Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

27 akibat kemacetan. Berikut penjelasan mengenai dampak yang dirasakan supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan di Parung.

4.4.1.1 Analisis Dampak Sosial Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak sosial supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak sosial yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak sosial yang dirasakan berupa stres akibat peningkatan rasa emosional dan waktu produktif yang hilang atau waktu yang terkuras. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

4.4.1.2 Analisis Dampak Ekonomi Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak ekonomi supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak ekonomi yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak ekonomi yang dirasakan berupa pemborosan dalam pengeluaran biaya BBM dan penghasilan yang hilang akibat terjebak kemacetan. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

4.4.1.3 Analisis Dampak Lingkungan Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak lingkungan supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak lingkungan yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak lingkungan yang dirasakan berupa polusi udara, polusi suara, dan polusi lingkungan akibat terjebak kemacetan. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. 4.4.2 Besarnya Kerugian dari Pengeluaran BBM Supir Angkutan Kota dan Penghasilan Hilang Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan Besarnya kerugian yang dirasakan supir angkutan kota dan PKL terbagi dalam pengeluaran membeli BBM bagi supir angkutan kota dan penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota dan PKL. Berikut penjelasan mengenai perhitungan pengeluaran BBM supir angkutan kota dan penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan.

4.4.2.1 Pengeluaran BBM Supir Angkutan Kota

Perhitungan besarnya biaya untuk membeli BBM supir angkutan kota saat kondisi lalu lintas normal dan saat terjadi kemacetan dilakukan dengan cara mengagregatkan jumlah pengeluaran seluruh responden saat kendaraan mereka berada pada lalu lintas normal dan saat terjadi kemacetan lalu lintas, setelah itu 28 nilai yang sudah di agregatkan dibagi dengan jumlah responden yang didapat. Rata-rata pengeluaran supir angkutan kota dapat ditentukan menggunakan rumus rata-rata perkiraan contoh Walpole,1982: Rata-rata pengeluaran supir angkutan kota saat lalu lintas normal: ��� = � � �=1 � Rata-rata pengeluaran supir angkutan kota saat lalu lintas mengalami kemacetan: ��� ∗ = � � �=1 ∗ � Rata-rata kerugian pengeluaran BBM supir angkutan kota saat lalu lintas mengalami kemacetan: ��� = ��� ∗ −��� Keterangan: Ave X = Rata-rata pengeluaran supir angkutan kota saat lalu lintas normal Ave X = Rata-rata pengeluaran supir angkutan kota saat lalu lintas mengalami kemacetan Ave Y = Rata-rata kerugian pengeluaran BBM supir angkutan kota saat lalu mengalami kemacetan X i = Pengeluaran supir angkutan kota saat lalu lintas normal X i = Pengeluaran supir angkutan kota dan saat lalu lintas mengalami kemacetan i = 1, 2, 3, …, n, banyaknya peubah bebas dalam fungsi n = Jumlah responden supir angkutan kota

4.4.2.2 Penghasilan Hilang Loss of Earning Supir Angkutan Kota dan PKL

Menurut Walpole 1982, perhitungan penghasilan yang hilang loss of earning dapat menggunakan perhitungan nilai tengah atau rata-rata contoh. Berikut perhitungan penghasilan yang hilang akibat kemacetan yang dirasakan oleh supir angkutan kota dan PKL dengan menggunakan rata-rata contoh: Keterangan: Ave e = Rata-rata penghasilan responden Rpmenit e i = Penghasilan responden Rp t i = Durasi kemacetan menit Ave t = Rata-rata durasi kemacetan menittrip n = Jumlah responden Ave E = Rata-rata penghasilan yang hilang Rptrip ��� � = � � � �=1 � ��� � = ��� � ��� � ��� � = � � � �=1 � 29

