Faktor Pertama Kompetensi Produk

Tabel 25. Hasil analisis faktor Faktor Varian Variabel Asal Loading Factor Faktor Pertama Kompetensi produk 26,009 Motif 0,797 Bahan kain 0,733 Tidak mudah luntur 0,643 Harga 0,490 Eventpameran 0,397 Faktor Kedua Identitas produk 9,905 Daya tarik merek 0,735 Merek terdaftar 0,716 Public relation 0,708 Kemudahan mengingat merek 0,690 Faktor Ketiga Keandalan produk 8,437 Tahan lama 0, 721 Produk pendukung 0,717 Faktor Keempat Aksesibilitas produk 6,690 Suasana toko 0,832 Lokasi 0,778 Kemudahan mendapatkan produk 0,545 Customer service 0,322 Faktor Kelima Layanan konsumen 6,076 Direct sellling 0,760 Kemudahan mendapatkan informasi 0,658 Faktor Keenam Estetika 5,316 Warna 0,744 Kemasan 0,577 Faktor Ketujuh Promosi penjualan 4,868 Diskon 0,843 Ganti rugi 0,553

4.5.1 Faktor Pertama Kompetensi Produk

Faktor pertama yang terbentuk dari hasil analisis faktor disebut sebagai kompetensi produk. Nilai eigenvalue yang dimiliki faktor pertama memiliki eigenvalue terbesar dari semua faktor yang ada yaitu 5,462, sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor ini merupakan faktor yang paling mempengaruhi prefernsi konsumen Batik Bogor Tradisiku. Faktor ini mampu menjelaskan keragaman data sebesar 26,009 persen. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen terhadap Batik Bogor Tradisiku mempertimbangkan faktor kompetensi produk sebesar 26,009 persen. Faktor kompetensi produk merupakan faktor utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli produk batik karena saat ini batik menjadi produk yang memiliki daya tarik, nilai, dan kekhasan tersendiri. Dari kelima variabel yang masuk dalam faktor kompetensi produk, nilai loading factor pada setiap variabel yaitu: motif 0,797, bahan kain 0,733, tidak mudah luntur 0,643, harga 0,490, dan eventpameran 0,397. Motif, bahan kain, dan tidak mudah luntur memiliki nilai korelasi yang berpengaruh nyata pada faktor kompetensi produk. Sedangkan pada variabel harga dan eventpameran memiliki ilai loading factor yang kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa harga dan eventpameran memiliki nilai korelasi yang rendah karena kedua variabel tersebut kurang berpengaruh nyata pada kompetensi produk. Motif merupakan variabel dengan niali loading factor yang paling tinggi, karena motif merupakan daya tarik, nilai, dan kekhasan batik yang paling utama. Hal ini dibuktikan dengan konsumen yang selektif dalam memilih motif batik yang ditawarkan. Oleh karena itu Batik Bogor Tradisiku mengeksplorasi motif-motif yang dimilikinya sehingga memiliki kompetensi tersendiri di benak konsumen. Ketika konsumen menyukai motif dari batik tersebut maka konsumen pun akan mulai selektif memilih bahan kain. Bahan kain mempengaruhi kompetensi produk batik karena nilai motif batik akan berdampingan dengan bahan kain yang digunakan. Motif yang menarik dan khas, maka bahan kain yang digunakan tentunya adalah bahan kain yang memiliki kompetensi yag tinggi juga, seperti bahan kain yang terbuat dari sutra. Batik yang tidak mudah luntur menjadi pertimbangan yang menunjukkan kompetensi produk. Saat ini beragam jenis batik yang ditawarkan di pasaran, konsumen harus semakin selektif dalam memilih batik karena batik yang ada seringkali mudah luntur. Batik Bogor Tradisiku membuktikan kepada konsumen bahwa mereka tidak akan kecewa dengan membeli produk Batik Bogor Tradisiku karena konsumen tidak akan menemukan batik yang mudah luntur. Jika konsumen menemukan bahwa produk Batik Bogor Tradisku mudah luntur, konsumen dapat mengembalikannya. Harga dan eventpameran merupakan bagian dari kompetensi produk, berdasarkan pengolahan data menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut tidak memiliki pengaruh nyata terhadap preferensi konsumen. Hal ini dikarenakan harga bukanlah prioritas yang utama bagi konsumen. Konsumen yang merasa puas dengan suatu produk akan membeli produk tersebut tanpa mempermasalahkan harga yang ditawarkan. Event pameran merupakan bagian dari komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen secara luas dan dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu. Oleh karena itu, konsumen merasa bahwa eventpameran hanyalah sebagai bagian dari kompetensi produk.

4.5.2 Faktor Kedua Identitas Produk