Tahapan Contingent Valuation Method CVM

24 kota dan PKL untuk mengetahui besarnya nilai kerugian nominal akibat kemacetan. Gambar 1 menyajikan kerangka pemikiran operasional penelitian. ------: Ruang lingkup penelitian Gambar 1 Kerangka pemikiran operasional penelitian Kegiatan Pelanggaran Aturan Fungsi Jalan di Simpang Pasar Parung, Kabupaten Bogor PKL Pedagang Kaki Lima Kemacetan Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Dampak Ekonomi Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP Deskriptif- Kualitatif dan Kuantitatif Perhitungan rata-rata Besarnya WTP Analisis Regresi Berganda Contingent Valuation Method CVM Kerugian Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Pengeluaran BBM Penghasilan hilang Loss of Earning Rekomendasi Mengatasi Masalah Kemacetan Supir Angkutan Kota 25

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekitar simpang pasar Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive baik langsung maupun tidak langsung, dengan pertimbangan bahwa jalan raya di sekitar simpang pasar Parung merupakan salah satu jalan di Kabupaten Bogor yang mengalami kemacetan dari waktu ke waktu. Pengambilan data primer di lapangan dilakukan dari awal Februari sampai Maret 2014 dan data didapatkan melalui kuesioner. Berikut peta lokasi penelitian pada Gambar 2. Sumber: Streetdirectory, 2014 Gambar 2 Lokasi penelitian

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini didukung dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer dilakukan dengan pengamatan dan wawancara langsung kepada supir angkutan kota dan pedagang kaki lima PKL dengan bantuan kuesioner. Data sekunder diperoleh dari pihak-pihak instansi terkait objek penelitian seperti BPS Jawa Barat, BPS Kabupaten Bogor, DLLAJ Kabupaten Bogor, Kecamatan Parung, Internet, Perpustakaan, dan berbagai penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

4.3 Metode Pengambilan Sample

Metode pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling , karena sample yang dipilih secara sengaja dan sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria sample yang dipilih dalam penelitian ini adalah supir 26 angkutan kota dan PKL, berusia minimal 17 tahun, melakukan kegiatan yang melanggar aturan fungsi jalan, serta merasakan kemacetan yang sering terjadi di jalan Parung. Pengambilan sample dilakukan secara purposive dengan melakukan wawancara terhadap responden yang ditemui disekitar simpang pasar Parung secara sengaja. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah 75 orang yang terdiri dari 45 orang supir angkutan kota dan 30 orang pedagang kaki lima PKL. Penetapan jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini telah memenuhi kaidah pengambilan sample secara statistik, karena ukuran sample n ≥ 30 bagaimanapun bentuk populasinya dan teori penarikan contoh menjamin akan di peroleh hasil yang baik dan mendekati sebaran normal Walpole, 1982.

4.4 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Data dan informasi yang didapat dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan program Microsoft Excel dan SPSS 16. Berikut adalah matriks metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Matriks metode pengolahan data No Tujuan Penelitian Alat Analisis Metode Pengumpulan Data 1 Menganalisis dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan supir angkutan kota dan PKL Deskriptif Kualitatif dan Kuantitatif Wawancara 2 Menghitung besarnya kerugian dari pengeluaran BBM supir angkutan kota dan penghasilan hilang bagi supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan Perhitungan Rata- rata dan Loss of Earning Wawancara 3 Menghitung besarnya nilai WTP supir angkutan kota dan PKL Contingent Valuation Method CVM Wawancara 4 Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP Analisis Regresi Berganda dengan SPSS 16 for Windows Wawancara

4.4.1 Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan

Supir Angkutan Kota dan PKL Data yang dimasukkan dalam analisis ini merupakan dampak yang dirasakan oleh supir angkutan kota dan PKL ketika mengalami kemacetan lalu lintas. Dampak yang dirasakan yaitu dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan 27 akibat kemacetan. Berikut penjelasan mengenai dampak yang dirasakan supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan di Parung.

4.4.1.1 Analisis Dampak Sosial Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak sosial supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak sosial yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak sosial yang dirasakan berupa stres akibat peningkatan rasa emosional dan waktu produktif yang hilang atau waktu yang terkuras. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

4.4.1.2 Analisis Dampak Ekonomi Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak ekonomi supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak ekonomi yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak ekonomi yang dirasakan berupa pemborosan dalam pengeluaran biaya BBM dan penghasilan yang hilang akibat terjebak kemacetan. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

4.4.1.3 Analisis Dampak Lingkungan Supir Angkutan Kota dan PKL

Analisis dampak lingkungan supir angkutan kota dan PKL memasukan data mengenai dampak lingkungan yang dirasakan saat terjebak kemacetan di Parung. Dampak lingkungan yang dirasakan berupa polusi udara, polusi suara, dan polusi lingkungan akibat terjebak kemacetan. Analisis dalam data ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. 4.4.2 Besarnya Kerugian dari Pengeluaran BBM Supir Angkutan Kota dan Penghasilan Hilang Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan Besarnya kerugian yang dirasakan supir angkutan kota dan PKL terbagi dalam pengeluaran membeli BBM bagi supir angkutan kota dan penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota dan PKL. Berikut penjelasan mengenai perhitungan pengeluaran BBM supir angkutan kota dan penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan.

4.4.2.1 Pengeluaran BBM Supir Angkutan Kota

Perhitungan besarnya biaya untuk membeli BBM supir angkutan kota saat kondisi lalu lintas normal dan saat terjadi kemacetan dilakukan dengan cara mengagregatkan jumlah pengeluaran seluruh responden saat kendaraan mereka berada pada lalu lintas normal dan saat terjadi kemacetan lalu lintas, setelah itu