Tahap Analisis Keragaman Jenis Tanaman

Gambar 4. Tahapan Penelitian Rekomendasi Pengelolaan bagi Konservasi Keragaman Tanaman pada Hutan Kota di DKI Jakarta Hutan Kota di Jakarta yang telah dikukuhkan oleh pejabat berwenang Struktur Hutan Kota Keragaman tanaman Fungsi ekologis pohon berdasarkan tipe hutan kota Kondisi Fisik Pohon Analisis kesehatan pohon Pendaftaran nama lokal dan nama latin Pecarian asal-usul pohon melalui studi literatur Analisis jenis pohon lokal yang potensial 1. Analisis vegetasi 2. Indeks keragaman Analisis keanekaragaman hayati pada hutan kota Fungsi ekologis pohon sebagai : 1. Modifikasi suhu 2. Peredam kebisingan 3. Kontrol kelembaban udara Pengamatan kondisi fisik pohon berdasarkan : 1. Kerusakan akibat HPT 2. Kerusakan mekanik Fungsi ekologis pohon sebagai : 1. Modifikasi suhu 2. Peredam kebisingan 3. Kontrol kelembaban udara 4. Penahan angin 5. Penyerap polutan Analisis fungsi pohon berdasarkan masing-masing tipe hutan kota FGD dan Wawancara Pengelolaan Hutan Kota di DKI Jakarta untuk Analisis SWOT Fungsi ekologis pohon sebagai : 1. Modifikasi suhu 2. Peredam kebisingan 3. Kontrol kelembaban udara Keragaman jenis tanaman Pendaftaran jenis pohon yang diamati di lapang Hutan kota Penunjang Akademik Hutan kota Kawasan Rekreasi Hutan kota Penyangga Kawasan Industri Kesehatan Pohon Hutan Kota UI Hutan Kota Srengseng Hutan Kota PT. JIEP 15 Parameter yang ingin diketahui dari kegiatan analisis vegetasi ini adalah sebagai berikut: 1 Petak contoh pancang 5m x 5m: komposisi jenis, diameter setinggi dada Dbh. 2 Petak contoh tiang 10m x 10m: komposisi jenis, diameter setinggi dada Dbh, tinggi tajuk. 3 Petak contoh pohon 20m x 20m: komposisi jenis, diameter setinggi dada Dbh, tinggi tajuk. Adapun batasan tingkat pertumbuhan tanaman yang dibatasi pada jenis pohon, yaitu sebagai berikut : Pancang Saplings merupakan tumbuhan yang mempunyai diameter batang kurang dari 10 cm dan tinggi lebih dari 1,5m. dalam kelompok ini termasuk pula perdu, dan anakan pohon. Tiang Poles adalah pohon yang mempunyai diameter batang antara 10 - 20 cm, dengan batasan ini tumbuhan memanjat, berkayu, palmae dan bambu yang mempunyai diameter seperti ketentuan tersebut termasuk dalam kelompok ini. Pohon Tree adalah tumbuhan yang mempunyai diameter batang 20 cm. 3.4.2. Analisis Vegetasi Untuk mengetahui struktur dan komposisi jenis tanaman dilakukan pengukuran kekayaan spesies Nowak, Crane, Stevens, Hoehn, Walton, Bond 2008, maka pada masing-masing plot pengamatan dilakukan analisis kerapatan, frekuensi, dan dominasi untuk setiap jenis tumbuhan. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut Indriyanto 2006 : Kerapatan suatu jenis K = Jumlah individu suatu jenis Luas petak contoh Kerapatan relatif suatu jenis KR = Kerapatan suatu jenis x 100 Kerapatan seluruh jenis Frekuensi suatu jenis F = Jumlah sub – petak ditemukan suatu jenis Jumlah seluruh sub-petak contoh Frekuensi relatif suatu jenis FR = Frekuensi suatu jenis x 100 Frekuensi seluruh jenis Dominansi suatu jenis D = Jumlah luas bidang dasar suatu jenis Luas area sampel Dominansi relatif suatu jenis DR = Dominansi suatu jenis x 100 Dominansi seluruh jenis Selanjutnya dihitung nilai Indeks Nilai Penting INP untuk mengetahui jenis dan tingkat tumbuhan yang dominan dengan rumus sebagai berikut : Pancang, Tiang, Pohon : INP = KR + FR + DR Secara kuantitatif, gambaran kualitas tegakan dapat dilihat berdasarkan indeks keragaman. Indeks keragaman Shannon Cassatella, Peano 2011; Indriyanto 2006; Gonard, Romane, Regina and Leonardi 2004; Nowak 1993 : Keterangan: H 1 = Indeks Diversitas Shannon ni = Jumlah nilai penting satu jenis N = Jumlah nilai penting seluruh jenis ln = Logaritme natural bilangan alami Nilai perhitungan indeks keragam H tersebut menunjukkan bahwa jika: H 1 : Keragaman spesies rendah 1 H 3 : Keragaman spesies sedang H 3 : Keragaman spesies tinggi 3.4.3 Asal-usul Pohon Inventarisasi pada tahap ini juga difokuskan pada pendaftaran seluruh jenis pohon pada tiga hutan kota didaftarkan jenis-jenis pohon yang ditemui di plot sampel. Seluruh jenis pohon yang didaftarkan kemudian dicari asal-usulnya dengan cara studi literatur berdasarkan Prosea Plant Resources of South East Asia, IUCN red list http:www.iucnredlist.org dan World Agroforestry Centre http:www.worldagroforestrycentre.org . Analisis jenis pohon yang akan direkomendasikan adalah jenis pohon lokal, yaitu pohon yang berasal dari daerah Malesia.

