71 yang secara kontinu menampung hasil panen petani. Sedangkan untuk gandum
lokal industri pengolahannya masih dalam skala kecil. Khusus untuk pengolahan gandum menjadi tepung, setiap daerah yang mengembangkan gandum memiliki
alat penepung di tingkat kelompok tani masing-masing, sehingga pada saat pasca panen petani membawa biji gandumnya ke kelompok tani untuk diolah menjadi
tepung. Mekanisme pengolahan dan sistem pengelolaannya tergantung pada kelompok tani masing-masing. Selain diolah menjadi tepung, petani di tingkat
rumah tangga yaitu di Pasuruan dan Salatiga juga mengolah gandum menjadi berbagai macam makanan seperti bubur gandum dan katul gandum. Saat ini
Industri pengolahan gandum lokal dapat dikatakan masih berada dalam skala yang cukup kecil mengingat produksinya pun belum begitu optimal meskipun industri
tepung terigu untuk gandum impor saat ini sudah cukup berkembang. b
Industri Pendukung Lainnya
Industri pendukung lainnya dalam agribisnis gandum lokal adalah industri makanan, industri pakan ternak, dan industri jamur. Industri tersebut merupakan
industri pendukung dalam agribisnis gandum lokal yang memiliki kontribusi tidak langsung pada sistem komoditas secara vertikal karena industri tersebut
menggunakan gandum sebagai bahan bakunya. Keadaan industri pendukung dapat dilihat dari keadaan pasar yaitu semakin berkembangnya makanan yang berbasis
tepung terigu. Selain dimanfaatkan sebagai bahan pangan, saat ini gandum juga telah banyak digunakan sebagai bahan pakan ternak gabah, dedak, bungkil dan
biji gandum itu sendiri yang dapat digunakan untuk pakan burung merpati. Selain itu saat ini industri jamur pun sudah mulai menggunakan biji gandum untuk media
tanam jamurnya.
6.1.4. Stuktur, Persaingan, dan Strategi Agribisnis Gandum Lokal
Stuktur pasar gandum dalam negeri berbentuk oligopoli. Hal ini ditunjukan dengan adanya produsen-produsen gandum importir yang menguasai
pasar gandum dalam negeri. Produsen gandum tersebut ada juga yang berperan sebagai produsen tepung terigu yaitu perusahaan-perusahaan tepung terigu. Akibat
dari adanya stuktur pasar ini produsen gandum lokal sulit untuk menangkap pasar yang ada karena pasar telah dikuasai oleh gandum yang berasal dari impor. Hal ini
72 akan menjadi salah satu faktor kendala dalam meningkatkan dayasaing agribisnis
gandum lokal. Kegiatan produksi gandum lokal di Indonesia saat ini masih berada dalam
taraf pengenalan dan pertumbuhan. Saat ini seluruh kebutuhan gandum domestik dipenuhi oleh impor. Bahkan banyak diantara masyarakat Indonesia yang belum
mengetahui adanya gandum lokal di Indonesia. Saat ini gandum lokal menghadapi persaingan dengan gandum impor untuk dapat berkembang di Indonesia.
Pengembangan gandum lokal di Indonesia masih berada dalam tahap permulaan untuk itu strategi promosi yang dilaksanakan saat ini lebih ke strategi
untuk mempublikasikan kepada masyarakat Indonesia bahwa tanaman gandum dapat dibudidayakan di Indonesia. Kegiatan promosi tersebut sangat didukung
oleh pemerintah seperti kegiatan pada tanggal 25 Maret 2009 yaitu penanaman perdana di Kebun Salaran, Kopeng Salatiga. Kegiatan tersebut diikuti oleh
Departemen Pertanian dan Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten, APTINDO, Perguruan Tinggi, dan sejumlah petani gandum yang ada di Salatiga. Selain itu
kegiatan promosi juga dilakukan dengan publikasi melalui buku publikasi, internet, majalah dan surat kabar. Informasi-informasi tersebut berisikan tentang
kegiatan-kegiatan petani, pemerintah, perguruan tinggi, stake holder terkait dengan pengembangan gandum lokal di Indonesia.
Gandum merupakan pangan alternatif yang memiliki banyak manfaat. Di kalangan masyarakat gandum dikenal dengan produk tepung terigunya. Tanaman
gandum lokal yang dihasilkan petani saat ini masih banyak dijual dalam bentuk biji. Namun, ada beberapa produsen yang mencoba meningkatkan nilai tambah
komoditas gandum lokal menjadi aneka makanan diantaranya bubur gandum, katul gandum, nasi gandum, dan tepung gandum. Sebagai contoh produsen
gandum lokal di Pasuruan mengolah gandum menjadi bubur gandum. Bubur gandum tersebut kemudian didistribusikan ke sebuah hotel dan restoran di Bali.
Contoh lain yaitu UKSW yaitu mengolah gandum menjadi tepung halus whole wheat
, tepung kasar tepung bubur gandum, dan bran katul gandum. Hasil olahan UKSW dijual dengan sistem pemesanan dan dijual pada saat ada pameran-
pameran. Di Kabupaten Manggarai NTT, gandum juga telah dimanfaatkan untuk pembuatan hostia. Produk-produk olahan gandum tersebut pasarnya masih berada
73 dalam skala mikro. Karena bahan bakunya sendiri yaitu gandum masih sedikit
dihasilkan, sehingga pengolahannya lebih untuk pengenalan kepada masyarakat bahwa gandum lokal dapat diolah dan memiliki nilai tambah.
6.1.5. Peran Pemerintah