Asal-usul Tanaman Hutan Kota Universitas Indonesia

Lanjutan Tabel 22. No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 12 Ketapang Terminalia cattapa L. Lokal 13 Seropan benanu Macaranga tanarius Muell. Arg. Lokal Sedangkan pada zona Wales Barat ditemukan 69 dari 11 jenis pohon yang merupakan vegetasi yang berasal dari kawasan Malesia Tabel 23. Tabel 23. Jenis pohon pada zona Wales Barat dan asal-usulnya No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 1 Akasia daun besar Acacia mangium Willd. Lokal 2 Damar Agathis dammara Lamb. Rich. Lokal 3 Kapuk randu Ceiba pentandra L. Introduksi 4 Bintaro Cerbera manghas L. Lokal 5 Karet Hevea brasiliensis Muell. Introduksi 6 Bungur Lagerstroemia speciosa Auct Lokal 7 Pacira Pachira aquatica Aubl. Introduksi 8 Lamtoro Leucaena leucocephala Lamk. de Wit Introduksi 9 Angsana Pterocarpus indicus Willd Lokal 10 Meranti Shorea selanica Blume Lokal 11 Salam Syzygium polyanthum Wigh Walp Lokal Pada zona Wales Timur ditemukan 55 dari 11 jenis pohon yang merupakan vegetasi lokal yang berasal dari kawasan Malesia Tabel 24. Tabel 24. Jenis pohon pada zona Wales Timur dan asal-usulnya No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 1 Akasia daun besar Acacia mangium Willd. Lokal 2 Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. Lokal 3 Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea L. Introduksi 4 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Introduksi 5 Bungur Lagerstroemia speciosa Auct Lokal 6 Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen Lokal 7 Lamtoro Leucaena leucocephala Lamk. de Wit Introduksi 8 Pacira Pachira aquatica Aubl. Introduksi 9 Nyamplung Calophyllum Inaphyllum L. Lokal 10 Puspa Schima wallichii Dc. Korth Lokal 11 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni L. Introduksi Dengan demikian total pohon lokal yang ditemukan di Hutan Kota UI dari tiga lokasi adalah 72 yang berasal dari kawasan Malesia. Hutan Kota Srengseng Pepohonan pada Hutan Kota Srengseng berdasarkan pengamatan di lapang ditemukan 48 dari total 21 jenis yang diteliti berdasarkan Prosea Plant Resources of South East Asia, IUCN red list http:www.iucnredlist.org dan World Agroforestry Centre http:www.worldagroforestrycentre.org sebagai pohon yang berasal dari kawasan Malesia namun sekarang sudah menyebar di Indonesia Tabel 25. Tabel 25. Jenis pohon pada Hutan Kota Srengseng dan asal-usulnya No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 1 Akasia daun besar Acacia mangium Willd. Lokal 2 Kapuk randu Ceiba pentandra L Introduksi 3 Dadap merah Erythrina crista-galli L. Introduksi 4 Gmelina Gmelina arborea Roxb. Introduksi 5 Lamtoro Leucaena leucocephala Lamk de Wit Introduksi 6 Kersen Muntingia calabura L. Introduksi 7 Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen Lokal 8 Asam landi Pithecellobium dulce Roxb. Benth. Introduksi 9 Mahoni daun besar Swietenia macrophylla King. Introduksi 10 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni L. Jacq. Introduksi 11 Kemiri Aleurites moluccana L. Willd. Lokal 12 Flamboyan Delonix regia Boj. Ex Hook. Raf. Introduksi 13 Kerai payung Filicium decipiens Wt. Arn. Thw. Introduksi 14 Matoa Pometia pinnata J.R. J.G. Forster Lokal 15 Ketapang Terminalia catappa L. Lokal 16 Bunga kupu-kupu Bauhinea acuminata L. Lokal 17 Beringin Ficus benjamina L. Lokal 18 Sawo kecik Manilkara kauki Linn. Dubard Lokal 19 Sapu