Pembuatan Matriks Internal-Eksternal IE

Gambar 25. Strategi yang intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal dapat menjadi strategi yang paling tepat David 2011. Strategi yang direkomendasikan untuk pengelolaan hutan kota yang berkaitan dengan intensif dan integratif ini adalah peningkatan kuantitas dan kualitas hutan kota. Peningkatan kuantitas hutan kota ini berkaitan dengan penambahan kawasan hutan kota sesuai dengan yang diamanatkan dalam PP 63 Tahun 2002 tentang hutan kota. Selain itu, peningkatan kualitas hutan kota di antaranya adalah pengembangan fasilitas hutan kota, peningkatan keragaman tanaman serta optimalisasi pengelolaan hutan kota. Gambar 25. Matriks IE tiga Hutan kota di DKI Jakarta

4.5.6 Penentuan Alternatif Strategi

Penentuan alternatif strategi dilakukan untuk menetukan langkah yang sebaiknya dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Faktor-faktor yang telah disusun dan analisis IE untuk orientasi strategi menuntun pada penyusunan strategis. Dari proses tersebut didapatkan 10 strategi alternatif dengan tiga strategi terhadap faktor kekuatan dan peluang strategi SO, satu strategi terhadap faktor kekuatan dan ancaman strategi ST, tiga strategi terhadap faktor kelemahan dan peluang strategi WO, dan tiga strategi terhadap faktor kelemahan dan ancaman WT. Setiap strategi dapat berkaitan lebih dari dua faktor yang saling berinteraksi Tabel 40. Tabel 40. Matriks strategi SWOT untuk pengelolaan hutan kota Internal Eksternal Strengths Kekuatan 1. Hutan kota sebagai laboratorium alam di perkotaan. 2. Hutan Kota berpotensi menjadi sumber pendapatan. 3. Kelembagaan pengelolaan hutan kota. 4. Dua dari tiga hutan kota berfungsi sebagai tempat rekreasi bagi warga kota. 5. Hutan kota memiliki keanekaragaman yang sedang yaitu Indeks Keragaman Shannon Wiener 1 H’ 3 dan jenis lokal yang masih mendominasi. Weakness Kelemahan 1. Belum optimalnya SDM untuk monitoring dan evaluasi. 2. Kurangnya ketegasan pengelola terhadap segala bentuk upaya penurunan kualitas hutan kota 3. Informasi yang kurang dari para pengelola mengenai jenis pohon lokal, cara budidaya, pemilihan fungsi pohon terhadap tipe hutan kota dan pengelolaannya. 4. Sarana dan prasarana hutan kota yang belum optimal sesuai dengan tipe hutan kota. 5. Alih fungsi lahan menjadi fungsi penggunaan lain yang harusnya diperuntukkan untuk RTH. Opportunities Peluang 1. Dasar hukum PP 63 Tahun 2002 dan Kepmen 71. 2. Jalinan kerjasamakemitraan dengan sektor privat, BUMNBUMSBUMD maupun masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan hutan kota. 3. Adanya kemauan pihak swasta untuk pembangunan lingkungan CSR. 4. Isu global warming dan aksi go green yang dapat mengurangi dampak lingkungan di Jakarta, salah satunya dengan cara pengembangan hutan kota. Strategi SO 1. Meningkatkan jenis tanaman lokal yang memiliki kondisi fisik pohon yang baik S1, S2, S5, O1, O2, O3, O4. 2. Meningkatkan keragaman jenis vegetasi dengan mengutamakan jenis lokal dan sesuai dengan tipe hutan kota S1, S5, O1, O2, O3, O4 . 3. Optimalisasi pengelolaan hutan kota dengan menjalin kerjasama dengan sektor privat, BUMNBUMSBUMD dan masyarakat S1, S2, S3, S4, O1, O2, O3, O4 . Strategi WO 1. Pelatihan bagi SDM di lapang agar berkompeten dan berdedikasi tinggi untuk monitoring dan evaluasi kondisi hutan kota W1, W2, W3, W5, O1. 2. Sosialisasi peranan hutan kota serta pemeliharaan dan pengelolaan hutan kota yang baik W1, W3, O1, O2, O4. 3. Membangun jalinan kerjasama dengan pemerintah maupun dengan pihak swasta untuk meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka peningkatan kualitas hutan kota W4, O1, O2, O3, O4 Threats Ancaman 1. Aktivitas pengunjung yang merusak hutan kota vandalisme. 2. Pencemaran lingkungan di sekitar hutan kota. 3. Tidak adanya insentif yang konkrit dan konsisten untuk pengelolaan hutan kota. 4. Belum optimalnya political will pemerintah yang mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota. Strategi ST 1. Pemilihan jenis tanaman sesuai dengan tipe hutan kota S1, S4, S5, T2, T4. Strategi WT 1. Penetapan insentif yang konkrit dan konsisten bagi pihak privat swasta dan masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas hutan kota W1, T3. 2. Pemantapan political will yang mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota W1, W2, W3, T3. 3. Peningkatan ketegasan pengelola terhadap segala bentuk upaya penurunan kualitas hutan kota W2, W5, T1.