Kelayakan Investasi Usaha Peternakan Sapi Perah dan Usaha Pengembangan Biogas

Tabel 23 Hasil analisis sensitivitas peningkatan harga konsentrat dan perubahan tingkat suku bunga dalam integrasi usaha peternakan sapi perah dan usaha pengembangan biogas No Uraian Kriteria Investasi NPV Rp IRR Net BC Payback Periode tahun ke- 1 Peningkatan harga konsentrat 10 121 713 833 17 1.69 5 tahun 11 bulan 2 Peningkatan harga konsentrat 10 dan penurunan suku bunga menjadi 4 145 997 584 17 1.85 5 tahun 10 bulan 3 Peningkatan harga konsentrat 10 dan peningkatan suku bunga menjadi 6 118 441 256 17 1.67 7 tahun 11 bulan Sumber: Data primer diolah 2013 Tabel 23 memperlihatkan perubahan tingkat suku bunga menjadi 4 dan 6 serta peningkatan harga konsentrat 10. Peningkatan harga konsentrat sebesar 10 membuat NPV yang didapatkan menjadi 121 713 833, IRR sebesar 17, Net BC 1.69, serta payback periode selama 5 tahun 11 bulan. Berdasarkan hasil dari kriteria investasi yang didapatkan, usaha peternakan sapi perah dengan pengembangan biogas tetap layak untuk dilanjutkan walaupun mengalami peningkatan harga konsentrat sebesar 10. Ketika tingkat suku bunga diturunkan menjadi 4 dan harga konsentrat meningkat 10 didapatkan nilai NPV sebesar Rp 145 997 584, IRR meningkat menjadi 17, Net BC diperoleh sebesar 1.85 dan payback periode selama selama 5 tahun 10 bulan. Apabila terjadi perubahan skenario berupa peningkatan tingkat suku bunga menjadi 6 dan meningkatnya harga konsentrat 10, nilai NPV, IRR, Net BC, dan payback periode pun masih layak. Nilai NPV menurun menjadi Rp 118 441 256, lalu pada IRR sebesar 17 dan nilai Net BC yang diperoleh menjadi 1.67, dan payback periode menjadi 7 tahun 11 bulan. Perubahan tingkat suku bunga dan meningkatnya harga konsentrat sebesar 10 pada integrasi usaha ternak sapi perah dengan pengembangan biogas masih layak 1,E+08 1,E+08 1,E+08 0,E+00 5,E+07 1,E+08 2,E+08 2,E+08 4 5,75 6 n il ai N PV R p persentase tingkat suku bunga NPV 17 17 17 5 10 15 20 4 5,75 6 n il ai IRR persentase tingkat suku bunga IRR 1,85 1,69 1,67 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 4 5,75 6 n il ai N e t B C persentase tingkat suku bunga Net BC 9,4 9,9 9,9 9 9,2 9,4 9,6 9,8 10 4 5,75 6 b u lan persentase tingkat suku bunga PP untuk dilanjutkan karena semua kriteria memenuhi syarat. Rincian perhitungan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan hasil perhitungan berbagai skenario di atas, maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat suku bunga, maka nilai NPV akan menurun, berbeda dengan IRR yang nilainya cenderung sama. Nilai Net BC menurun ketika tingkat suku bunga berubah dari 4 menjadi 5.75, begitu pula ketika suku bunga meningkat menjadi 6 Net BC menurun. Pada payback periode, didapatkan bahwa waktu pengembalian dari investasi yang ditanamkan kurang dari umur usaha proyek pengembangan biogas. Perbandingan pengaruh tingkat suku bunga berdasarkan skenario diatas terhadap kriteria investasi dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2 Perbandingan pengaruh tingkat suku bunga terhadap kriteria investasi

6.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruh Produksi Biogas dari Usaha Pengembangan Biogas