tangan Maniltoa grandiflora A. Gray Scheff Lokal 20 Tanjung Mimusops elengi L. Lokal 21 Jati Tectona grandis Linn.f. Introduksi Hutan Kota PT. JIEP Pepohonan pada Hutan Kota PT. JIEP berdasarkan pengamatan di lapang ditemukan 53 dari total 15 jenis yang diteliti berdasarkan Prosea Plant Resources of South East Asia, IUCN red list http:www.iucnredlist.org dan World Agroforestry Centre http:www.worldagroforestrycentre.org sebagai pohon yang berasal dari kawasan Malesia Tabel 26. Tabel 26. Jenis pohon pada Hutan Kota PT. JIEP dan asal-usulnya No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 1 Akasia krasikarpa Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex Benth. Lokal 2 Saga Adenanthera pavonina L. Introduksi 3 Kenari Canarium littorale Blume Lokal 4 Bintaro Cerbera manghas Linn. Lokal 5 Kayu manis Cinnamomum burmannii Nees Th. Nees Nees ex Blume Lokal 6 Melinjo Gnetum gnemon L. Lokal Lanjutan Tabel 26. No. Nama Lokal Nama Botani Asal-usul 7 Lamtoro Leucaena leucocephala Lamk de Wit Introduksi 8 Bungur Lagerstroemia speciosa Auct. Lokal 9 Dadap merah Erythrina crista-galli L. Introduksi 10 Tanjung Mimusops elengi L. Lokal 11 Angsana Pterocarpus indicus Willd. Lokal 12 Glodogan tiang Polyalthia longifolia Sonn. Introduksi 13 Mahoni daun besar Swietenia macrophylla King. Introduksi 14 Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni L. Jacq. Introduksi 15 Jati Tectona grandis Linn.f. Introduksi 4.3 Analisis Kondisi Fisik Pohon Hutan Kota Universitas Indonesia Berdasarkan hasil pengamatan di lapang, tingkat kerusakan pohon di Hutan Kota UI yang memiliki tingkat kerusakan buruk sebesar 17 dari total 60 pohon yang diteliti berdasarkan kriteria kerusakan hama dan penyakit serta kerusakan mekanik. Di antaranya, terjadi pada pohon akasia daun besar Acacia mangium Willd. dan akasia daun kecil Acacia auriculiformis A.. Kerusakan yang banyak terjadi pada batang pohon di hutan kota ini adalah batang lapuk, keropos dan sayatan. Kerusakan pada cabang dan daun adalah percabangan lapuk dan klorosis Gambar 22. Tingkat kerusakan pohon yang buruk 30 ≤ T 50 dialami oleh akasia daun besar Acacia mangium Willd. dengan nilai serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik paling besar yaitu 41,95 dengan jumlah empat pohon yang masuk dalam kategori ini. Kemudian akasia daun kecil Acacia auriculiformis A. juga masuk dalam kategori buruk dengan tingkat kerusakan paling besar yaitu 38,83 dengan jumlah tiga pohon dalam kategori ini. Selain kedua pohon itu juga ada sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen, dan Bunga kupu-kupu Bauhinia purpurea L. yang berkategori buruk. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan kurang baik dan kurang sehat, serta memerlukan banyak tindakan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya. Pohon lokal dengan kondisi fisik baik dengan nilai serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik antara 15 ≤ T 30 dialami oleh pohon sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen, bungur Lagerstroemia speciosa Auct., dungun Heritiera littoralis Korth dan nyamplung Calophyllum Inaphyllum L.. