Pada penelitian uji validitas dilakukan terhadap 30 responden dan dapat dikatakan valid bila diperoleh r
hitung
lebih besar dari r
tabel
yang ditentukan.
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan
yang merupakan bagian dimensi suatu peubah dalam kuesioner. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasi yang relatif sama,
pengukuran tersebut dianggap memiliki tingkat reliabilitas yang baik Suliyanto, 2005. Uji reliabilitas dilakukan setelah uji validitas yang
bertujuan untuk mengetahui keandalan kuesioner. Reliabilitas suatu konstruk dinyatakan baik jika nilai
Cronbach’s Alpha 0,60. Pengujian reliabilitas dengan teknik Cronbach dilakukan dengan menggunakan
program SPSS menggunakan rumus: ………………………………………………… 8
Keterangan: r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyak butir pertanyaan = jumlah ragam butir
= varians total Rumus untuk mencari nilai ragam adalah:
……………………………………………………….. 9 Keterangan:
σ
2
= ragam n
= jumlah sampel X
= nilai skor akhir
3.5.3 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif
digunakan untuk
menganalisis proses
pengambilan keputusan konsumen, mulai dari tahap pengenalan kebutuhan hingga pasca pembelian. Pada penelitian ini analisis deskriptif juga
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Batik Bogor Tradisiku yang meliputi jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, pegeluaran, dan hobi. Data-data yang diperoleh melalui kuesioner akan dikelompokkan pada tabel dan dipersentasekan
berdasarkan jumlah responden. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung Persentase adalah:
................................................................................... 10 Keterangan:
P = Persentase responden yang memiliki kategori tertentu
f
i
= jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑f
i
= total jawaban Tabulasi silang pada analisis deskriptif dilakukan pada saat
menganalisis karakteristik responden. Adapun tujuan dari tabulasi silang adalah menampilkan kaitan antara dua atau lebih variabel, atau sampai
dengan menghitung apakah ada hubungan antara baris sebuah variabel dengan kolom sebuah variabel yang lain. Alat statistik yang sering
digunakan untuk mengukur asosiasi pada sebuah crosstab adalah chi- square
Santoso, 2010.
3.5.4 Analisis Faktor
Analisis faktor yang meliputi pricipal component analysis dan common factor analysis
adalah pendekatan statistik yang dapat digunakan untuk menganalisis “interrelationship” sejumlah variabel dan untuk
menjelaskan dimensi-dimensi faktor apakah yang melandasi variabel- variabel tersebut Simamora, 2005. Analisis faktor yang berasal dari data
primer melalui kuesioner akan mengkuantifikasikan data dengan skala Likert
dan menggunakan rata-rata pembobotan tersebut sebagai data statistik yang akan diolah Nugroho, 2005.
Penelitian yang dilakukan, analisis faktor digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen. Adanya
tujuan digunakan analisis faktor menurut Suliyanto 2005 adalah:
1. Mengidentifikasi dimensi-dimensi mendasar yang dapat menjelaskan
korelasi dari serangkaian variabel. 2.
Mengidentifikasi variabel-variabel baru yang lebih kecil, untuk menggantikan variabel tidak berkorelasi dari serangkaian variabel asli
yang berkorelasi. 3.
Mengidentifikasi beberapa variabel kecil dari sejumlah variabel yang banyak untuk dianalisis multivariat lainnya.
Analisis faktor meliputi proses sebagai berikut : 1. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis.
2. Menguji variabel-variabel yang akan ditentukan, dengan menggunakan metode Barlett test of sphericity. Untuk menguji kesesuaian pemakaian
analisis faktor, digunakan metode Kaiser-Meyer-Olkin KMO. KMO adalah uji yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai indeks
tinggi berkisar antara 0,5 sampai 1,0, analisis faktor layak dilakukan. Sebaliknya, apabila nilai KMO dibawah 0,5 maka analisis faktor tidak
layak dilakukan Simamora, 2005. Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel sudah memadai atau tidak digunakan pengukuran
Measure of Sampling Adequacy MSA. Angka MSA berkisar antara 0
sampai 1, dengan kriteria: a. MSA=1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang
lain. b. MSA0,5, variabel masih dapat diprediksi dan dapat dianalisis lebih
lanjut. c. MSA0,5,variabel tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisis
lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 3. Melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu factoring, atau
menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
4. Melakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke
dalam faktor tertentu. Ada beberapa metode rotasi faktor yang bisa digunakan, yaitu: varimax method, quartimax method, dan equamax
method . Varimax method adalah metode rotasi orthogonal untuk
meminimalisasi jumlah indikator yang mempunyai factor loading tinggi pada tiap faktor. Quartimax method merupakan metode rotasi untuk
meminimalisasi jumlah faktor yang digunakan untuk menjelaskan indikator. Equamax method adalah metode gabungan antara varimax
method yang meminimalkan indikator dan quartimax method yang
meminimalkan faktor. 5. Interpretasi atas faktor yang terbentuk, khususnya memberi nama atas
faktor yang terbentuk tersebut yang dianggap dapat mewakili variabel- variabel anggota faktor tersebut.
6. Validasi atau hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil Batik Bogor Tradisiku