sektor perikanan banyak terdapat di Jakarta Utara BPS, 2008. Jumlah penduduk di Muara Angke sebesar 139 orang pada tahun 2007 Laporan Kependudukan RW
11, 2008.
4.1.3 Kondisi perikanan tangkap kota Jakarta Utara 1 Unit penangkapan ikan
1 Armada penangkapan dan alat
Usaha penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan Jakarta Utara menggunakan jaring payang, pukat cincin, jaring rampus, gillnet, bagan, bubu,
dan pancing. Alat tangkap jaring payang, pukat cincin, jaring rampus, bubu dan pancing banyak dioperasikan oleh nelayan Muara Angke, sedangkan alat tangkap
gillnet dan pancing tuna longline banyak dioperasikan oleh nelayan Muara Baru. Armada penangkapan ikan yang digunakan nelayan Jakarta Utara yaitu
perahu tanpa motor, perahu dengan motor dan kapal motor. Armada penangkapan ikan yang banyak digunakan nelayan Jakarta Utara, yaitu kapal motor yang
berukuran 10-20 GT dan yang paling sedikit digunakan yaitu kapal motor berukuran 30-50 GT.
Pada tahun 2004 jumlah armada mengalami kenaikan sebesar 2,21 , kemudian menurun pada tahun 2005 sebesar 9,9.
Pada tahun 2007 jumlah armada kembali meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 1,9
Tabel 6. Tabel 6 Komposisi armada penangkapan Jakarta Utara 2003-2007
Jenis Armada Tahun
2003 2004
2005 2006
2007 Motor Tempel
958 909
810 729
765 Unit
Perahu Tanpa Motor 562
685 617
554 431
Unit 0-5 GT
439 502
451 406
430 5-10 GT
1.481 1.492
1.343 1.209
1.276 Kapal Motor
10-20 GT 679
683 615
554 659
Unit 20-30 GT
462 467
421 379
354 30-50 GT
57 49
45 39
34 50 GT
823 795
726 653
760 Jumlah
3.941 3.988
3.601 3.240
3.413 Jumlah Armada
5.461 5.582
5.028 4.523
4.609 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, 2008
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500 4000
4500
2003 2004
2005 2006
2007
J u
m la
h A
r m
a d
a
Tahun Perahu Tanpa Motor
Motor Tempel Kapal Motor
kependudukannya nelayan terbagi atas 12.027 jiwa nelayan setempat dan 7.207 nelayan pendatang. Apabila ditinjau dari status kepemilikan usaha maka nelayan
terbagi atas 4.103 orang nelayan pemilik dan 15.131 orang nelayan pekerja Tabel 7.
Tabel 7 Jumlah nelayan Jakarta Utara 2003-2007
Status Nelayan Tahun
2003 2004
2005 2006
2007 Nelayan penetap
Pemilik 3.335
3.473 3.140
2.826 2.441
Orang Pekerja
12.389 12.953
11.877 10.690
9.586 Jumlah
15.724 16.426
15.017 13.516
12.027 Nelayan pendatang
Pemilik 2.335
2.241 2.028
1.827 1.662
Orang Pekerja
8.542 7.632
6.875 6.191
5.545 Jumlah
10.877 9.873
8.903 8.018
7.207 Jumlah nelayan
Pemilik 5.670
5.714 5.168
4.653 4.103
Orang Pekerja
20.931 20.585
18.752 16.881
15.131 Jumlah
26.601 26.299
23.920 21.534
19.234
Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Jakarta Utara, 2008
Sejak tahun 2003 hingga 2007 jumlah nelayan di Jakarta Utara mengalami penurunan Tabel 7. Hal ini terlihat dari jumlah nelayan yang terus menurun
setiap tahunnya. Perkembangan jumlah armada dan nelayan yang cenderung menurun dikarenakan beberapa hal :
1 Makin jauhnya daerah penangkapan ikan fishing ground menyebabkan biaya operasional lebih mahal sehingga sebagian nelayan tidak sanggup
membiayainya; 2 Naiknya harga bahan bakar minyak menyebabkan biaya operasional
menjadi lebih mahal sehingga sebagian nelayan beralih profesi seperti menjadi pedagang, supir, buruh pabrik dan tukang ojek;
3 Mahalnya biaya perawatan sehingga banyak kapal yang rusak tidak dapat beroperasi;
4 Semakin sulitnya hidup di Jakarta dan banyak tempat tinggal mereka yang ditertibkan maka sebagian nelayan kembali ke daerah masing-masing; dan
