Preferensi Konsumen TINJAUAN PUSTAKA

Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen mengambil lima sub- keputusan: merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil Kotler dan Keler, 2009.

2.5.5 Perilaku Pasca Pembelian

Tugas pemasar tidak berakhir begitu sana ketika produk dibeli, sehingga diperlukan pemantauan terhadap: 1. Kepuasan pasca pembelian Kepuasan pembeli diperoleh setelah membei suatu produk. Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Ada beberapa tingkat kepuasan, yaitu sangat puas, puas, dan kecewa. 2. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, maka konsumen akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk tersebut. Jika konsumen tidak puas, maka akan bereaksi sebaliknya, bahkan membuang atau mengembalikan produk tersebut. 3. Pemakaian produk pasca pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk.

2.6 Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen merupakan pilihan suka atau tidak suka oleh seseorang terhadap produk yang dikonsumsi. Preferensi konsumen juga merupakan nilai-nilai yang diperhatikan konsumen dalam menentukan sebuah pilihan. Menurut Kardes 2002, preferensi merupakan penilaian evaluatif terhadap dua objek atau lebih. Preferensi selalu melibatkan pembuatan perbandingan antara dua objek. Kadang-kadang sikap berfungsi sebagai pembangun untuk preferensi dan kadang-kadang didasarkan pada perbandingan atribut atau fitur dari dua produk ataupun lebih. Kardes membagi preferensi menjadi dua, yaitu: 1. Preferensi berdasarkan sikap Preferensi ini merupakan preferensi yang dibentuk berdasarkan sikap konsumen secara keseluruhan terhadap dua produk. Menurut Kotler dan Armstrong 2008, sikap attitude menggambarkan evaluasi, perasaan, dan tendensi yang konsisten dari sesorang terhadap sebuah objek atau ide. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pikiran untuk menyukai atau tidak menyukai sesutatu, untuk bergerak menuju atau meninggalkan sesuatu. Sikap sulit diubah, karena adanya pola dari sikap seseorang sehingga diperlukan penyesuaian yang rumit dalam banyak hal. Oleh karena itu perusahaan harus selalu berubah menyesuaikan produknya dengan sikap yang sudah ada daripada mencoba mengubah sikap. Adapun contoh preferensi ini yaitu: konsumen dapat membentuk preferensi tentang minuman ringan dengan membandingkan sikap mereka terhadap Coca-Cola dan Pepsi Cola. Jika konsumen memiliki sikap yang lebih baik terhadap Coca-Cola daripada Pepsi Cola, mereka sepertinya lebih suka Coca-Cola. Dengan catataan bahwa konsumen mungkin memiliki sikap yang sangat baik terhadap kedua produk, tetapi jika sikap mereka lebih baik terhadap Coca-Cola, mereka sepertinya lebih suka Coca-Cola. 2.Preferensi berdasarkan atribut Preferensi berdasarkan atribut menurtu Kardes dibentuk atas dasar membandingkan satu atau lebih atribut atau fitur dari dua produk ataupun lebih. Sebagai contoh, jika konsumen tidak familiar dengan berbagai merek cat rumah, dia tidak mungkin membentuk sikap terhadap merek cat lainnya, sehingga daripada memperhitungkan sikap terhadap merek yang berbeda, konsumen mungkin hanya membendingkan merek yang berbeda pada satu atribut atau lebih. Jika perhatian utama konsumen pada biaya, maka konsumen akan membandingkan harga dan membentuk preferensi pada merek dengan harga terendah. Menurut Kardes 2002 atribut pada produk terbagi menjadi dua yaitu atribut unik dan atribut bersama. Atribut unik merupakan atribut yang termasuk ke deskripsi satu produk tetapi dihilangkan dari deskripsi produk lainnya. Sedangkan atribut bersama yaitu atribut yang tidak hanya dimiliki satu produk saja seperti atribut unik, akan tetapi semua produk memiliki atribut ini. Kedua hal ini memiliki sebuah dampak kuat pada preferensi dimana atribut unik melawan atribut bersama selalu memiliki implikasi evaluatif yang berlawanan. Hasil ini menunjukkan bahwa atribut bersama memiliki pengaruh sedikit dalam keputusan preferensi. Selain itu ketika dihadapkan pada dua produk, hasil menunjukkan bahwa atribut unik yang menggambarkan produk kedua memiliki dampak yang lebih besar dalam preferensi, relatif terhadap atribut unik yang menggambarkan produk pertama. Asimetri ini dikenal sebagai arah perbandingan efek. Jika atribut unik dari merek fokus produk kedua menguntungkan, merek fokus lebih disukai. Proses perbandingan ini menunjukkan bahwa atribut bersama tidak sangat informatif karena tidak alternatif memiliki keuntungan diferensial pada atribut ini. Arah perbandingan efek diamati hanya ketika konsumen melakukan atribut berdasarkan perbandingan, akan tetapi dihilangkan ketika konsumen membentuk sikap didasarkan preferensi. Pada tahap evaluasi, konsumen akan membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya Kotler dan Keller, 2009.

2.7 Analisis Faktor