14 Polusi udara yang timbul akibat kemacetan dan peningkatan populasi
jumlah kendaraan merupakan ambient stresor stresor yang berhubungan dengan lingkungan paling berbahaya yang pasti ditemui disemua kota besar di dunia
terutama negara berkembang. Polusi juga dapat mempengaruhi perilaku sosial melalui efek fisiologis atau psikologis Halim, 2008.
Menurut Malik 2011, kemacetan dapat membawa dampak buruk terhadap kualitas udara sekitar yang dikotori oleh asap kendaraan bermotor, terlebih lagi
untuk kendaraan-kendaraan tua yang belum diuji emisi, tetapi masih berkeliaran di kota yang memberi suplai besar akan racun karbon monoksida CO yang tak
dapat dinetralisir oleh udara. Racun tersebut disinyalir dapat menyebabkan pemanasan global Global Warming.
Boediningsih 2011, kemacetan menyebabkan gangguan lingkungan, seperti kerusakan jarak pandang, hujan asam, kerusakan panen dan bangunan,
serta perubahan cuaca.Bangun 2006, kemacetan menyebabkan tingginya polusi udara, polusi air, dan polusi suara.
Kemacetan sangat merugikan masyarakat, kebisingan menjadi efek yang muncul pada saat kemacetan terjadi, dimana suara mesin dan knalpot mobil yang
berlebihan dapat merusak gendang telinga masyarakat. Desibel yang muncul akibat suara atau bunyi tersebut dapat mempengaruhi jiwa dan perasaan
masyarakat dan tak jarang beberapa orang bisa menderita stres saat terjadi kemacetan. Salah satu efek lain yang dapat muncul sewaktu-waktu adalah
kriminalitas berupa tindak kejahatan perusakan kendaraan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab Malik, 2011.
Sugiyanto 2012, kemacetan muncul ketika volume lalu lintas melebihi kapasitas jalan atau simpang. Penambahan kendaraan menyebabkan tundaan
waktu perjalanan menjadi lebih lama dan mengakibatkan kenaikan biaya transportasi. Kemacetan menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar yang
diderita oleh masyarakat. Tundaan perjalanan mengurangi produktivitas ekonomi dan kualitas kehidupan.
Kemacetan menyebabkan penurunan kesehatan bagi masyarakat, masalah kesehatan yang diderita masyarakat akibat kemacetan adalah gangguan pernafasan,
saraf, kanker, penyakit jantung, dan penurunan IQ Boediningsih, 2011.
15 Bangun 2006, kemacetan menyebabkan waktu tempuh ke tempat kerja
semakin panjang, biaya perjalanan semakin tinggi akibat bertambahnya penggunaan BBM, dan menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja karena
stres dalam kemacetan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu mengenai kerugian masyarakat sudah cukup banyak dilakukan. Beberapa penelitian yang dijadikan referensi dalam penelitian ini
adalah pembahasan mengenai nilai kerugian dan nilai kesediaan membayar WTP. Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan Novianty 2013 dan Putri 2013, perbedaannya adalah tema, bahasan penelitian, dan lokasi penelitian. Persamaan penelitian ini dengan Novianty 2013
dan Putri 2013 adalah alat analisis yang digunakan yaitu Willingness to Pay WTP menggunakan tahapan Contingent Valuation Method CVM. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Sapta 2009 dan Marwan 2011 adalah lokasi penelitian dan alat analisis yang digunakan untuk menghitung
penghasilan yang hilang, alat analisis yang digunakan penelitian ini adalah loss of earnings. Persamaannya adalah menghitung kerugian masyarakat akibat
kemacetan lalu lintas. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Farhani 2011 adalah lokasi penelitian dan alat analisis yang digunakan Farhani 2011 yaitu
AHP untuk mencari alternatif dalam mengatasi masalah kemacetan lalu lintas. Alat analisis yang digunakan peneliti hanya untuk melihat kerugian akibat
kemacetan lalu lintas yaitu CVM dan Analisis Regresi Berganda. Persamaan antara penelitian ini dengan Farhani 2011 adalah menghitung nilai kerugian
masyarakat akibat kemacetan lalu lintas. Berikut deskripsi singkat dari penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dapat dilihat pada Tabel 3.