5 Beralihnya fungsi kapal ikan menjadi kapal transportasi umum seperti kapal barang dan kapal penumpang.
2 Produksi Hasil Tangkapan
Jumlah produksi ikan di Jakarta Utara pada tahun 2007 sebanyak 31.763.259 kg.
Ikan yang didaratkan di Jakarta Utara berasal dari enam pelabuhan yaitu Muara Baru, Muara Angke, Pasar Ikan, Muara Kamal, Cilincing
dan Kali Baru. Muara Angke merupakan penyumbang terbesar produksi
perikanan Jakarta Utara sebesar 17.111.109 kg; disusul dengan Muara Baru sebesar 12.617.266 kg Tabel 8. Data produksi tersebut mencakup ikan yang
didaratkan di dermaga pendaratan ikan dan ikan kiriman dari luar daerah. Tabel 8 Jumlah produksi perikanan Jakarta Utara
Lokasi Tahun
2003 2004
2005 2006
2007 PPI
Muara Angke kg 12.209.027
11.779.785 9.728.239
17.582.561 17.111.109
Pasar Ikan kg 763.685
743.190 638.050
688.221 722.305
TPI Muara Baru kg
10.810.332 10.037.361
5.695.237 6.296.445
12.617.266 Kamal Muara kg
529.550 577.370
589.370 529.920
521.280 Cilincing kg
- 422.765
318.296 341.386
263.959 Kali Baru kg
240.575 326.715
326.801 424.144
527.240 Jumlah
24.553.169 23.887.186
17.295.993 25.862.677
31.763.259 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta, 2008
Produksi perikanan Jakarta Utara tahun 2003 hingga 2007 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004 jumlah produksi perikanan menurun sebesar 2,7
dan meningkat kembali pada tahun 2006 sebesar 49,5 dari tahun 2005 Tabel 8.
3 Daerah Penangkapan Ikan
Daerah tujuan penangkapan ikan bagi nelayan-nelayan Jakarta Utara adalah: Bangka Belitung, perairan timur Sumatera, Selat Karimata, Laut Jawa,
perairan Kalimantan Barat, Kepulauan Natuna, Teluk Jakarta, perairan Karawang, perairan Papua dan perairan Karimun Jawa. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh
nelayan Jakarta Utara dari berbagai daerah diantaranya adalah cumi-cumi, sotong, udang, pari, kembung, tongkol, tuna, cucut, manyung, tenggiri, kakap, kerapu,
bawal dan lain-lain Dinas Perikanan DKI Jakarta, 2004 diacu dalam Malik, 2006. Daerah tujuan penangkapan ikan yang jauh, tanpa penanganan ikan yang
baik selama di atas kapal akan mengakibatkan turunnya kualitas ikan hasil
tangkapan. Daerah penangkapan ikan bisa dipengaruhi oleh musim penangkapan ikan.
