Pencemaran Limbah Ternak di Sungai Cikapundung
Proyek Pengembangan
Biogas di Desa Suntenjaya
Estimasi Nilai Kerugian
Ekonomi
Pendekatan Produktivitas
Biaya
Pengganti
Nilai Kerugian Ekonomi Akibat
Pencemaran Limbah Ternak
Kelayakan Analisis Finansial dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Biogas Dampak
Ekonomi dan Lingkungan
Analisis Biaya Manfaat
NPV IRR
Net BC PBP
Analisis Sensitivitas
Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis Penyerapan
TK Penghematan
Pengeluaran untuk Bahan
Bakar
Gambar 1 Alur kerangka pemikiran
Krisis Energi
Kebijakan Energi
Nasional
BPPT
Dampak Ekonomi dan Lingkungan dari
Proyek Pengembangan Biogas
Keberlanjutan Proyek
Pengembangan Biogas di Desa
Suntenjaya
Rekomendasi Pengembangan Biogas
Dampak Ekonomi
Dampak Lingkungan
Peningkatan Kualitas Air
dan Udara
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Daerah yang dipilih merupakan
salah satu sentra ternak yang mengakibatkan pencemaran sepanjang Sungai Cikapundung. Daerah ini juga sudah mengembangkan biogas dari limbah ternak
yang ada. Pengambilan data dilaksanakan selama bulan Maret 2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan yaitu dengan
melihat kondisi nyata di lapang dan wawancara langsung terhadap masyarakat dan pihak yang terkait dengan penelitian. Data primer yang dibutuhkan meliputi
kondisi Desa Suntenjaya sebelum dan sesudah adanya peternakan, karakteristik responden peternak, pengembangan biogas dari BPPT.
Data sekunder diperoleh dari laporan yang telah dipublikasikan maupun laporan yang tidak dipublikasikan yang bersumber dari BPPT, Desa Suntenjaya,
Biro Pusat Statistik BPS, penelitian terdahulu dan literatur yang terkait dengan penelitian serta media internet.
4.3 Penentuan Jumlah Responden
Metode pengambilan atau penentuan jumlah responden untuk diwawancara dilakukan secara sengaja purposive sampling dimana pengambilan sampel
dilakukan dengan memilih peternak yang telah menggunakan biogas. Jumlah responden ditentukan dengan rumus slovin berikut ini:
................................................................................7 Keterangan:
n = ukuran sampel, N = ukuran populasi,
e = batas maksimum kesalahan yang masih diterima, asumsi: 10
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2 200 KK, 100 KK telah menggunakan biogas di Desa Suntenjaya. Berdasarkan hasil perhitungan,
didapatkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 50 KK.
4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Data-data yang diperoleh akan diolah
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kerugian ekonomi, analisis kelayakan finansial, serta dampak ekonomi dan lingkungan menggunakan bantuan Microsoft
Excel 2007, sementara untuk analisis regresi linear berganda dengan OLS menggunakan software SPSS 16. Metode analisis data yang digunakan untuk
menjawab tujuan dalam penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks metode analisis data
No Tujuan Penelitian Sumber Data
Metode Analisis Data Jenis Data
1 Mengestimasi nilai
kerugian ekonomi akibat limbah ternak di
Desa Suntenjaya BPPT
Biaya Pengganti Sekunder
dan primer
2 Menganalisis
kelayakan analisis finansial dari proyek
pengembangan biogas di Desa Suntenjaya
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Peternak yang menggunakan
biogas di Desa Suntenjaya
Analisis Biaya dan Manfaat : NPV, IRR, Net
BC, PBP, Analisis Sensitivitas, dan Model
Regresi Berganda Primer
3 Mengidentifikasi
dampak ekonomi dan lingkungan yang
diperoleh dari adanya biogas di Desa
Suntenjaya Masyarakat
Desa Suntenjaya
Analisis Deskriptif kualitatif
Primer
Sumber: Data primer diolah 2013
4.4.1 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi
Estimasi nilai kerugian ekonomi menggunakan biaya pengganti Replacement Cost. Teknik ini secara umum mengidentifikasi biaya pengeluaran
untuk perbaikan lingkungan hingga mendekati keadaan semula. Biaya yang diperhitungkan untuk mengganti SDA yang rusak dan kualitas lingkungan yang
menurun atau karena praktrik pengelolaan SDA yang kurang sesuai, dapat menjadi dasar penaksiran manfaat yang diperkirakan dari suatu perubahan
Syarat – syarat untuk memenuhi teknik biaya penggantian, yaitu : 1 Suatu
fungsi SDAL sedapat mungkin diganti sama atau hampir sama. 2 Penggantian yang dilakukan harus dapat mengganti manfaat yang hilang sebagai akibat dari
SDAL yang terganggu, bukan manfaat yang hilang karena penggunaan yang dilakukan secara normal, dan 3 Pendekatan ini mengasumsikan bahwa manfaat
dari pengganti nilainya melampaui biaya yang dikeluarkan, kalau tidak demikian biaya tersebut dianggap tidak dikeluarkan. Dengan demikian, biaya pengganti
hanya menunjukkan penggunaan nilai minimum dari manfaat SDAL KLH 2012. Cara memperoleh biaya pengganti untuk mengestimasi nilai kerugian ekonomi
adalah dengan menggunakan pendekatan biogas. Dalam mengembangkan biogas diperlukan biaya investasi berupa reaktor biogas, kompor biogas, dan pipa
paralon, biaya investasi tersebut mengalami penyusutan setiap tahunnya. Selain biaya investasi, diperlukan biaya operasional berupa air. Biaya pengganti
diperoleh dari biaya penyusutan peralatan ditambah biaya operasional.
4.4.2 Analisis Biaya dan Manfaat Pengembangan Biogas dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
4.4.2.1 Analisis Biaya dan Manfaat Pengembangan Biogas
Data serta informasi yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer, yakni program Microsoft Excel 2007. Data dan
informasi tersebut sebelumnya dikelompokan kedalam biaya dan manfaat, kemudian dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
a Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan melakukan perhitungan secara finansial untuk mengetahui kelayakan usaha secara privat, dalam hal ini
kelayakan yang dilihat dari sudut pandang individu atau pelaku usaha peternakan. Perhitungan secara finansial ini menggunakan komponen biaya dan manfaat untuk
memudahkan pengelompokkan kedua bagian tersebut dan juga menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha secara kuantitatif.
Pada tujuan kedua ini akan dilakukan evaluasi proyek pengembangan biogas yang mana diinvestasikan dengan peternakan sapi perah. Proyek biogas ini telah