Kondisi Fisik Pohon PEMBAHASAN

menerus dan akhirnya lambat laun kehilangan bentuk normalnya Arifin dan Arifin 2005. Keluarnya tubuh jamur mengindikasikan bahwa serangan pada pohon telah berlangsung lama, tingkat serangan sudah parah. Jamur ini menyebabkan busuknya perakaran pohon sehingga tanaman mati. Cara mengatasi jamur akar merah ini yaitu dengan menebang pohon yang sakit, membongkar tunggak kemudian akarnya dibakar. Selain itu, juga dapat menggunakan fungisida pada bekas tanaman atau pohon yang diserang, sedangkan upaya pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan cara pembuatan parit isolasi, serta penggunaan pestisida. Selain itu penebangan juga dapat dilakukan jika intensitas serangan tinggi hampir semua bagian tanaman diseranglebih dari 70 bagian tanaman diserang atau sudah sangat parah dan tanaman berumur lebih dari 5 tahun, maka dilakukan tebangan. Pada Hutan Kota Srengseng, akasia daun besar Acacia mangium Willd banyak tumbuh di blok yang tergenang oleh air yang menyebabkan akar akan mati karena kekurangan oksigen. Kondisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan akasia yang kurang cocok untuk tumbuh di daerah yang berair Khoiri 2004. Selain itu kerusakan yang ditemukan dan dapat mengakibatkan kefatalan adalah gerowong yang ada pada pangkal akar dan batang. Gerowong ini terbentuk karena timbulnya luka pada kulit pohon dan tidak langsung ditangani sehingga kulit pohon terserang oleh hama atau penyakit yang menimbulkan rongga pada batang. Gerowong paling parah terjadi pada kapuk randu Ceiba pentandra L.. Gerowong pun ditemukan di Hutan Kota PT. JIEP, kerusakan yang paling parah terjadi pada kayu manis Cinnamomum burmanni C. Nees T. Nees C. Nees ex Blume dan angsana Pterocarpus indicus Willd. Tumbuhan pengganggu yaitu benalu juga dijumpai di tiga hutan kota ini, benalu merupakan tumbuhan yang semi parasit yang hidupnya menempel pada tanaman inangnya serta mengambil sari makanan dari tanaman inangnya. Untuk memberantas benalu, dengan melakukan pembersihan terhadap pohon yang ditumbuhi oleh benalu dan membersihkan semua akarnya karena akar benalu yang tinggal dapat berkembang biak lagi Rusdianto 2008. Tipe kerusakan lain yaitu batang patah ditemui di tiga hutan kota ini. Batang patah yang dijumpai terjadi akibat bekas penebangan pemeliharaan, petir dan bekas patahan dari batang yang lapuk. Pemangkasan pemeliharaan dapat menimbulkan kerusakan lebih lanjut jika bekas pangkasan tidak dirawat. Batang patah ini jika tidak segera dilakukan perawatan akan menimbulkan infeksi dan kerusakan lainnya Miardini 2006. Selain itu, pemangkasan lokal pada bagian tanaman yang terserang dipotong atau dipangkas juga perlu dilakukan, hasil pangkasan kemudian dikumpulkan di suatu tempat yang terbuka dan aman, lalu dilakukan pembakaran. Gejala klorosis dan nekrosis sedikit dijumpai di tiga hutan kota. Pengontrolan dengan menggunakan pestisida perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah. Monitoring kondisi fisik pohon sebagai sistem pencegahan serangan hama dan penyakit merupakan tindakan deteksi dini dan preventif untuk mengetahui secara cepat hama dan penyakit yang menyerang sehingga dengan segera dapat dilakukan tindakan pemberantasan. Kerusakan mekanik yang terjadi di antaranya adalah vandalisme yang ditemukan di sekitar pohon antara lain adanya coretan menggunakan pulpen atau bahan lain, pohon yang dilubangi dan diberi tali serta pemakuan pohon