6
1.2. Perumusan Masalah
Meskipun gandum dapat menjadi pangan alternatif namun ketersediaannya yang tidak mencukupi justru malah menjadi permasalahan. Indonesia merupakan
negara pengimpor gandum terbesar ke empat di dunia dengan volume impor mencapai 4,9 juta ton pada tahun 2008. Peningkatan konsumsi gandum domestik
disebabkan oleh adanya pertambahan jumlah penduduk dan perubahan pola makan masyarakat yang telah bergeser ke makanan yang berbasis tepung terigu
seperti mi instan dan roti. Kondisi tersebut merupakan permasalahan bagi agribisnis gandum di
Indonesia, karena konsumsi gandum dalam negeri terus meningkat sementara itu Indonesia sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan gandum domestik. Jika
volume impor gandum terus meningkat maka hal ini akan dapat semakin mengurangi devisa negara. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah telah
berupaya membudidayakan tanaman gandum di Indonesia yang disebut dengan gandum lokal. Sebagai upaya awal pada tahun 2001 hingga tahun 2003 telah
dilakukan berbagai uji multi lokasi gandum di beberapa provinsi di Indonesia untuk menentukan wilayah yang sesuai kondisi persyaratan tumbuh gandum.
Kemudian pada tahun tahun 2004 mulai melakukan pengembangan. Gandum mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di
Indonesia pada masa yang akan datang mengingat kriteria pertumbuhan tanaman gandum banyak tersebar di Indonesia pada ketinggian 800 m dpl. Di daerah
tropis seperti Indonesia dapat dikembangkan tanaman gandum terutama di daerah pegunungan dataran tinggi yang beriklim kering cocok ditanam pada ketinggian
800 m dpl Direktorat Budidaya Serealia 2008. Indonesia memiliki potensi lahan yang sesuai untuk pembudidayaan
tanaman gandum. Hasil uji multi lokasi pada tahun 2001 di beberapa Provinsi di Indonesia menunjukan bahwa gandum dapat tumbuh dan berkembang di
Indonesia. Lahan yang sesuai untuk pengembangan gandum di Indonesia tersedia cukup luas Tabel 4.
7
Tabel 4.
Luas Lahan yang Sesuai dan Masih Tersedia untuk Pengembangan Tanaman Gandum di Dataran Tinggi di Indonesia hektar
No Pulau Lahan yang
Sesuai Sudah ditanami
Sayuran Tersedia untuk
Pengembangan 1
2 3
4 5
Sumatera Jawa dan Bali
Sulawesi Kalimantan
N.Tenggara, Maluku, Papua
1.652.000 68.000
46.000 79.000
127.000 1.048.500
68.000 42.000
12.000 95.000
603.500 4.000
67.000 32.000
Jumlah 1.972.000
1.265.000 706.500
Sumber: Direktorat Budidaya Serealia 2008
Berdasarkan kesesuaian lahan, lahan yang sesuai untuk pengembangan komoditi gandum di dataran tinggi mencapai luas 1.972.000 hektar, namun
sebagian besar telah digunakan untuk pengembangan komoditas lainnya seperti sayuran. Sehingga masih ada peluang untuk areal pengembangan tanaman
gandum seluas 706.500 hektar, tersebar di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur.
Sebagai komoditi alternatif, prospek gandum cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia karena tingkat kebutuhan tepung terigu dalam negeri
setiap tahun cenderung meningkat sedangkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut Indonesia mengimpor dari negara lain. Menurut Direktorat Budidaya Serealia
2008 gandum merupakan komoditi pangan yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia karena secara agroklimat telah diidentifikasi sesuai untuk
dibudidayakan di Indonesia yaitu di daerah dataran tinggi kering. Pengembangan gandum belum membudaya dikalangan masyarakat Indonesia dan hasil produksi
nasionalnya pun masih sangat kecil, hal ini dikarenakan pengembangan tanaman gandum lokal belum lama dilakukan di Indonesia, oleh karena itu diperlukan
kerjasama dari semua instansi baik pemerintah, swasta maupun Perguruan Tinggi agar pengembangan agribisnis gandum dapat mencapai sasaran.
Adanya kecenderungan meningkatnya konsumsi gandum domestik setiap tahun tentu merupakan peluang bagi agribisnis gandum lokal untuk dapat
dikembangkan di Indonesia. Selain itu, tersedianya lahan yang sesuai untuk pengembangan gandum lokal juga merupakan peluang yang harus dimanfaatkan.
8 Berdasarkan permasalahan yang ada maka menarik untuk dilakukan
analisis agribisnis gandum di Indonesia untuk mengkaji sejauh mana agribisnis gandum lokal dapat dikembangkan di Indonesia, dan bagaimana strategi yang
harus dirumuskan untuk mengembangkan agribisnis gandum lokal di Indonesia. Hal tersebut dilakukan dengan mengidentifikasi kondisi faktor internal dan
eksternal agribisnis gandum serta kondisi pengembangan sistem agribisnis gandum lokal di Indonesia saat ini. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat
menghasilkan strategi untuk pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia dalam upaya mewujudkan diversifikasi pangan untuk menunjang ketahanan
pangan serta membentuk desa industri berbasis gandum lokal dan dapat mensubtitusi sebagian permintaan gandum domestik dengan gandum lokal.
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan sebelumnya, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1 Bagaimanakah kondisi sistem agribisnis gandum lokal di Indonesia saat ini?
2 Bagaimanakah dayasaing agribisnis gandum lokal di Indonesia saat ini
sebagai komoditas yang baru dikembangkan di Indonesia?
3 Strategi apa yang perlu dirumuskan untuk pengembangan agribisnis gandum
lokal dalam upaya mewujudkan diversifikasi pangan, membentuk desa industri berbasis gandum lokal, dan mensubtitusi sebagian permintaan
gandum domestik dengan gandum lokal. 1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1 Menganalisis kondisi sistem agribisnis gandum lokal di Indonesia saat ini.
2 Menganalisis dayasaing agribisnis gandum lokal di Indonesia saat ini sebagai
komoditas yang baru dikembangkan di Indonesia. 3
Merumuskan strategi pengembangan agribisnis gandum lokal di Indonesia dalam upaya mewujudkan diversifikasi pangan, desa industri berbasis
gandum lokal, dan mensubtitusi sebagian permintaan gandum domestik
dengan gandum lokal.
9
1.4 Manfaat Penelitian