Ancaman Identifikasi Faktor Eksternal
2. Pencemaran lingkungan di sekitar hutan kota.
3. Tidak adanya insentif yang konkrit dan konsisten untuk pengelolaan hutan
kota. 4.
Belum optimalnya political will pemerintah yang mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota.
Setelah penentuan faktor internal dan faktor eksternal kemudian dilakukan perangkingan dan pembobotan oleh tiga orang responden terpilih yang
mengetahui kondisi hutan kota di DKI Jakarta serta dapat memberikan penilaian sesuai dengan keahlian yang dimiliki, pihak dari Kementrian Kehutanan dan
pihak dari Kebun Raya Bogor. Setelah itu dilakukan pembuatan matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE, kemudian
dilakukan pencocokan, lalu penentuan alternatif strategi dan strategi pengelolaan.
4.5.3 Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE
Matriks IFE dan EFE dapat dibuat melalui tahapan penentuan peringkat dan pembobotan tiap faktor terlebih dahulu Lampiran 2 dan 3. Hasil dari
penentuan peringkat dan pembobotan dikalikan agar didapat skor IFE dan EFE Tabel 38 dan Tabel 39. Seluruh skor bobot pada setiap faktor baik internal
maupun eksternal dijumlahkan agar mendapatkan skor bobot total yang kemudian akan digunakan pada tahap selanjutnya.
Tabel 38. Matriks IFE Simbol
Faktor Strategis Internal Rating Bobot Skor
Faktor Kekuatan Strength S1
Hutan kota sebagai laboratorium alam di perkotaan.
4 0,09
0,36 S2
Hutan Kota
berpotensi menjadi
sumber pendapatan.
3 0,05
0,15 S3
Kelembagaan pengelolaan hutan kota. 4
0,13 0,52
S4 Dua dari tiga hutan kota berfungsi sebagai
tempat rekreasi bagi warga kota. 3
0,07 0,21
S5 Hutan kota memiliki keragaman yang sedang
yaitu Indeks Keragaman Shannon Wiener 1 H’
3 dan jenis tanaman lokal yang masih mendominasi.
4 0,12
0,48
Faktor Kelemahan Weakness W1
Belum optimalnya SDM untuk monitoring dan evaluasi.
1 0,12
0,12 W2
Kurangnya ketegasan aparat terhadap segala bentuk upaya penurunan kualitas hutan kota.
1 0,10
0,10 W3
Informasi yang kurang dari para pengelola mengenai jenis pohon lokal, cara budidaya dan
fungsi pohon terhadap tipe hutan kota serta pengelolaannya.
1 0,12
0,12
W4 Sarana dan prasarana Hutan kota yang belum
optimal sesuai dengan tipe hutan kota. 2
0,08 0,16
Lanjutan Tabel 38. Simbol
Faktor Strategis Internal Rating Bobot Skor
W5 Alih fungsi lahan menjadi fungsi penggunaan
lain yang harusnya diperuntukkan untuk RTH. 1
0,12 0,12
Total 24
1,00 2,34
Tabel 39. Matriks EFE Simbol
Faktor Strategis Eksternal Rating Bobot Skor
Faktor Peluang Opportunity O1
Dasar hukum PP 63 Tahun 2002 dan Kepmenhut RI 71 Tahun 2009.
4 0,18
0,72 O2
Jalinan kerjasamakemitraan dengan sektor privat,
BUMNBUMSBUMD maupun
masyarakat untuk
berpartisipasi dalam
pengembangan hutan kota. 4
0,14 0,56
O3 Adanya
kemauan pihak
swasta untuk
pembangunan lingkungan CSR. 3
0,11 0,33
O4 Isu global warming dan aksi go green yang
dapat mengurangi dampak lingkungan di Jakarta, salah satunya dengan cara pengembangan hutan
kota. 4
0,10 0,40
Faktor Ancaman Threats T1
Aktivitas pengunjung yang merusak hutan kota vandalisme.
4 0,16
0,64 T2
Pencemaran lingkungan di sekitar hutan kota. 3
0,11 0,33
T3 Tidak adanya insentif yang konkrit dan konsisten
untuk pengelolaan hutan kota. 4
0,10 0,40
T4 Belum optimalnya political will pemerintah yang
mengikat terhadap pengembangan jenis pohon lokal di hutan kota.
4 0,10
0,40
Total 30
1,00 3,78