Dampak Lingkungan Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan

56 3,5 rit dalam sehari. Oleh karena itu, kemacetan dapat menyebabkan hilangnya penghasilan bagi supir. Kemacetan juga menyebabkan hilangnya penghasilan bagi pedagang kaki lima PKL. Kemacetan membuat para PKL terlambat menuju tempat usaha mereka dan menjadi telat untuk membuka usaha. Hal tersebut sebenarnya akan membuat mereka kehilangan penghasilan karena telat dalam membuka usahanya yang seharusnya membuka usaha pukul 06:00 atau 07:00 WIB karena tejebak kemacetan menjadi pukul 08:00 atau 09:00 WIB, mungkin saja terdapat pembeli atau pelanggan yang akan membeli karena telat dalam membuka usahanya mereka akan kehilangan penghasilan yang seharusnya didapat dari pembeli atau pelanggan tersebut. Hasil penelitian terhadap 75 responden yang terdiri dari 45 orang supir angkutan kota dan 30 orang pedagang kaki lima PKL, didapatkan perhitungan penghasilan yang hilang akibat kemacetan. Berdasarkan data yang diperoleh, rata- rata penghasilan supir angkutan kota per bulan yaitu Rp 2.537.778,00 dan PKL sebesar Rp 9.186.667,00 per bulan. Rata-rata jumlah jam kerja per hari supir angkutan kota dan PKL yaitu 9 jam. Rata-rata jumlah hari kerja per minggu supir angkutan kota dan PKL yaitu 7 hari. Rata-rata jumlah jam kerja supir angkutan kota per bulan yaitu 270 jam, jika rata-rata jam kerja per hari dikalikan dengan jumlah hari dalam satu bulan yaitu 30 hari. Rata-rata penghasilan supir angkutan kota per jam yaitu Rp 9.399,18, jika rata-rata penghasilan per bulan supir angkutan kota dibagi dengan jumlah jam kerja per bulan. Rata-rata penghasilan supir angkutan kota per menit yaitu sebesar Rp 156,65, jika rata-rata penghasilan per jam supir angkutan kota dibagi dengan 60 menit per jam dimana 1 jam sama dengan 60 menit. Total durasi kemacetan yang dialami supir angkutan kota yang menjadi responden yaitu 1.435 menit per trip. Rata-rata durasi kemacetan yang di alami supir angkutan kota yaitu 31,89 menit per trip, jika total durasi kemacetan yang di alami supir angkutan kota yang menjadi responden dibagi dengan jumlah responden yaitu 45 orang. Rata-rata penghasilan supir angkutan kota yang hilang akibat kemacetan dalam satu kali jalan atau per trip yaitu sebesar Rp 4.995,57. Rata-rata penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota per hari yaitu Rp 57 44.960,13, jika rata-rata penghasilan yang hilang per trip dikalikan dengan rata- rata jumlah trip per hari yaitu 9 trip. Total penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota per hari yaitu sebesar Rp 71.126.925,66, jika rata-rata penghasilan yang hilang per hari dikalikan dengan jumlah kendaraan yang memiliki lintasan trayek asal tujuan Parung tahun 2013 DLLAJ Kab. Bogor, 2014 yaitu sebanyak 1.582 unit kendaraan dengan asumsi jumlah supir sama dengan jumlah kendaraam tersebut. Total penghasilan yang hilang bagi supir angkutan kota per bulan yaitu Rp 2.133.807.770,00 dan per tahun sebesar Rp 25.605.693.238,00. Rata-rata jumlah jam kerja PKL per bulan yaitu 270 jam, jika rata-rata jam kerja per hari dikalikan dengan jumlah hari dalam satu bulan yaitu 30 hari. Rata- rata penghasilan PKL per jam yaitu Rp 34.024,69, jika rata-rata penghasilan per bulan PKL dibagi dengan jumlah jam kerja per bulan. Rata-rata penghasilan PKL per menit yaitu sebesar Rp 567,11, jika rata-rata penghasilan per jam PKL di bagi dengan 60 menit per jam dimana 1 jam