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan cukup baik serta memerlukan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya. Pengelolaan Hutan Kota UI dibiarkan tumbuh seperti hutan alam dengan berbagai kompetisi tumbuhnya. Kerusakan pohon yang sering ditemukan adalah keropos yang merupakan kerusakan lebih lanjut dengan adanya tunnel sebagai indikator keberadaan rayap. Gejala kerusakan biasanya dimulai dari bagian pohon yang berdekatan dengan tanah seperti daerah perakaran. a b c d Gambar 22. Kerusakan pada pohon yang terjadi di Hutan Kota UI a klorosis, b gerowong yang menyebabkan pohon tumbang, c pemakuan pada pohon, d jamur Ganoderma pada pohon Sengon Hutan Kota Srengseng Hutan Kota Srengseng memiliki tingkat kerusakan paling sedikit di antara dua hutan kota lainnya yaitu 15 dari total 13 pohon, diantaranya adalah kapuk randu Ceiba pentandra L. dan akasia daun besar Acacia mangium Willd. Kerusakan yang banyak terjadi pada batang pohon di hutan kota ini adalah gerowong dan batang lapuk. Kerusakan pada cabang dan daun adalah patah cabang dan nekrosis Gambar 23. Pada Hutan Kota Srengseng, akasia daun besar Acacia mangium Willd banyak tumbuh di blok yang tergenang oleh air yang menyebabkan akar akan mati karena kekurangan oksigen. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan kurang baik dan kurang sehat, serta memerlukan banyak tindakan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya. Kerusakan mekanik yaitu patah cabang juga banyak terjadi di hutan kota ini. a b c Gambar 23. Kerusakan pada pohon yang terjadi di Hutan Kota Srengseng a patah cabang, b nekrosis, c gerowong pada batang Jenis pohon lokal dengan kondisi fisik baik dengan nilai serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik antara 15 ≤ T 30 dialami oleh pohon ketapang Terminalia catappa Linn., sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen, dan kemiri Aleurites moluccana L. Willd. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan cukup baik serta memerlukan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya. Serupa dengan Hutan Kota UI, Hutan Kota Srengseng dalam pemeliharaannya juga dibiarkan alami tanpa pengelolaan yang intensif. Hutan Kota PT. JIEP Nilai tingkat kerusakan pohon di lapang pada Hutan Kota JIEP memiliki kategori buruk yang paling banyak diantara kedua hutan kota lainnya, yaitu sebesar 23 dari 13 pohon yang diteliti dialami oleh pohon kayu manis Cinnamomum burmannii C. Nees T. Nees C. Nees ex Blume dengan nilai 40.50 dan angsana Pterocarpus indicus Willd dengan nilai 41.55 dan 36.33. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan kurang baik dan kurang sehat, serta memerlukan banyak tindakan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya. Kerusakan yang banyak terjadi pada batang pohon di hutan kota ini adalah gerowong dan batang lapuk. Sedangkan kerusakan pada cabang dan daun adalah patah cabang, nekrosis dan klorosis Gambar 24. Gerowong yang ditemukan di Hutan Kota PT. JIEP paling parah terjadi pada kayu manis Cinnamomum burmanni C. Nees T. Nees C. Nees ex Blume dan angsana Pterocarpus indicus Willd. a b c Gambar 24. Kerusakan pada pohon yang terjadi di Hutan Kota PT. JIEP a patah cabang, b nekrosis, c hama pada daun Jenis pohon lokal dengan kondisi fisik baik dengan nilai serangan hama penyakit dan kerusakan mekanik antara 15 ≤ T 30 dialami oleh pohon bungur Lagerstroemia speciosa Auct., melinjo Gnetum gnemon L., akasia krasikarpa Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex Benth., dan kenari Canarium littorale Blume. Pohon dengan kategori ini dapat dikatakan cukup baik serta memerlukan perbaikan untuk mengurangi tingkat kerusakannya.

