Analisis Skalogram Metode Analisis Data

sekolahan, kantor pemerintahan dan sejenisnya. Pada penelitian ini analisis skalogram menggunakan sistem skoring. Adapun penilaian kelengkapan fasilitas-fasilitas tersebut dilakukan dengan cara: Haerudin dalam Harimadhona, 2003: 1. Fasilitas perkotaan ekonomi, sosial, pemerintahan yang ada terdiri dari komponen-komponen fasilitas. Misalnya, fasilitas ekonomi terdiri dari: komponen fasilitas perbankan, pasar, tokokios, koperasi, industri, hotel, rumah makan, perusahaan bus, SPBU, PLN, Telkom, dan PDAM. Kemudian tiap komponen dibagi lagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan kebutuhan. Pembagian tersebut didasarkan pada skala pelayanan atau tolok ukur lain, sesuai dengan komponen yang bersangkutan. Contoh: komponen fasilitas perbankan, nilai yang diberikan berdasarkan skala pelayanan kepada masyarakat. Untuk komponen fasilitas Tokokios, SPBU, hotel, rumah makan didasarkan pada banyaknya fasilitas tersebut. Untuk komponen fasilitas pendidikan dari TK, SLTP, SMU, dan perguruan tinggi didasarkan pada tingkat lembaga pendidikan. 2. Tiap komponen fasilitas berdiri sendiri, sehingga skor yang dihasilkan tidak bergantung antara komponen fasilitas yang satu dengan komponen fasilitas yang lain. Masing-masing komponen memiliki skor tersendiri. 3. Nilai dari tiap komponen fasilitas merupakan penjumlahan dari nilai- nilai kelas dari komponen fasilitas. Untuk komponen fasilitas nilai yang terkecil adalah 10, sedangkan untuk kelas dari komponen nilai yang terkecil adalah 1. 4. Nilai yang diberikan berlaku sama bagi komponen fasilitas yang tersebar di masing-masing kecamatan yang diteliti. Hal ini yang menyebabkan penetapan nilai tidak akan berpengaruh terhadap perolehan skor di tiap kecamatan, melainkan akan dipengaruhi oleh banyaknya fasilitas perkotaan yang dimiliki. Tahapan analisis penilaian fasilitas dilakukan dengan cara: 1. Menginventarisir berbagai fasilitas perkotaan pada tiap kecamatan dan disusun sesuai dengan kelompoknya, yaitu ekonomi, sosial, dan pemerintahan. 2. Tiap kelompok tersebut dihitung nilainya dengan menggunakan skor melalui tahapan sebagai berikut. a Menyusun urutan-urutan komponen fasilitas misalnya: perbankan, pasar, toko, koperasi, dan lain-lain yang terdapat di kecamatan berdasarkan pada urgensinya komponen fasilitas tersebut bagi fungsi pelayanan perkotaan. Sebagai contoh, untuk fasilitas ekonomi perkotaan, perbankan ditempatkan pada urutan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pertokoan. Alasannya adalah komponen fasilitas perbankan mempunyai korelasi yang positif dengan besarnya kota, sesuai dengan skala ekonominya. b Tiap komponen fasilitas dibagi dalam beberapa kelas yang disesuaikan dengan skala pelayanan. Contoh: Telkom sebagai salah satu komponen fasilitas ekonomi perkotaan dibagi dalam 3 kelas yang memiliki skor berbeda. 1. Sentral Telepon Otomat memiliki skor 5. 2. Wartel memiliki skor 3. 3. Telepon Umum memiliki skor 2 3. Penilaian terhadap tingkat kelengkapan fasilitas suatu kecamatan merupakan penjumlahan nilai dari tiap fasilitas.

3.4.2. Analisis Location Quotient LQ

Untuk menentukan sektor basis dan non basis di Kabupaten Cianjur digunakan metode analisis Location Quotient LQ. Metode LQ merupakan salah satupendekatan yang umum digunakan dalam model ekonomi basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan dari PDRB Kabupaten Cianjur yang menjadi pemacu pertumbuhan. Metode LQ digunakan untuk mengkaji kondisi perekonomian,mengarah pada identifikasi spesialisasi kegiatan perekonomian. Sehingga nilai LQ yang sering digunakan untuk penentuan sektor basis dapat dikatakan sebagai sektor yang akan mendorong tumbuhnya atau berkembangnya sektor lain serta berdampak pada penciptaan lapangan kerja. Untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metodeyang mengacu pada formula yang dikemukakan oleh Bendavid-Val dalam Kuncoro2004:183 sebagai berikut: PDRBc ,i LQ = ΣPDRB C PDRB JABAR,i ΣPDRB JABAR Di mana: PDRB C,i = PDRB sektor i di Kabupaten Cianjur pada tahun tertentu. ΣPDRB C = Total PDRB di Kabupaten Cianjur pada tahun tertentu. PDRB JABAR,i = PDRB sektor i di Provinsi Jawa Barat pada tahun tertentu. ΣPDRB JABAR = Total PDRB di Provinsi Jawa Barat pada tahun tertentu. Berdasarkan formulasi yang ditunjukkan dalam persamaan di atas, maka adatiga kemungkingan nilai LQ yang dapat diperoleh Bendavid- Val dalam Kuncoro,2004:183, yaitu: 1. Nilai LQ = 1. Ini berarti bahwa tingkat spesialisasi sektor i di daerah Kabupaten Cianjur adalah sama dengan sektor yang sama dalam perekonomian Provinsi Jawa Barat