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan SPSS 16 diperoleh fungsi produksi biogas dari usaha pengembangan biogas. Model regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh produksi biogas yang dihasilkan dari usaha pengembangan biogas seperti jumlah kotoran ternak, jumlah air yang dihunakan, lama usaha pengembangan biogas, jumlah tenaga kerja, produksi terhadap produksi biogas dari usaha pengembangan biogas. Hasil estimasi data dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Hasil estimasi regresi produksi biogas dari usaha pengembangan biogas Variabel Koefisien t-Statistic P-Value VIF Konstan 6.647 7.907 0.000 X1 Jumlah kotoran ternak 0.305 2.895 0.006 1.292 X2 Jumlah air yang digunakan -0.096 -3.448 0.001 1.168 X3 Lama usaha 0.061 0.971 0.337 1.131 X4 Jumlah tenaga kerja 0.290 1.902 0.064 1.189 X5 Pendidikan 0.011 0.090 0.929 1.036 R² 37.6 R² adj 30.5 Sumber: Data primer diolah 2013

6.2.4.1 Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda 1.

Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data residual dalam suatu variabel yang akan digunakan dalam penelitian, untuk menguji apakah sisan menyebar nbormal dapat dilakukan melalui dua cara. Cara pertama ialah melihat normal probability plot dan histogram Lampiran 8, cara lainnya adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov Sminorv Lampiran 7 dengan hipotesis apabila Sisaan menyebar normal dan apabila sisaan tidak menyebar normal. Apabila p-value α, maka terima , jika p-value α maka yang terjadi adalah sebaliknya. α yang digunakan adalah 10. Berdasarkan hasil uji Kolmogorov Smirnov diperoleh bahwa nilai p-value yaitu sebesar 3.410 yang lebih besar dari α sebesar 10, maka dapat disimpulkan data yang dimiliki telah menyebar normal.

2. Uji Autokorelasi

Salah satu asumsi yang perlu dipenuhi dalam regresi linear berganda adalah tidak terjadinya masalah autokorelasi. Untuk memastikan tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan uji secara formal yaitu melelui uji Durbin Watson. Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai uji Durbin Watson adalah sebesar 1.781, karena hasil dari Durbin Watson berada pada selang antara 1.55 dan 2.46 dapat disimpulkan bahwa sisaan saling bebas atau tidak terjadinya autokorelasi Lampiran 6.

3. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat korelasi antar peubah bebasnya X. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor berdasarkan hasil estimasi regresi diperoleh nilai VIF sebesar 1.292; 1.168; 1.131; 1.189; 1.036 10 untuk peubah bebasnya jumlah ternak sapi perah, jumlah air yang digunakan, lama usaha pengembangan biogas, jumlah tenaga kerja, dan pendidikan sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing peubah tidak terdapat gejala multikolinearitas. 4. Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui ada atau tidak masalah heteroskedastisitas dapat diketahui melalui metode grafik yaitu melihat grafik sebar scatter plot dari variabel residual kuadrat dan variable independen. Selain melalui grafik, untuk menguji terjadi masalah heteroskedastisitas atau tidak dapat dilihat melalui uji baku, karena nilai p value 0.001 lebih kecil dari taraf nyata 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.

5. Uji t-statistik

Pengujian terhadap masing-masing variabel bebas dilakukan dengan uji t- statistik. Pengujian t-statistik dapat dilakukan dengan melihat nilai t-tabel atau nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas. Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa faktor jumlah kotoran ternak sapi berpengaruh nyata terhadap produksi biogas karena memiliki nilai t-statistik yang lebih kecil daripada taraf nyata 10, nilai t-statistiknya ialah sebesar 0.006. Selain jumlah kotoran ternak sapi, jumlah air yang digunakan, jumlah tenaga kerja pun berpengaruh nyata terhadap produksi biogas dari usaha pengembangan biogas, karena hasil t-statistik dibawah taraf nyata 10.

6. Uji F-Statistik

Nilai P dalam uji statistik F menunujukkan angka 0.001 yang berarti bahwa semua variabel bebas dalam model regresi ini secara simultan bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terkaitnya.