sama dengan 60 menit. Total durasi kemacetan yang di alami PKL yang menjadi responden yaitu 440 menit per trip. Rata-rata durasi kemacetan yang di alami PKL yaitu 14,67 menit per trip , jika total durasi kemacetan yang di alami PKL yang menjadi responden dibagi dengan jumlah responden yaitu 30 orang. Rata-rata penghasilan PKL yang hilang akibat kemacetan dalam satu kali jalan atau per trip yaitu sebesar Rp 8.319,50. Rata-rata penghasilan yang hilang bagi PKL per hari yaitu Rp 16.639,00, jika rata-rata pengahasilan yang hilang per trip dikalikan dengan rata- rata jumlah trip per hari yaitu 2 trip. Total penghasilan yang hilang bagi PKL per hari yaitu sebesar Rp 1.763.734,00, jika rata-rata penghasilan yang hilang per hari dikalikan dengan jumlah PKL yang ada di Parung pada bulan September tahun 2013 berjumlah 106 orang. Total penghasilan PKL yang hilang per bulan yaitu sebesar Rp 52.912.020,00 dan per tahun sebesar Rp 634.944.240,00. Berikut hasil perhitungan penghasilan supir angkutan kota dan PKL yang hilang akibat kemacetan dapat dilihat pada Tabel 18. 58 Tabel 18 Penghasilan supir angkutan kotadan PKL yang hilang akibat kemacetan Supir Angkutan Kota orang PKL orang Rata-rata penghasilan per bulan Rp a 2.537.778,00 9.186.667,00 Rata-rata jumlah jam kerja per hari jam b 9 9 Rata-rata jumlah hari kerja per minggu hari c 7 7 Rata-rata jumlah jam kerja per bulan 30 hari x rata-rata jam kerja per hari jam d = 30 hari x b 270 270 Rata-rata penghasilan per jam Rata-rata penghasilan per bulan : jam kerja per bulan Rpjam e = a : d 9.399,18 34.024,69 Rata-rata penghasilan per menit Rata-rata penghasilan per jam : 60 menit per 1 jam Rpmenit f = e : 60 menit per 1 jam 156,65 567,11 Total durasi kemacetan menit per trip g 1.435 440 Jumlah responden h 45 30 Rata-rata durasi kemacetan menit per trip i = g : h 31,89 14,67 Rata-rata penghasilan yang hilang satu kali jalan Rp per trip j = g x f 4.995,57 8.319,50 Rata-rata perjalanan per hari trip k 9 2 Rata-rata penghasilan yang hilang per hari Rp l = j x k 44.960, 13 16.639,00 Jumlah Kendaraan dan PKL m 1.582 106 Total penghasilan yang hilang per hari Rp n = l x m 71.126.925,66 1.763.734,00 Total penghasilan yang hilang per bulan Rp o = n x 30 hari 2.133.807.770,00 52.912.020,00 Total penghasilan yang hilang per tahun Rp p= o x 12 bulan 25.605.693.238,00 634.944.240,00 Keterangan: = 1 jam: 60 menit = Jumlah rata-rata perjalanan supir untuk 4,5 rit yaitu 9 trip = Jumlah rata-rata perjalanan PKL untuk 1 rit yaitu 2 trip = Jumlah lintasan trayek dan jumlah kendaraan asal tujuan Parung tahun 2013 oleh Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan DLLAJ Kab. Bogor, 2014 = Jumlah pedagang kaki lima PKL berdasarkan inventarisir data pedagang kaki lima di Jln Raya H. Mawi Parung bulan September tahun 2013 oleh Kecamatan Parung, 2014 Potensi ekonomi yang hilang dari pengeluaran BBM yang meningkat bagi supir angkutan kota dan penghasilan hilang bagi supir angkutan kota dan PKL merupakan nilai yang tidak pernah diketahui sebelumnya oleh mereka. Oleh karena itu, dengan adanya penelitian ini setidaknya mereka bisa mengetahui besarnya total kerugian dari pengeluaran membeli BBM yang meningkat dan penghasilan yang hilang akibat kemacetan. Berdasarkan perhitungan didapatkan total kerugian akibat kemacetan di Parung yaitu sebesar Rp 154.126.360,00 per hari, per bulan sebesar Rp 4.623.790.790,00, dan per tahun sebesar Rp 55.485.489.478,70.