first maturity. Ukuran ikan yang sudah matang gonad layak untuk ditangkap karena memberikan kesempatan bagi ikan-ikan kecil untuk tumbuh sehingga sumberdaya ikan dapat berkelanjutan. Kriteria ukuran ikan layak tangkap merupakan kriteria paling kuat untuk menentukan keramahan lingkungan operasi penangkapan ikan Ramdhan, 2008. Pada waktu pengumpulan data, ukuran ikan yang dijual di pasar Muara Angke berukuran kecil atau ikan muda. Tertangkapnya ikan muda tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, di antaranya adalah ukuran mata jaring. Pukat cincin yang digunakan oleh nelayan di PPI Muara Angke memiliki ukuran meshsize bagian kantong bunt 0,5 inci atau dibawah ukuran minimal meshsize yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu minimal 1 inci sesuai dengan Kepmen No. 392 Tahun 1999 tentang jalur-jalur penangkapan ikan. Alat tangkap yang terbuat dari jaring bermata kecil cenderung menangkap ikan-ikan yang berukuran kecil. Hal ini sesuai dengan penelitian Manalu 2003, yaitu ukuran ikan yang tertangkap berhubungan erat dengan ukuran mata jaring, semakin besar ukuran mata jaring maka akan semakin besar pula ukuran ikan yang tertangkap. Preferensi atribut ukuran dapat memberikan dampak terhadap penekanan jumlah sumberdaya ikan. Hal ini terjadi karena ikan yang tertangkap pukat cincin adalah ikan yang bergerombol bersama secara alamiah dan biasanya ikan-ikan tersebut dari satu kohort, yaitu generasi yang dihasilkan dari pemijahan pada periode yang sama sehingga ukuran dari ikan yang spesiesnya sama cenderung sama. Jika ikan yang tertangkap terlalu awal maka ikan-ikan kecil dan muda ikan immature yang tertangkap. Hal ini akan menyebabkan keberlanjutan perikanan tangkap tidak akan terwujud.