diluar pemerintah daerah dan agribisnis subsektor unggulan sebagai pihak eksternal
Secara lengkap matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 6. Menurut David 2002 langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah
sebagai berikut: 1. Daftar peluang eskternal
2. Daftar ancaman ekternal 3. Daftar kekuatan internal
4. Daftar kelemahan internal 5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan
mencatat hasilnya Strategi SO. 6. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan
mencatat hasil Strategi WO. 7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
mencatat hasil Strategi ST. 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal
dan mencatat hasil WT.
Tabel 4. Matriks SWOT Strengths-Weaknesses-Opportunities- Threats
Faktor Internal
Faktor Eksternal Kekauatan S
1. Daftar kekuatan 2.
Kelemahan W 1. Daftar kelemahan
2. Peluang O
1. Daftar peluang 2.
STRATEGI S-O Menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan peluang STRATEGI W-O
Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang Ancaman T
1. Daftar ancaman 2.
STRATEGI S-T Menggunakan
kekuatan untuk
menhindari ancaman STRATEGI W-T
Meminimalkan kelemahan
dan menghindari ancaman
3.5.2 Road Map Strategy
Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT diatas, selanjutnya dipetakan ke dalam bentuk road map strategy. Menurut Baga
2009 pendekatan ini dapat menjelaskan beberapa hal yang mendasar, yaitu :
1. Road map menunjukkan adanya prioritas penanganan suatu strategi dibandingkan strategi lainnya. Pendekatan road map tetap menganggap
penting ke semua strategi yang berhasil dirumuskan pada tahapan sebelumnya. Adapun prioritas akan terlihat pada urgensi penanganan yang
lebih dahulu. 2. Road map menunjukkan adanya hubungan sekuensial antara satu strategi
dengan lainnya. Hal ini untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran yang menyebabkan inefisiensi dan inefektivitas strategi tersebut.
3. Dalam hal-hal tertentu hubungan sekuensial antara satu strategi dapat mengarah pada hubungan resiprokal, dimana implementasi satu strategi
sangat tergantung dan juga sangat mempengaruhi implementasi strategi lainnya.
4. Satu hal yang tidak kalah pentingnya, bahwa pembuatan road map akan menjelaskan time-frame implementasi masing-masing strategi dalam
periode waktu tertentu.
BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN C IANJUR
4.1. Kondisi Geografis
Secara geografis Kabupaten Cianjur terletak di tengah Propinsi Jawa Barat, dengan jarak 65 km dari ibukota Provinsi Jawa Barat
Bandung dan 120 km Ibu Kota Negara Jakarta serta terletak diantara 60
21’ - 7025’ Lintang selatan dan 1060-107025’ Bujur Timur. Terletak antara 7-2.962 meter diatas permukaanlaut. Kabupaten Cianjur memiliki
luas wilayah 350.148 hektar dengan luas tanah sawah 65.483 hektar dan luas lahan darat 284.665 hektar.
Batas wilayah Kabupaten Cianjur sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta, sebelah barat
berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, dan sebelah Timur berbatasan
dengan wilayah Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Secara topografis Kabupaten terbagi kedalam 3 tiga bagian
yaitu Cianjur bagian Utara, Tengah dan Selatan dengan jumlah kecamatan sebanyak 32 kecamatan, 342 desa dan 6 kelurahan di wilayah kota
Cianjur. Cianjur bagian Utara merupakan dataran tinggi terletak di kaki Gunung Gede dengan ketinggian 2.963 meter diatas permukaan laut,
wilayahnya meliputi daerah Puncak dengan ketinggian sekitar 1.450 m, Kota Cipanas kecamatan Cipanas dan Kecamatan Pacet dengan ketinggian
sekitar 1.110 m, serta kota cianjur dengan ketinggian sekirat 450 m diatas permukaan laut. Sebagian besar wilayah ini merupakan daerah dataran
tinggi pegunungan dan sebagian lagi merupakan dataran yang digunakan untuk areal perkebunan dan pesawahan. Cianjur bagian tengah
merupakan daerah perbukitan, tetapi juga terdapat dataran rendah persawahan, perkebunan yang dikelilingi oleh bukit-bukit kecil dengan
keadaan struktur tanahnya labil sehingga rentan terhadap pergeseran tanah