Uji Autokorelasi Pemenuhan Asumsi Regresi Linear Berganda 1.

6.2.4.2 Variabel yang Berpengaruh Secara Signifikan terhadap Pendapatan

dari Usaha Pengembangan Biogas Berdasarkan hasil uji t diketahui terdapat dua variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan dari usaha pengembangan biogas. Kedua variabel tersebut ialah:

1. Jumlah Kotoran Ternak Sapi

Variabel jumlah kotoran ternak signifikan pada taraf nyata 10 dengan tanda positif. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan jumlah kotoran ternak sapi sebanyak satu persen maka rata-rata produksi biogas dari usaha pengembangan biogas tersebut akan meningkat sebesar 0.305 persen. Hal ini dikarenakan jumlah kotoran ternak sapi merupakan faktor dari peternak dapat menjalankan usaha pengembangan biogas, semakin tinggi jumlah kotoran ternak maka akan meningkatkan produksi biogas dari usaha pengembangan biogas. Peternak yang memiliki jumlah ternak sapi yang banyak akan menghasilkan jumlah kotoran ternak lebih banyak, sehingga input yang dimasukan ke reaktor biogas semakin banyak. Produksi biogas yang dihasilkan pun akan lebih besar.

2. Jumlah Air yang Digunakan

Variabel jumlah air yang digunakan signifikan pada taraf nyata 10 dengan tanda negatif. Hal ini menunjukkan setiap kenaikan jumlah air yang digunakan sebanyak satu persen maka rata-rata produksi biogas dari usaha pengembangan biogas tersebut akan menurun sebesar 0.096 persen. Hal ini dikarenakan jumlah air yang digunakan hanya merupakan faktor pelengkap dari peternak untuk dapat menjalankan usaha pengembangan biogas, semakin tinggi jumlah air yang digunakan maka akan menurunkan produksi biogas dari usaha pengembangan biogas.

3. Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata dengan tanda positif terhadap produksi biogas pada usaha pengembangan biogas. Setiap peningkatan jumlah tenaga kerja akan mengkatkan rata-rata produksi biogas sebesar 0.290 persen. Meningkatnya jumlah tenaga kerja akan mendukung bertambahnya produksi biogas yang dihasilkan karena pengelolaan dalam usaha pengembangan biogas ini akan semakin baik. 6.3 Estimasi Dampak Ekonomi dan Dampak Lingkungan 6.3.1 Dampak Ekonomi Pemanfaatan limbah ternak sapi perah di Desa Suntenjaya memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat di kawasan tersebut. Berdasarkan persepsi responden bahwa manfaat dari pengelolaan limbah kotoran ternak menjadi biogas memiliki dampak ekonomi terhadap pendapatan peternak dan penghematan pengeluaran energi bagi peternak masyarakat yang menggunakan biogas. 6.3.1.1 Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Dalam analisis penyerapan tenaga kerja melihat banyaknya tenaga kerja yang terserap setelah adanya pemanfaatan biogas dari limbah ternak. Beberapa usaha ternak sapi perah yang ada dikelola oleh pemiliknya masing-masing tanpa adanya tenaga kerja tambahan. Berdasarkan hasil wawancara. 1. Tenaga kerja pria adalah 94 orang = 94 HOKhari 2. Tenaga kerja wanita adalah 1 orang = 0.8 HOKhari 3. Total HOK yang tersedia adalah 94.8 HOK Terdapat 94 total HOK dalam integrasi usaha ternak sapi perah dengan pangembangan biogas di Desa Suntenjaya. Desa Suntenjaya sendiri memiliki 2200 KK. 1. Tenaga kerja pria di Desa Suntenjaya adalah 2 200 orang = 2 200 HOKhari 2. Tenaga kerja wanita di Desa Suntenjaya adalah 2 200 orang = 1 760 HOKhari 3. Total HOK yang tersedia di Desa Suntenjaya adalah 3 960 HOK Jumlah HOK dalam setahun sebanyak 28 440, lalu jumlah tenaga kerja yang tersedia di Desa Suntenjaya adalah 3 960 HOK, sehingga penyerapan tenaga kerja untuk integrasi usaha ternak sapi perah dengan pengembangan biogas diperoleh dari jumlah HOK dalam satu tahun yang tersedia pada integrasi usaha ternak sapi perah dengan pengembangan biogas dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang tersedia di Desa Suntenjaya yang telah dikalikan dengan hari kerja dalam satu tahun. Maka, persentase penyerapan tenaga kerja dari adanya integrasi usaha ternak sapi perah dengan pengembangan biogas di Suntenjaya sebesar 1.96.