4.4.3 Besarnya Nilai WTP Supir Angkutan Kota dan PKL

Menghitung nilai kesanggupan kesediaan membayar denda supir angkutan kota dan PKL atas pelanggaran yang telah dilakukan di sekitar simpang pasar Parung WTP menggunakan pendekatan Contingent Valuation Method CVM. Metode ini merupakan perhitungan langsung dalam menanyakan kemauan membayar WTP kepada supir angkutan kota dan PKL untuk perbaikan arus lalu lintas menggunakan kuesioner, dengan tahapan sebagai berikut: 1 Membuat Pasar Hipotetik Pasar hipotetik dibuat berdasarkan skenario bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor akan memberlakukan kebijakan baru dengan memberikan sanksi berupa denda kepada supir angkutan kota dan pedagang kaki lima PKL yang melakukan kegiatan di badan dan bahu jalan karena menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di Parung, dimana selama ini belum ada peraturan yang ditetapkan pemerintah secara jelas dan tegas mengenai sanksi berupa denda atas pelanggaran yang dilakuan supir angkutan kota dan PKL di bahu dan badan jalan. Pertanyaan dalam pasar hipotetik yang dibentuk dalam skenario adalah: 2 Mendapatkan penawaran Besarnya Nilai WTP Metode yang digunakan untuk memperoleh nilai tawaran pada penelitian adalah bidding game dengan menanyakan langsung kepada responden besar maksimum WTP yang dibayarkan akibat kemacetan lalu lintas. Besarnya nilai WTP yang bersedia dibayarkan supir angkutan kota dan PKL menggunakan metode bidding game. Supir angkutan kota dan PKL ditawarkan nilai WTP mulai dari Rp 2.500,00 hingga Rp 10.000,00. Starting point nilai WTP berdasarkan tarif pelajar angkutan penumpang umum dengan jarak tempuh 11 Km yang berlaku di Kabupaten Bogor sebesar Rp 2.500,00. 3 Memperkirakan Nilai Tengah dan Nilai Rata-rata WTP Perhitungan rata-rata dan median dapat dilakukan setelah nilai WTP diketahui. Perkiraan rata-rata dihitung dengan rumus: � �� = ��� 68 �=1 68 “Bersediakah BapakIbuSaudarai berpartisipasi dalam bentuk kesediaan membayar denda untuk menanggulangi masalah kemacetan lalu lintas yang disebabkan adanya perilaku tidak tertib di jalan Parung?” 30 Keterangan: EWTP = Perkiraan rataan WTP WTPi = Jumlah tiap data WTP ke-i n = Jumlah responden 68 orang i = Responden ke-i yang bersedia membayar 3 Memperkirakan kurva WTP Pendugaan kurva WTP dilakukan menggunakan persamaan: WTP = fjumlah responden, besarnya nilai WTP Keterangan: Jumlah responden = Responden yang bersedia membayar WTP orang Besarnya nilai WTP = Nilai maksimal yang bersedia dibayarkan responden Rp 5 Menjumlahkan Data Penjumlahan data merupakan proses untuk mengkonversi nilai rata-rata penawaran terhadap populasi yang dimaksud. Nilai total WTP rata-rata responden dapat diketahui setelah menduga nilai tengah WTP. Rumus yang digunakan adalah: TWTP = WTPini 68 i=1 Keterangan: TWTP = Total WTP WTP = WTP individu ke-i n i = Jumlah sample ke-i yang bersedia membayar sebesar WTP i = Responden ke-i yang bersedia membayar 6 Mengevaluasi Penggunaan CVM Tahap ini memerlukan pendekatan seberapa besar tingkat keberhasilan dalam pengaplikasian CVM. Model CVM dievaluasi dengan melihat R-squares dari model OLS Ordinary least Square WTP.

4.4.4 Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP

Menurut Firdaus 2004, ekonometrika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan gabungan dari ilmu ekonomi, matematika, dan statistika untuk menganalisis teori ekonomi secara kuantitatif berdasarkan data empiris. Dalam regresi, yang perlu dilakukan pertama kali adalah menafsir fungsi regresi populasi-FRP population regression function atas dasar fungsi regresi sampel – FRS sample regression function seakurat mungkin. Ada beberapa metode yang