Lama Usaha Pengembangan Biogas Status Kepemilikan Usaha Pengembangan Biogas Jumlah Modal untuk Usaha Ternak

Tabel 11 Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dari usaha sapi perah No Jumlah Penghasilan juta Jumlah Responden Orang Persentase 1 1 9 18 2 1-2 35 56 3 2,1-3 2 8 4 3,1-4 4 10 Total 50 100 Sumber: Data primer diolah 2013 5.2.11 Keikutsertaan Pelatihan Biogas Seluruh responden yang mengikuti usaha pengembangan biogas telah mengikuti pelatihan biogas 100. Semakin banyak responden yang mengikuti pelatihan biogas, maka semakin besar keuntungan yang dimiliki, karena para responden akan memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai pengolahan maupun pengelolaan biogas. VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi

Bandung memiliki Gerakan Cikapundung Bersih untuk Sungai Cikapundung yang memiliki masalah utama sedimentasi hingga 1 juta tontahun. Banyaknya sampah dari limbah kotoran ternak, limbah rumah tangga, limbah industri yang masuk ke sungai, tidak tersedianya sempadan sungai serta alih fungsi lahan dalam periode 2005-2012 mengakibatkan rusaknya ekosistem dan bencana alam. Faktor utama dari masalah di Sungai Cikapundung ialah pencemaran. Pencemaran merupakan proses masuknya polutan ke dalam lingkungan yang ada di sekitar, baik berupa faktor abiotik benda mati maupun faktor biotik makhluk hidup sehingga menurunkan mutu lingkungan. Perlu diperhatikan dampak negatif dari pencemaran lingkungan, tanah, air, dan udara, namun yang menjadi perhatian utama dari pencemaran di Sungai Cikapundung ini adalah pencemaran oleh limbah ternak. BPPT terlibat dalam mengatasi limbah kotoran ternak di Sungai Cikapundung, dimana pada hulu di sungai tersebut terdapat sentra peternakan yang terletak di Desa Suntenjaya. Desa tersebut merupakan salah satu penyebab Sungai Cikapundung tercemar, sekitar 30 penduduknya hidup sebagai peternak, setiap hari mereka membuang kotoran sapi ke saluran-saluran yang bermuara ke Sungai Cikapundung. Setiap ekor sapi ternak menghasilkan 20-40 kg limbah yang kemudian dibuang ke sungai sehingga menyebabkan tingkat pencemaran tinggi, hal ini menyebabkan kerugian ekonomi karena adanya manfaat-manfaat dari Sungai Cikapundung yang hilang karena pencemaran sungai tersebut. Desa Suntenjaya sendiri telah memiliki pengolahan limbah, namun prinsip dari para peternak di desa tersebut salah, limbah yang digunakan untuk energi hanya digunakan sebagai keperluan rumah tangga, sehingga sisa dari limbah tersebut tetap dibuang ke sungai sehingga menyebabkan tingkat pencemaran yang tinggi. Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidakseimbangan ekosistem sungai, dan sebagainya. Hal tersebut merugikan faktor industri, yaitu PDAM Tirtawengi Kota Bandung yang memanfaatkan air Sungai Cikapundung