16 Tabel 3 Penelitian terdahulu yang terkait
No Nama
Judul Tulisan Deskripsi
Alat Analisis 1
Sapta 2009
Analisis Dampak Kemacetan Lalu Lintas
terhadap Sosial Ekonomi Pengguna Jalan dengan
CVM Studi Kasus: Kota Bogor, Jawa Barat
Total kerugian BBM kendaraan akibat kemacetan di Kota Bogor yang memiliki
sekitar 10 titik kemacetan yaitu Rp 713.122.380,00 per hari. Total
pendapatan yang hilang dari seluruh pengguna jalan mencapai Rp
7.337.321.660,00 setiap harinya. Deskriptif-Kualitatif
dan Kuantitatif, Contingent Valuation
Method CVM, dan Regresi Berganda
dengan Minitab 14 for Windows
2 Farhani
2011 Kerugian Sosial Ekonomi
dan Aternatif Kebijakan dalam Mengatasi
Permasalahan Kemacetan di Sepanjang Jalan
Cicurug-Parungkuda, Kabupaten Sukabumi
Hasil penelitian ini menunjukkan kerugian yang ditanggung dengan
meghitung potensi ekonomi yang hilang akibat kemacetan yaitu sebesar Rp
4.609.120.990,10 per tahun. Total penghasilan yang hilang untuk supir
dalam satu tahun yaitu Rp 13.418.247.456,00.
Deskriptif-Kualitatif dan Kuantitatif.
Kuantitatif dengan Microsoft excel 2007
dan AHP dengan expert choice 2000
3 Marwan
2011 Analisis Dampak
Kemacetan Lalu Lintas dengan Pendekatan
Willingness to Accept Studi Kasus: Kecamatan
Bogor Barat Total kerugian BBM kendaraan akibat
kemacetan sebesar Rp 417.701.167,00 per hari untuk tiga titik kemacetan.
Potensi ekonomi yang hilang dari pengguna BBM akibat kemacetan di
Kecamatan Bogor Barat mencapai Rp 152.460.925.983,00 per tahun.
Deskriptif -Kualitatif dan Kuantitatif,
Contingent Valuation Method CVM, dan
Regresi Berganda dengan SPSS 16 for
Windows
4 Novianty
2013 Estimasi Willingness to
Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari,
Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
Kesediaan membayar WTP masyarakat yang menjadi responden
terhadap air tanah didapatkan nilai rata- rata WTP sebesar Rp 414,71 per m
3
dan rata-rata WTP masyarakat yang menjadi
responden untuk air pipa sebesar Rp 575 per m
3
. Deskriptif-Kualitatif
dan Kuantitatif, CVM, dan Analisis Regresi
Berganda
5 Putri
2013 Eksternalitas Negatif
Pencemaran Sungai Kampar akibat Kegiatan
Penambangan Emas Tanpa Izin PETI Studi kasus
Desa Lipatkain Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten
Kampar, Riau Kesediaan membayar WTP oleh
penambang akibat kegiatan PETI yang menyebabkan pencemaran sungai, total
kesediaan membayar oleh penambang skala kecil sebesar Rp 1.924.945,00 per
sekali menambang dan total WTP penambang skala besar sebesar Rp
4.750.000,00 per sekali nambang. Deskriptif-Kualitatif
dan Kuantitatif, CVM, dan Analisis Regresi
Linier Berganda
17
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis menyajikan teori-teori yang digunakan dalam penelitian yaitu metode penghasilan yang hilang loss of earning method, perhitungan rata-
rata, Contingent Valuation Method CVM, dan regresi linier berganda. Berikut penjelasan teori-teori tersebut.
3.1.1 Penghasilan yang Hilang Loss of Earnings Method
Menurut Garrod and Willis 1999, perubahan lingkungan akan mempengaruhi tingkat penghasilan pelaku usaha dari proses produksinya, bisa
karena peningkatan biaya produksi atau penerimaan penjualan yang berkurang atau bahkan hilang. Dampak dari perubahan kualitas lingkungan bisa didapatkan
dengan menilai seberapa besar perubahan dari penghasilannya. Loss of earning menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor
14 Tahun 2012, merupakan pendekatan yang digunakan untuk menghitung kerugian akibat penghasilan yang hilang karena perubahan fungsi lingkungan
yang berdampak pada kesehatan manusia. Berikut tahapan pelakasanaannya: 1.
Memastikan bahwa terjadi dampak yang signifikan terhadap kesehatan manusia akibat adanya perubahan fungsi lingkungan sehingga menyebabkan
seseorang kehilangan kesempatan untuk memperoleh penghasilan. 2.
Mengidentifikasi sumber penghasilan yang hilang akibat terganggunya kesehatan masyarakat, misalnya upah hilang selama sakit.
3. Mengetahui lamanya waktu yang hilang akibat gangguan kesehatan yang
terjadi. 4.
Menghitung seluruh potensi hilangnya penghasilan.
3.1.2 Perhitungan Rata-rata
Menurut Walpole 1982, ukuran yang digunakan untuk menyelidiki segugus data kuantitatif akan sangat membantu bila didefinisikan dengan ukuran-
ukuran numerik yang menjelaskan ciri-ciri data yang penting. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah penggunaan rata-rata, baik contoh maupun populasi.
Rata-rata merupakan suatu ukuran pusat data bila data itu diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. Rata-rata tengah contoh atau