menjad pertimbangan mereka adalah batik bukanlah sekedar bahan sandang yang biasa saja karena di dalam sehelai kain tersebut ada banyak nilai yang mungkin
tidak terlihat secara eksplisit namun implisit, seperti filosofi maupun esensi dari nilai sebuah batik. Oleh karena itu, biasanya konsumen dengan tingkat pendidikan
semakin tinggi cenderung selektif dan loyal terhadap nilai implisit tersebut dan memberani membayar berapa pun harganya. Hal ini akan begitu berbeda dengan
konsumen dengan pendidikan terakhir yang ada di SDSMP, SMUSMK, dan diploma yang biasanya lebih melihat terhadap aktualisasi nilai yang bersifat
ekspisit saja terhadap batik yang identik sebagai bahan sandang yang menurut mereka hanya identik dengan identitas budaya bangsa yang sudah ada sejak
dahulu kala, sehingga tingkat ekspektasi harga yang mereka inginkan hanyalah berdasarkan harga yang standar di pasaran. Oleh karena itu, tak heran jika mereka
tidak begitu loyal dalam melakukan pembelian yang cukup tinggi.
Tabel 5. Hasil tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan pendidikan terakhir
Pengeluaran setiap pembelian
Pendidikan terakhir
SDSM P
SMUS MK
Diplom a
S1 S2 S3 Tota
l
≤Rp. 100.000 Rp.100.001-Rp. 500.000
Rp.500.001-Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.001-Rp. 2.000.000
Rp.2.000.000 16
5 19
3 43
2 13
6 22
4 1
48 1
2 3
6 1
1 1
1 2
Total 3
30 11
44 11 1 100
Chisquare 0,00
4.3.3 Tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan klasifikasi pekerjaan
Pada tabulasi silang diperoleh status pekerjaan memiliki korelasi dengan pengeluaran setiap pembelian yang dikeluarkan oleh konsumen. Klasifikasi
pekerjaan yang dimiliki konsumen pada penelitian adalah unemployee, investor, business owner
, self employee, dan employee. Konsumen dengan klasifikasi pekerjaan unemployee dan employee memiliki pengeluaran setiap pembelian yang
relative kecil. Hal ini dikarenakan konsumen membeli Batik Bogor Tradisiku dengan klasifikasi pekerjaan yang memiliki daya beli yang dapat dikatakan relatif
kecil yaitu ≤Rp.100.000 . Sedangkan pada pengeluaran setiap pembelian pada kisaran dari Rp. 100.001-Rp. 500.000 hingga Rp. 2.000.00o, konsumen terdiri
dari employee, business owner, dan unemployee. Adapun hal yang mempengaruhi karakteristik konsumen pada klasifikasi pekerjaan tersebut adalah pendapatan,
selera, dan daya beli yang tinggi. Konsumen pada klasifikasi pekerjaan ini cenderung mempertimbangkan atribut produk lebih dari hal yang bersifat fisik
atau nyata namun mempetimbangkan atribut abstrak yang mengandung hal yang bersifat implicit seperti estetika maupun product knowledge.
Tabel 6. Hasil tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan klasifikasi pekerjaan
Pengeluaran setiap pembelian
Klasifikasi pekerjaan
Total Un-
employee Investor
Business Owner
Self employee
Emplo yee
≤Rp.100.000 Rp.100.001-Rp. 500.000
Rp.500.001-Rp. 1.000.000 Rp.1.000.001-Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 10
2 31
43 8
1 6
2 31
48 3
3 6
1 1
2 2
Total 21
1 7
4 67
100 Chisquare
0,079
4.3.4 Tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan status pekerjaan
Status pekerjaan merupakan variabel karakteristik konsumen yang memiliki korelasi dengan pengeluaran setiap pembelian. Hal ini dapat terlihat dari
pengeluaran setiap pembelian yang memiliki perbedaan yang kontras dengan status pekerjaan yang dimiliki oleh konsumen. Konsumen dengan status pekerjaan
swasta mayoritas memiliki pengeluaran pembelian di kisaran ≤ Rp.100.000 dan
Rp. 100.001-Rp. 500.000. Konsumen dengan status pekerjaan sebagai PNS memiliki pengeluaran setiap pembelian pada kisaran Rp.100.000 bahkan hingga
Rp. 2.000.000. Konsumen dengan status pekerjaan wiraswasta memiliki pengeluaran setiap pembelian pada Rp. 100.001- Rp. 500.000. Status pekerjaan
pelajarmahasiswa dan ibu rumah tangga memiliki pengeluaran setiap pembelian yang paling minimum. Adapun yang mempengaruhi status pekerjaan dengan
pengeluaran setiap pembelian cenderung dipengaruhi oleh gaya hidup yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen denga status pekerjaan swasta cenderung
menggunakan batik dalam berbagai kegiatan baik formal maupun semiformal.
Berbeda dengan konsumen yang memiliki status pekerjaan wiraswasta, pelajarmahasiswa, dan ibu rumah tangga yang menggunakan batik untuk kegiatan
ataupun acara tertentu.
Tabel 7. Hasil tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan status pekerjaan
4.3.5 Tabulasi silang pengeluaran setiap pembelian dengan profesi