3.5 Tahap Analisis Kondisi Fisik Pohon

Struktur hutan kota juga didasarkan pada empat karakteristik yaitu daerah batang DBH, spesies, kondisi pohon, dan lokasi Nowak et al. 2008. Pada tahapan struktur hutan kota juga dilakukan penilaian kualitas fisik pohon kondisi pohon yang dilakukan dengan skoringnilai dan deskriptif. Pengamatan ini dibatasi pada pohon peneduh berukuran dewasa dengan diameter di atas 10 cm. Pengamatan kondisi fisik pohon yang dilakukan berdasarkan keadaan visual keseluruhan pohon dengan penekanan pada bagian pangkal akar yang berada di permukaan tanah, batang, daun dan percabangan. Pengamatan dengan skoringnilai dilakukan untuk kerusakan hama dan penyakit tanaman dan kerusakan mekanik. Pengamatan secara deskriptif berdasarkan pengamatan visual di lapang dilakukan untuk kerusakan teknik. Sistem penilaian kerusakan pohon berdasarkan sistem skoringnilai sebagai berikut: 1 Kerusakan yang disebabkan hama dan penyakit tanaman Pengamatan kerusakan yang disebabkan hama dan penyakit tanaman dibagi menjadi 2 bagian pengamatan pada pohon, adalah : a kerusakan disebabkan hama dan penyakit pada pangkal akar di permukaan tanah dan batang Tabel 5; b kerusakan disebabkan hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun Tabel 6. Tabel 5. Skoring kerusakan disebabkan hama dan penyakit tanaman pada pangkal akar dan batang No. Kerusakan Hama dan Penyakit Nilai 1. Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 2. Adanya kerusakan hama dan penyakit 1 3. Adanya Tumbuhan parasit jamur, benalu 2 4. Batang keringlapuk; Akar keringlapuk 3 5. Batang busuk; Akar busuk 4 6. Gerowongkeropos yang tampak 5 Sumber : Jumarni 2004 Tabel 6. Skoring kerusakan disebabkan hama dan penyakit tanaman pada cabang dan daun No. Kerusakan Hama dan Penyakit Nilai 1. Tidak ada kerusakan hama dan penyakit 2. Adanya kerusakan hama dan penyakit 1 3. Tumbuhan parasit jamur, benalu 2 4. Klorosis 3 5. Nekrosis 4 6. Percabangan lapuk 5 Sumber : Jumarni 2004 Untuk masing-masing kerusakan terlebih dahulu ditentukan intensitas kerusakan yang terbagi dalam 5 skala nilai, yaitu : serangan kerusakan 0-20 dari bagian yang diamati : 0,2 serangan kerusakan 21-40 dari bagian yang diamati : 0,4 serangan kerusakan 41-60 dari bagian yang diamati : 0,6 serangan kerusakan 61-80 dari bagian yang diamati : 0,8 serangan kerusakan 81-100 dari bagian yang diamati : 1,0 Untuk gerowong intensitas serangan ditentukan berdasarkan besar diameter gerowong kemudian dinilai dalam skala nilai, yaitu : diameter gerowong 5 cm : 0,2 diameter gerowong 5- 20 cm : 0,4 diameter gerowong 21 - 40 cm : 0,6 diameter gerowong 41 - 60 cm : 0,8 diameter gerowong 60 cm : 1,0 2 Kerusakan mekanik Kerusakan mekanik merupakan kerusakan pada pohon yang disebabkan oleh kontak dengan benda-benda fisik gesekan, goresan, benturan, dan sebagainya. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan sistem nilai Tabel 7.