Jenis Pekerjaan Karakteristik Responden

51 bensin bertambah saat terjebak kemacetan dan boros bensin hanya dirasakan oleh supir karena mereka lebih banyak melakukan perjalanan dibandingkan dengan PKL. Sebanyak 45 supir angkutan kota 100 dari total supir angkutan kota yang menjadi responden merasakan pengeluaran yang bertambah untuk membeli bensin boros bensin. Seluruh supir angkutan kota yang menjadi responden setuju kemacetan menyebabkan bensin kendaraan mereka boros, hal tersebut dikarenakan mereka harus menambah uang bensin agar beroperasi sesuai jumlah rit biasanya. Sebanyak 56 responden menyatakan kemacetan menyebabkan penghasilan mereka hilang yang terdiri dari 43 supir angkutan kota 95,6 dari total supir angkutan kota yang menjadi responden dan 13 orang PKL 43,3 dari tota PKL yang menjadi responden. Supir angkutan kota mengeluhkan penghasilan mereka berkurang akibat kemacetan karena mereka harus menambah uang bensin untuk beroperasi seperti biasanya atau harus mengurangi operasioanal rit kendaraan mereka yang biasanya rata-rata 4,5 rit saat terjebak kemacetan menjadi 3,5 rit. PKL juga merasakan penghasilan hilang akibat kemacetan, kemacetan menyebabkan waktu berjualan mereka berkurang yang seharusnya terdapat pelanggan atau pembeli yang akan membeli karena adanya keterlambatan PKL dalam membuka usaha menyebabkan penghasilan yang mereka terima pun berkurang.

6.1.3 Dampak Lingkungan Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan

Hasil penelitian terhadap 45 supir angkutan kota dan 30 PKL di sekitar simpang pasar Parung menunjukkan, kemacetan situasi yang cukup merugikan berdampak pada kondisi lingkungan mereka. Umumnya, setiap responden yang mengalami kemacetan secara langsung memberikan tanggapan yang negatif. Dampak negatif terhadap kondisi lingkungan akibat kemacetan bagi supir angkutan kota dan PKL dapat dilihat pada Gambar 13. 52 Gambar 13 Persepsi supir angkutan kota dan PKL mengenai dampak lingkungan Gambar 13 menunjukkan, sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa kemacetan menyebabkan polusi udara udara menjadi kotor, selain itu responden juga merasakan polusi suara kebisingan, dan polusi lingkungan mutu lingkungan yang turun: tidak nyaman, semrawut, dan tidak segar akibat kemacetan. Sebanyak 70 orang responden 93,3 dari total responden menganggap kemacetan menyebabkan polusi udara udara menjadi kotor yang terdiri dari 40 orang supir angkutan kota 88,89 dari total supir angkutan kota yang menjadi responden dan 30 orang PKL 100 dari total PKL yang menjadi responden. Selain polusi udara yang dirasakan oleh supir angkutan kota dan PKL akibat kemacetan, polusi suara kebisingan dan polusi lingkungan mutu lingkungan yang turun: tidak nyaman, semrawut, dan tidak segar dirasakan juga oleh supir angkutan kota dan PKL. Sebanyak 34 orang supir angkutan kota 75,55 dari total supir angkutan kota yang menjadi responden dan 23 orang PKL 76,66 dari total PKL yang menjadi responden setuju bahwa kemacetan menyebabkan polusi suara kebisingan. Sebanyak 45 supir angkutan kota 100 dari total supir angkutan kota yang menjadi responden dan 19 orang PKL 63,33 dari total PKL yang menjadi responden menyatakan kemacetan menyebabkan polusi lingkungan mutu lingkungan yang turun: tidak nyaman, semrawut, dan tidak segar. 6.2 Kerugian Pengeluaran Biaya BBM Supir Angkutan Kota dan Penghasilan yang Hilang Supir Angkutan Kota dan PKL akibat Kemacetan Kerugian ekonomi supir angkutan kota akibat kemacetan lalu lintas di Parung berupa pengeluaran biaya BBM yang semakin meningkat dibanding saat keadaan normal dan merasakan penghasilan hilang karena waktu produktif yang 10 20 30 40 50 Polusi Udara Polusi Suara Polusi Lingkungan Polusi Udara Polusi Suara Polusi Lingkungan Supir Angkutan Kota Pedagang Kaki Lima Re spo n d en