untuk pemasangan papan. Cara untuk memperbaiki kondisi ini yaitu dengan membersihkan pohon dari benda – benda atau tulisan yang ada sehingga kondisi pohon tetap terjaga dengan baik. Kerusakan akibat mekanik akibat vandalisme ini sangat berpengaruh terhadap kondisi hutan kota itu sendiri. Hutan Kota UI merupakan hutan kota penyangga lingkungan akademik yang berada di dalam kawasan Kampus UI dan bersifat cukup tertutup sehingga vandalisme jarang terjadi pada hutan kota ini, sedangkan Hutan Kota Srengseng merupakan hutan kota rekreasi yang terbuka untuk umum dan sering menjadi area aktivitas masyarakat sehingga vandalisme lebih mudah terjadi di hutan kota ini. Para ahli seperti Andrewartha dan Birch mengemukakan bahwa densitas populasi berfluktuasi menurut faktor lingkungan seperti iklim dan cuaca meskipun tidak ada musuh – musuh alami faktor biotik Sembel 2010. Hal ini serupa dengan kerusakan pohon di Hutan Kota PT. JIEP sebagai kawasan penyangga industri akibat adanya pengaruh unsur lingkungan. Kerusakan pohon dapat timbul karena disebabkan oleh asap, gas beracun dari suatu industri. Gejala umum yang terlihat berupa perubahan warna dari daun discoloration, dan bila hal ini semakin parah maka daun - daun akan menjadi gugur dan lambat laun akhirnya pohon akan mati. Berdasarkan penelitian Rantung 2006, efek SO 2 , NO 2 dan debu pada pohon angsana Pterocarpus indicus Willd. dalam kawasan industri yang terjadi dalam waktu yang lama pada lapisan epidermis dan stomata daun, maka akan meningkatkan tingkat kerusakan, indeks kerusakan, jumlah dan indeks kerusakan stopmata serta klorofil daun angsana Pterocarpus indicus Willd.. Gejala yang muncul pada awalnya adalah daun terdapat bintik – bintik atau bercak yang berwarna putih dan semakin lama akan berubah warna kekuningan dan akhirnya berwarna coklat dan hitam. Di samping itu bintik – bintik atau bercak – bercak daun tersebut semakin lama akan semakin membesar pada daun Angsana Pterocarpus indicus Willd. sehingga tingkat kerusakan daun akan semakin parah dan akhirnya daun akan gugur.

5.3 Fungsi Ekologis Pohon berdasarkan Tipe Hutan Kota

Salah satu peranan hutan kota adalah sebagai penyangga daerah di sekitarnya dari penurunan kualitas lingkungan. Tanaman turut berperan dalam menjaga keseimbangan ekologis pada lingkungan. Tanaman dalam ekosistem berperan sebagai produsen utama yang mengubah energi surya menjadi energi potensial. Energi yang dihasilkan oleh vegetasi merupakan sumber hara mineral dan perubah terbesar lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan Irwan 2008. Beberapa fungsi ekologis tanaman antara lain modifikasi suhu udara, kontrol kelembaban udara, penahan angin, peredam kebisingan, kontrol polusi dan sebagai wadah keanekaragaman hayati. Hutan Kota UI merupakan hutan kota penyangga lingkungan akademik kampus, kawasan ini juga sering dijadikan tempat penelitian oleh mahasiswa, dan oleh sebab itu hutan kota ini memang direncanakan sebagai wahana koleksi pelestarian plasma nutfah, yang diupayakan dalam bentuk tiga ekosistem yaitu pepohonan yang berasal dari Wales Barat, pepohonan yang berasal dari Wales Timur dan vegetasi asli Jakarta dan sekitarnya Dinas Pertanian dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta 2011. Hutan kota UI juga dimanfaatkan sebagai wahana penelitian keanekaragaman hayati bagi mahasiswa biologi, farmasi, geografi, kimia dan fakultas sastra, serta sebagai kawasan rekreasi baik