Sejarah Pengembangan Gandum di Indonesia

13 Tabel 5. Perbandingan Kandungan Gizi Roti Putih dan Roti Gandum per 100 gram No Zat Gizi Roti Putih Roti Gandum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Energi kkal Protein g Total lemak g Karbohidrat g Kalsium mg Air g Serat pangan g Besi mg Magnesium mg Fosfor mg Kalium mg Seng mg Tembaga mg Mangan mg Selenium mkg Vitamin B1 mg Vitamin B2 mg Niasin mg Asam pantotenat mg Vitamin B6 mg Asam folat mkg Vitamin E mg 248,00 8,00 0,98 50,00 10,00 40,00 2,70 1,20 22,00 106,00 107,00 0,70 0,10 0,70 33,90 0,10 0,04 1,30 0,40 0,04 26,00 0,06 249,00 7,90 1,90 49,70 20,00 40,00 12,20 3,60 124,00 332,00 340,00 2,80 0,40 4,10 70,70 0,50 0,10 5,70 0,90 0,30 43,00 1,00 Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI 1992, USDA 2004, dalam Astawan Made 2008

2.1.4. Sejarah Pengembangan Gandum di Indonesia

Sebagai tanaman yang berasal dari daerah subtropis, dewasa ini, terutama melalui usaha–usaha manusia dibidang pemuliaan dan budidaya tanaman, penyebaran tanaman gandum mulai meluas ke daerah iklim sedang dan tropis Pengembangan gandum di Indonesia dimulai sejak Menteri Pertanian dipegang oleh Prof.Dr.Ir.H. Thoyib Hadiwijaya dengan membentuk Tim Inti Uji Adaptasi Gandum pada tahun 1978, lokasi uji coba terletak di Kabanjahe – Sumatera Utara. Benih asal yang digunakan adalah Cimmyt Meksiko dengan produktivitas 4 tonha dalam bentuk pecah kulit Dirjen Bina Produksi Tanaman Pangan 2001. 14 Namun pengembangan tersebut tidak berlanjut. Kemudian pada tahun 2000 PT ISM Bogasari Flour Mills mensponsori kegiatan penelitian gandum di Indonesia melalui Proyek Gandum 2000. Penelitian tersebut dilakukan untuk mempelajari kemungkinan pengembangan gandum di Indonesia sebagai bagian dari strategi pengembangan gandum pewilayahan gandum. Adapun proyek tersebut dilakukan melalui kerjasama antara Departemen Pertanian, Institut Pertanian Bogor IPB Bogor, Universitas Brawijaya, SEAMEO Biotrop, Universitas Kristen Satia Wacana UKSW Salatiga dan Universitas Slamet Riyadi Unisri Solo. Penelitian tersebut menghasilkan pemetaan wilayah yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman gandum Bogasari 2004 Kemudian pada tahun 2001 pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertanian merintis pengembangan gandum dalam bentuk demonstrasi area di enam provinsi yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan dengan menggunakan benih galur asal India dan Cimmyt. Sampai tahun 2003 Ditjen Tanaman Pangan Departemen pertanian terus melakukan pengembangan gandum berupa penelitian dan percobaan dalam rangka penyiapan dan perbanyakan sekaligus uji multi lokasi. Hasil yang diperoleh dari usaha pengembangan tersebut cukup menggembirakan dan memperoleh respon yang cukup baik dari petani dan pemerintah daerah. Panen perdana gandum dilakukan pada tahun 2002 di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Selanjutnya pada tahun 2004, Ditjen Bina Produksi Tanaman Pangan Departemen Pertanian mencanangkan dan meluncurkan program pengembangan gandum secara massal melalui Program Pengembangan Gandum Berkibar Berkembang, Kurangi Impor dan Bantu Rakyat seluas 1 juta hektar yang diharapkan dapat terwujud di Indonesia. Hingga saat ini Indonesia telah melepas 4 empat varietas gandum yaitu : 1. Dewata berasal dari DWR 162 India, 2. Selayar berasal dari Cimmyt Meksiko, 3. Nias berasal dari Thailand, dan 4. Timor berasal dari India. Keempat varietas tersebut hanya untuk dataran tinggi 800 dpl dan banyak ditanam saat ini hanya varietas Dewata dan Nias. Dilepaskannya empat varietas gandum oleh pemerintah menunjukkan bahwa gandum dapat dikembangkan di Indonesia. 15 Di Indonesia lokasi yang memiliki kondisi iklim yang sesuai untuk pertumbuhan gandum dan telah digunakan sebagai lokasi pengembangan hingga tahun 2008 yaitu Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Tiimur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan timur, dan Sulawesi selatan Ditjen Tanaman Pangan 2008

2.1.5. Budidaya Gandum