4.4 Analisis Fungsi Ekologis Pohon berdasarkan Tipe Hutan Kota Hutan Kota Universitas Indonesia

Hutan kota yang terdapat di dalam Kampus Universitas Indonesia ini pada dasarnya merupakan suatu kawasan hijau yang mampu mendukung lingkungan pendidikan. Hutan Kota UI yang dikenal dengan nama Mahkota Hijau yang difungsikan sebagai wilayah resapan air, wahana koleksi pelestarian plasma nutfah, wahan penelitian dan sarana rekreasi alam. Hutan Kota UI sebagai hutan kota yang terletak dalam kawasan pendidikan, Mahkota Hijau pada hakekatnya meliputi dua kepentingan, yaitu pembangunan dan pengembangan sarana penunjang pendidikan serta penelitian Universitas Indonesia, dan kemudian sebagai wahana koleksi dan konservasi plasma nutfah serta ekosistem perairan yang berperan sebagai wilayah resapan air dan tandon air. Menurut hasil wawancara dengan Dr. Tarsoen Waryono selaku salah satu pemrakarsa hutan kota di Kampus UI, sebagai wujud konsep di atas maka Mahkota Hijau tersusun menjadi tiga zona vegetasi yang mewakili keseluruhan wilayah Indonesia, yaitu : 1. Zona Vegetasi Asli Vegal, adalah inti Mahkota Hijau yang merupakan koleksi vegetasi alam setempat Jakarta-Depok. 2. Zona Wales Barat Walbar, yaitu daerah untuk pengembangan jenis vegetasi asli daerah Indonesia bagian barat. 3. Zona Wales Timur Waltim, yaitu daerah yang dikembangkan untuk jenis vegetasi asli dari daerah Indonesia bagian timur. Sebagai hutan kota yang berada di dalam kawasan pendidikan maka fungsi ekologis pohon di Hutan Kota UI seyogyanya disesuaikan dengan aktivitas yang dapat menunjang kegiatan pendidikan dan rekreasi di tengah padatnya aktivitas kampus bagi civitas akademik maupun masyarakat sekitar. Variabel fungsi ekologis pohon yang diteliti dalam pengamatan lapang sesuai dengan tipe Hutan Kota UI sebagai hutan kota penyangga lingkungan akademik diantaranya modifikasi suhu, peredam kebisingan, dan kontrol kelembaban udara. 1. Modifikasi Suhu Hutan Kota UI didominasi oleh pohon-pohon tinggi dan cukup rapat sehingga kawasan ini termasuk kawasan dengan suhu rendah di Kampus UI. Dari hasil penilaian, maka muncul kriteria kesesuaian fisik pohon terhadap kriteria fungsi ekologis modifikasi suhu. Kriteria dengan nilai sangat baik dari hasil penilaian terhadap 17 jenis pohon di kawasan ini yaitu 29 . Jenis pohon yang termasuk dalam kategori baik dalam kesesuaian terhadap karakter fungsi modifikasi suhu yaitu 71 dari 17 jenis pohon yang diamati Tabel 27. Tabel 27. Kriteria penilaian aspek fungsi modifikasi suhu No. Nama Lokal Nama Botani Kriteria Fungsi Modifikasi Suhu Skor Kategori K1 K2 K3 K4 K5 1. Akasia daun kecil Acacia auriculiformis A. 4 4 3 4 4 95,00 SB 2. Akasia daun besar Acacia mangium Willd 4 4 3 3 4 90,00 SB 3. Nangka Artocarpus heterophyllus Lamk. 3 3 3 4 2 75,00 BA 4. Bunga kupu- kupu Bauhinia purpurea L. 2 4 1 4 2 65,00 BA 5. Nyamplu ng Calophyllum Inaphyllum L. 2 2 3 4 2 65,00 BA 6. Flambo- yan Delonix regia Boj. Ex Hook. Raf. 4 4 1 4 4 85,00 SB 7. Keruing Dipterocarpus sp. 2 2 3 4 2 65,00 BA 8. Gmelina Gmelina arborea Roxb. 3 4 4 4 4 95,00 SB 9. Dungun Heritiera littoralis Aiton 3 2 3 4 3 75,00 BA 10. Karet Hevea brasiliensis Muell. 3 2 2 4 3 70,00 BA 11. Bungur Lagerstroemia speciosa Auct. 3 3 2 4 2 70,00 BA 12. Lamtoro Leucaena leucocephala Lamk de Wit 4 3 1 3 4 75,00 BA 13. Pacira Pachira aquatica Aubl. 3 2 2 4 3 70,00 BA 14. Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen 3 4 1 3 4 75,00 BA 15. Mahoni daun besar Swietenia macrophylla King. 4 3 3 4 3 90,00 SB 16. Mahoni daun kecil Swietenia mahagoni L. 4 2 2 4 3 80,00 BA 17. Kayu lara Xanthostemon F.v. Mueller 3 2 2 4 3 70,00 BA Rata-rata 77,06 BA Keterangan : K1 : Bermassa daun padat K2 : Berkanopi besar dan lebar K3 : Berdaun tebal K4 : Nilai tajuk K5 : Pohon relatif tinggi Pembobotan penilaian : Nilai 4 : Sangat Baik SB bila ≥ 81 kriteria terpenuhi