bagi masyarakat kampus maupun masyarakat sekitarnya. Berdasarkan kriteria fungsi ekologis pohon di Hutan Kota UI sebagai kawasan penyangga lingkungan pendidikan, seluruh kriteria pohon yaitu peredam kebisingan, kontrol kelembaban udara dan modifikasi suhu bernilai baik untuk memenuhi ketiga kriteria tersebut. Selain itu fungsi hutan kota sebagai plasma nutfah juga membantu sebagai penyuluhan mahasiswa tentang arti penting lingkungan tata hijau di wilayah perkotaan, Pramuka maupun pecinta alam Dinas Pertanian dan Kelautan Provinsi DKI Jakarta 2011. Hutan Kota Srengseng terletak di tengah permukiman penduduk sehingga sangat berguna menjadi tempat rekreasi bagi warga sekitar. Iklim mikro dan cuaca suatu kota dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Di Amerika Serikat, dampak adanya gejala pulau panas perkotaan telah diukur dan disebabkan oleh area luas yang menyerap panas permukaan yang dikombinasikan dengan jumlah tinggi energi yang digunakan dalam kota. Semua ekosistem alami RTH di daerah perkotaan akan membantu untuk mengurangi perbedaan ini. Oleh sebab itu keberadaan vegetasi sangat penting. Sebuah pohon besar dapat mentranspirasikan air 450 literhari dan mengkonsumsi 1.000 MJ energi panas untuk menggerakkan proses evaporasi Bolund dan Hunhammar 1999. Kebisingan akibat lalu lintas dan sumber – sumber lain dapat menciptakan masalah kesehatan bagi masyarakat di daerah perkotaan. Jarak dari sumber kebisingan merupakan salah satu faktor kunci dalam hal ini. Faktor lainnya adalah karakter tanah, hamparan rumput dapat menurunkan 3 dB A dibandingkan dengan perkerasan beton. Mengembangkan area dengan tanah lunak dan area bervegetasi dapat menurunkan tingkat kebisingan. Vegetasi juga berkontribusi sebagai penghalang intrusi visual dari lalu lintas sehingga dampaknya menjadi berkurang dan pohon yang evergreen sangat penting dalam hal ini Bolund dan Hunhammar 1999. Berdasarkan hasil penelitian Hutan Kota Srengseng memenuhi kriteria dengan baik untuk meredam kebisingan. Kota merupakan lingkungan yang penuh dengan tekanan bagi warganya. Aspek rekreasi yang memungkinkan untuk bermain dan beristirahat menjadi jasa lingkungan yang paling dihargai di perkotaan. Salah satunya adalah keberadaan ruang terbuka hijau dengan campuran nilai kultural dan estetika. Keberadaan binatang seperti burung dan ikan juga diperhitungkan dalam hal ini sebagai bentuk wadah keanekaragaman hayati. RTH sangat penting bagi psikologis. Salah satu contohnya adalah studi tentang respon seseorang yang berada di bawah tekanan dalam lingkungan yang berbeda Ulrich, Simons, Losito, Fiorito, Miles dan Zelson dalam Bolund dan Hunhammar 1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika seseorang yang menjadi eksperimen dibawa ke suatu lingkungan yang alami, terjadi penurunan tingkat stress yang cepat, sedangkan jika seseorang tersebut dibawa ke lingkungan perkotaan maka tingkat stress tetap tinggi atau bahkan meningkat. Studi ini menyiratkan bahwa ruang terbuka hijau dapat meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis warga kota. Kawasan industri PT. JIEP mempunyai tipe hutan kota penyangga kawasan industri dengan luas sebesar 8,9 hektar yang telah dikukuhkan oleh SK Gubernur. Namun dengan luas kawasan industri sebesar 570 hektar dan letak hutan kota yang terpusat pada satu lokasi saja maka luas hutan kota ini dirasa kurang untuk mengurangi pencemaran yang terjadi akibat aktivitas industri di