Teori Basis Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

31 Asumsi utama dalam analisis LQ menurut Widodo 2006 bahwa semua penduduk di setiap daerah mempunyai pola permintaan yang sama dengan pola permintaan pada tingkat daerah referensi pola pengeluaran secara geografis adalah sama, produktifitas tenaga kerja adalah sama dan setiap industri menghasilkan barang yang sama homogeny pada setiap sektor.

2.6. Teori Shift-Share

Analisis Shift-Share adalah salah satu teknik kuantitatif yang biasa digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relative terhadap struktur ekonomi wilayah administrative yang lebih tinggi sebagai pembanding atau referensi. Untuk tujuan tersebut, analisis ini menggunakan 3 informasi dasar yang berhubungan satu sama lain yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi referensi propinsi atau nasional national growth effect, yang menunjukkan bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi nasional terhadap perekonomian daerah. Kedua, pergeseran proporsional proportional shift, yang menunjukkan perubahan relative kinerja suatu sektor di daerah tertentu terhadap sektor yang sama di referensi propinsi atau nasional. Pergeseran proporsional Proportional shift disebut juga pengaruh bauran industry industry mix. Pengukuran ini memungkinkan kita untuk mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industry- industri yang tumbuh lebih cepat dibandingkan perekonomian yang dijadikan referensi. Ketiga, pergeseran diferensial differential shift yang memberikan informasi dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah local dengan perekonomian yang dijadikan referensi. Jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industry tersebut relative lebih tinggi daya saingnya dibandingkan industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan referensi. Pergeseran diferensial ini disebut juga pengaruh keunggulan kompetitif Widodo, 2006.

2.7. Perencanaan Strategik

Secara singkat, berdasar rangkuman dari beberapa pustaka antara lain: Bryson, 1988; Bryson dan Einsweiler, 1988; Gordon, 1993; Djunaedi, 1995, 32 perencanaan strategis untuk sektor publik mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1 dipisahkan antara rencana strategis dengan rencana operasional. Rencana strategis memuat antara lain: visi, misi, dan strategi arahan kebijakan; sedangkan rencana operasional memuat program dan rencana tindakan aksi; 2 penyusunan rencana strategis melibatkan secara aktif semua stakeholders di masyarakat dengan kata lain, pemerintah bukan satu- satunya pemeran dalam proses perencanaan strategis; 3 tidak semua isu atau masalah dipilih untuk ditangani. Dalam proses perencanaan strategis, ditetapkan isu-isu yang dianggap paling strategis atau fokus-fokus yang paling diprioritaskan untuk ditangani; 4 kajian lingkungan internal dan eksternal secara kontinyu dilakukan agar pemilihan strategi selalu up to date berkaitan dengan peluang dan ancaman di lingkungan luar dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan yang ada di lingkungan internal Djunaedi, 2001. Tahapan manajemen strategik diawali dengan perumusan strategi. Strategi dirumuskan melalui tahapan: 1 analisis arah, yaitu untuk menentukan visi-misi-tujuan jangka panjang yang ingin dicapai, 2 analisis situasi, yaitu tahapan membaca situasi dan menentukan Kekuatan- Kelemahan-Peluang- Ancaman yang menjadi dasar perumusan strategi, 3 penetapan strategi, yaitu tahapan untuk identifikasi alternatif dan memilih strategi yang akan dijalankan. Tahap selanjutnya setelah perumusan strategi adalah implementasi strategi, yaitu membuat rencana pencapaian sasaran dan rencana kegiatan program dan anggaran yang sesuai dengan visi-misi- tujuan dan strategi yang telah ditetapkan Tripomo dan Udan, 2005.