4.2 Keadaan Umum Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Muara Angke 4.2.1 Letak geografis dan topografi PPI Muara Angke
Pangkalan Pendaratan Ikan PPI Muara Angke mempunyai luas ± 65 ha yang terletak di daerah Muara Angke. Secara administratif terletak di Kelurahan
Pluit, Kecamatan Penjaringan, Kota Jakarta Utara. Kawasan Muara Angke berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Selatan : Kali Angke
Sebelah Timur : Jalan Pluit
Sebelah Barat : Kali Angke
Lahan seluas 65 ha dimanfaatkan untuk perumahan nelayan; tambak uji coba budidaya air payau Gambar 4; bangunan pangkalan pendaratan ikan serta
fasilitas penunjangnya; hutan bakau; tempat pengolahan ikan tradisional; docking kapal; lahan kosong; terminal; dan lapangan sepak bola UPT PKPP Muara
Angke, 2006. Sejak tahun 1976 secara keseluruhan kawasan ini dipersiapkan untuk
menampung kegiatan perikanan yang selama ini tersebar di beberapa lokasi seperti Kamal Muara, Kali Baru, Cilincing dan Kali Adem. Untuk memudahkan
sekaligus lebih mengintesifkan pembinaan kepada masyarakat nelayan dibuatlah sebuah desa nelayan dilengkapi dengan sarana penunjangnya. Rencana tersebut
dapat terwujud apabila Pemerintah Propinsi DKI Jakarta secara bertahap terus melaksanakan pembangunan dengan memanfaatkan dana baik yang bersumber
dari APBD, APBN maupun melibatkan sektor swasta. Pada tahun 1977, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta menetapkan kawasan ini sebagai Pangkalan
Pendaratan Ikan dan Pusat Pembinaan Kegiatan Perikanan di DKI Jakarta UPT PKPP Muara Angke, 2006.
Sumber: www.maps.google.com, dio
Gambar 4 Lay o
4.2.2 Pengelolaan PPI Muara 1 Tugas UPT, PKPP dan PP
Unit Pengelola Kawasa Ikan merupakan Unit Pelaksan
Provinsi DKI Jakarta di bidan pangkalan pendaratan ikan. S
DKI Jakarta Nomor 105 Ta Perikanan dan Pangkalan Pend
berikut: Tugas:
- Mengatur, mengelo pelelangan ikan d
penunjangnya Lamp - Mengelola pemukim
- Menyelenggarakan pelabuhan perikana
iolah kembali
y out Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke.
ra Angke PPI Muara Angke
asan Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendarata sana teknis Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelauta
dang pengelolaan kawasan pelabuhan perikanan da Sesuai dengan surat keputusan Gubernur Propin
Tahun 2002 UPT. Pengelola Kawasan Pelabuha endaratan Ikan mempunyai Tugas dan fungsi sebaga
elola dan memelihara fasilitas pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan beserta saran
ampiran 5. iman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya.
n keamanan dan ketertiban lingkungan kawasa nan dan pangkalan pendaratan ikan.
atan utan
dan insi
han agai
nan, rana
san
Fungsi: - Menyusun program dan rencana kegiatan operasional. - Perencanaan, pemeliharaan, pengembangan dan rehabilitasi dermaga
dan pelabuhan. - Penertiban rekomendasi izin kapal perikanan yang masuk dan keluar
Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan dari aspek kegiatan
perikanan. - Pelayanan tambat labuh dan bongkar muat kapal ikan Lampiran 6.
- Penyediaan fasilitas penyelenggaraan pelelangan ikan dan penyewaan fasilitas penunjang lainnya.
- Pengelolaan lahan yang diperuntukan bagi kegiatan usaha yang menunjang usaha perikanan.
- Pengelolaan sarana fungsional, sarana penunjang dan pengusahaan barang dan atau pihak ketiga.
- Pelayanan fasilitas sandar kapal, pasar grosir ikan, pasar pengecer, pengolahan ikan, pengepakan ikan gudang hasil perikanan dan usaha
olahan ikan. - Pengkoordinasian kegiatan operasional instansi terkait yang melakukan
aktivitas di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan. - Penyelenggaraan keamanan, ketertiban dan kebersihan di Kawasan
Pelabuhan Perikanan dan Pangkalan Pendaratan Ikan. - Pengelolaan pemukiman nelayan beserta fasilitas kelengkapannya
- Pengelolaan urusan ketatausahaan.
4.2.3 Pasar Muara Angke
Pasar di Muara Angke terdiri dari dua macam yaitu pasar grosir ikan dan tempat pengecer ikan.
Pasar grosir merupakan salah satu sarana pasar rantai pemasaran hasil perikanan Gambar 5. Di pasar grosir tersebut tersedia 870 unit
lapak yang menampung 275 pedagang grosir. Aktifitas pasar grosir ini rata-rata dilakukan pada malam hari. Ikan yang diperdagangkan selain dari hasil lelang di
Muara Angke dan Muara Baru juga didatangkan dari luar daerah seperti: Tuban,