diekstrak, namun metode ini lebih kuat dalam mengungkap dimensi- dimensi laten yang melandasi variabel-variabel. Metode ini juga dapat
dipakai, jika peneliti tidak mengetahui specific dan error variance sehingga dapat diabaikan dalam analisis. Menurut Suliyanto 2005,
metode ini merupakan model dalam analisis faktor yang tujuannya untuk mengetahui struktur variabel yang diteliti karakteristik dari observasi.
Model Common Factor Analysis : ……………………………… 3
Syarat, m ≤ p Jika ditulis dalam bentuk matriks adalah:
……………………………………………………………. 4 Keterangan:
F = common factor unobservable X = variabel yang diteliti observable
l = bobot dari kombinasi linier loading = specific factor
Dengan demikian model common factor dapat dinyatakan bahwa variabel X
p
memberikan kontribusi terhadap faktor F
1
dengan bobot kontribusi sebesar l
P1
dan kepada faktor F
2
dengan bobot kontribusi sebesar l
P2
dan juga kepada faktor lain yang tidak diteliti Suliyanto, 2005.
2.8 Penelitian Terdahulu
Fitriyana 2009 dalam penelitiannya tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Objek Wisata Pemancingan
Fishing Valley Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengetahui karakteristik
konsumen yang mengunjungi objek wisata pemancingan Fishing Valley Bogor 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen yang berkunjung ke objek
wisata pemancingan Fishing Valley Bogor 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen untuk berkunjung ke objek wisata
pemancingan Fishing Valley Bogor. Alat analisis yang digunakan adalah analalisis deskriptif dan analisis faktor. Berdasarkan analisis faktor diperoeh lima
dimensi yang paling dipentingkan, yaitu: berwujud tangible sebesar 0,655, kesigapan responsiveness sebesar 0,649, keandalan reliability sebesar 0,514,
keyakinan assurance sebesar 0,414, dan perhatian empathy sebesar 0,125.
Miftah 2010 dalam penelitiannya tentang Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Preferensi Konsumen Terhadap Restoran Gurih 7 Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk 1 Mengetahui karakteristik konsumen Restoran Gurih 7, 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan konsumen Restoran
Gurih 7, 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen Restoran Gurih 7. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan
analisis faktor. Berdasarkan analisis faktor diperoeh lima faktor yang mempengaruhi, yaitu: assurance sebesar 0,742, reliability sebesar 0,698, tangible
sebesar 0,697, responsiveness sebesar 0,611, dan empathy sebesar 0,567. Febrianti 2011 dalam penelitiannya tentang Analisis Keputusan
Pembelian dan Preferensi Konsumen Pembalut Wanita Charm. Tujuan penelitian tersebut adalah 1 Mengidentifikasi karakteristik konsumen pembalut wanita
Charm 2 Menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen pembalut wanita Charm 3 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi konsumen terhadap atribut pembalut wanita Charm. Alat analisis yang digunakan adalah analalisis deskriptif dan analisis faktor. Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui karakteristik konsumen pembalut wanita Charm, yaitu: usia, status pernikahan, daerah asal, tingkat semester perkuliahan, dan pendapatan.
Pada analisis faktor, terbentuk empat faktor yang dari seluruh atribut yang mempengaruhi preferensi konsumen dalam memilih pembalut wanita Charm,
antara lain: 1 faktor internal produk, yang terdiri dari kenyamanan, higienis, bentuk dan ukuran, daya serap baik, bahan dan tekstur lembut dan kemudahan
memperoleh 2 faktor eksternal produk, yang terdiri dari pengaruh keluarga dan teman, kemasan menarik, iklan dan promosi, dan merek terkenal, 3 faktor
inovasi produk, yang terdiri dari variasi jenis dan anti kerut, dan 4 faktor ekonomi konsumen, yang terdiri dari harga dan pendapatan.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Salah satu keanekaragaman yang tumbuh di masyarakat adalah keanekaragaman hasil karya seni. Batik merupakan salah satu produk hasil karya
seni sekaligus warisan budaya yang memiliki keanekaragaman. Keanekaragaman Batik terlihat dari berbagai aspek, seperti asal daerah pembuatan, motif, warna,
hingga filosofi yang dimilikinya. Oleh karena itu, tak heran jika terdapat keanekaragaman batik berkembang di Indonesia.
Bogor adalah salah satu kota yang menjadi kota wisata di Indonesia. Julukan kota hujan, tugu kujang, talas, maupun kijang membuat Bogor memiliki pesona
tersendiri yang dapat dikembangkan. Kecintaan akan pesona tersebut membuat tumbuhnya eksplorasi terhadap kota Bogor. Salah satu eksplorasi yang dilakukan
adalah dengan mengangkat batik dengan motif-motif yang diambil dari pesona kota Bogor yaitu Batik Bogor atau yang sering dikenal dengan Batik Bogor
Tradisiku. Batik Bogor Tradisiku adalah usaha yang mengembangkan potensi batik
yang ada di Indonesia, khususya mengembangkan batik yang mengangkat kota Bogor. Pada kenyataannya, usaha dari Batik Bogor Tradisiku ini mengalami
berbagai tantangan berbagai pihak. Salah satu tantangan tersebut adalah banyaknya kompetitor batik daerah di Indonesia, seperti Pekalongan, Solo,
maupun Yogyakarta . Batik-batik tersebut telah populer di masyarakat. Oleh karena itu, Batik Bogor Tradisiku harus melakukan eksplorasi besar-besaran,
sehingga mampu menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu batik Indonesia yang memiliki potensi sama dengan batik Indonesia lainnya.
Pengetahuan tentang perilaku konsumen menjadi hal yang harus dikaji oleh suatu usaha. Adanya Batik Bogor Tradisiku sebagai salah satu batik yang sedang
berkembang di tengah-tengah masyarakat Bogor memerlukan pengetahuan tentang perilaku konsumen Batik Bogor Tradisiku. Perilaku konsumen tersebut
dapat dikaji melalui penelitian terhadap karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan konsumenn, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi konsumen. Untuk mengetahui karakteristik konsuemen dan proses