Hutan Kota Srengseng Sejarah Singkat
Aksesibilitas
Hutan Kota Srengseng terletak pada akses jalan Srengseng Raya, yang dapat dicapai melalui jalan tol Merak-Jakarta, Jalan Kebayoran Lama dan Cileduk
Raya. Sisi utara dan selatan hutan tersebut berbatasan langsung dengan jalan raya dan sungai Pesanggarahan, dan bagian lainnya dibatasi dengan kawasan
permukiman terutama dari kelompok sosial menengah dan penduduk asli kawasan tersebut.
Hutan Kota Srengseng mudah dicapai karena kawasan ini terletak pada akses Jalan Srengseng Raya yang dapat ditempuh melalui jalan Tol Jakarta-Merak
Keluar dari pintu Tol Kebun Jeruk, kemudian juga dapat dicapai melewati Jalan Kebayoran Lama dan Jalan Ciledug Raya. Sedangkan untuk angkutan umum yang
dapat digunakan untuk mencapai lokasi ini adalah Kopaja Nomor 609 Jurusan Blok M - Meruya, Metromini Nomor 85 Jurusan Kali Deres - Lebak Bulus, dan
Mikrolet Nomor 02 Jurusan Grogol - Kelapa Dua.
Kondisi Fisik Kawasan
Berdasarkan Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta 2011, konfigurasi fisik kawasan ini merupakan hamparan dataran dengan kemiringan
lereng 0-3 7,4 ha, landai dengan kemiringan lereng 8-25 2,1 ha dan sisanya merupakan hamparan gelombang agak landai dengan kemiringan lereng
25 1,2 ha. Tapak memiliki topografi yang bervariasi yaitu area datar, landai dan agak curam. Pohon-pohon yang tumbuh di area yang cekung jika dialiri air
yang drainasenya kurang baik karena berbentuk memutar di dalam kawasan hutan kota dari Kali Pesanggrahan dan akan menuju blok rawa. Pada areal yang datar
terdapat areal bekas pembuangan sampah.
Geologi dan Tanah
Kawasan ini merupakan bagian dari formasi alluvial, endapan pematang pantai dan tuf banten. Tanah terbentuk dari bahan volkan berumur kuarter, berupa
tufa endestik sampai basaltik dan bahan aluviokolovium dari daerah sekitarnya. Bahan tersebut sebagian besar berupa liat dan debu. Kondisi air tanahnya
dipengaruhi oleh infiltrasi yang baik, karena daya dukung porositas dan permeabilitas tanah yang relatif baik Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI
Jakarta 2011.
Iklim dan Hidrologi
Data iklim berdasarkan BMKG tahun 2011 yang diukur dari stasiun klimatologi Cengkareng, diantaranya suhu maksimum sebesar 31,7
C, suhu minimum sebesar 24,0
C, dan suhu rata-rata sebesar 27,4 C. Kemudian
kelembaban maksimum sebesar 94 , kelembaban minimum sebesar 57,5 dan
kelembaban rata-rata sebesar 76,1 . Kecepatan angin pada stasiun diukur sebesar
5,6 ms. Curah hujan pada tapak adalah 884,3 mm dan insentitas penyinaran
matahari sebesar 46,8 . Menurut Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta 2011 sistem drainase secara alami, aliran air banyak menuju ke danau
yang terdapat di Hutan Kota Srengseng. Sebagian yang lain menuju Kali Pesanggrahan, ke arah jalan raya dan permukiman.
Habitat dan Komponen Hayati
Habitat kawasan hutan kota ini, terdiri dari tiga bentuk ekosistem Gambar 12 yaitu perairan situ, fasilitas penunjang tata hijau dan bentuk konfigurasi
lapangan yang relatif beragam dalam bentuk hutan kota Gambar 10. Jenis yang dikembangkan merupakan koleksi dari berbagai jenis tumbuhan yang dinilai dapat
berfungsi sebagai penyangga kehidupan dan kenyamanan serta merupakan kawasan resapan air untuk kepentingan tata air tanah hidrologis. Di dalam hutan
kota ini masih terdapat penanaman baru yang biasanya suka ditanam apabila ada acara tertentu Gambar 13.
Gambar 10. Tegakan pohon dalam Hutan Kota Srengseng
Gambar 11. Fasilitas taman bermain bagi anak-anak
Satwa liar yang dijumpai pada lokasi Hutan Kota Srengseng meliputi jenis burung air raja udang Halyon chloris, burung emprit Longchura sp. dan
berbagai jenis kadal Mabuai sp., biawak Varanus salvator, ular tanah, ular air, tikus Raffus sp. dan katak. Sedangkan beberapa jenis serangga yang ditemukan
meliputi kupu-kupu kuning, belalang, gangsir dan orong-orong.
Gambar 12. Perpaduan ekosistem danau dan hutan kota di Srengseng
Gambar 13. Penanaman baru di Hutan Kota Srengseng
Fungsi dan Manfaat
Hutan kota Srengseng selain berfungsi sebagai kawasan lindung baik flora dan fauna, juga dimanfaatkan sebagai kawasan rekreasi, wahana penelitian plasma
nutfah, sarana bermain dan pelatihan bagi petugas pengelola hutan kota di seluruh DKI Jakarta dan sekitarnya. Kawasan ini terletak di tengah kawasan permukiman
padat penduduk, dengan kepadatan penduduk 10.793,3 jiwaKm
2
berdasarkan data BPS tahun 2012, sehingga kawasan ini berpotensi tinggi sebagai kawasan
rekreasi warga di tengah padatnya aktivitas sehari-hari. Hal ini dicerminkan pada fasilitas yang dimiliki hutan kota ini diantaranya taman bermain Gambar 12, dan
fasilitas wall climbing. Hutan Kota Srengseng pada hakekatnya merupakan tipe hutan konservasi dan resapan air.