4.6. Implikasi Manajerial
Konsumen merupakan salah satu inti dari kegiatan pemasaran. Perusahaan dituntut mengembangkan strategi pemasaran yang baik sehingga produk memiliki
daya tarik lebih bagi konsumen. Daya tarik yang ditimbulkan akan mempengaruhi konsumen untuk membeli berapa pun produk yang ditawarkan. Daya beli
konsumen yang meningkat akan memberi pengaruh yang signifikan bagi pihak perusahaan serta mampu meningkatkan daya saing terhadap perusahaan lain.
Dalam memenuhi harapan konsumen akan produk yang dibutuhkan, perusahaan perlu menentukan secara tepat strategi marketing mix dan segmentation, targeting,
dan positioning dari produk yang dihasilkan. Batik Bogor Tradisiku merupakan produk batik yang memiliki daya tarik
tersendiri dari motif yang dimilikinya dan sedang berkembang sebagai unit usaha industri batik yang berpotensi di kota Bogor. Hal ini ditunjukkan dengan
kemampuan Batik Bogor Tradisiku yang menjadi pionir pengembangan batik modern yang mengangkat ikon-ikon kota Bogor. Oleh karena itu, diperlukan
usaha yang lebih intensif lagi untuk mempertahankan serta mengembangkan apa yang sudah dimilikinya saat ini.
Industri batik merupakan industri yang cukup potensial mengingat batik semakin diapresiasi sekaligus menjadi trend yang berkembang di masyarakat.
Akibatnya peluang tumbuhnya unit usaha industri batik pun semakin meningkat, sehingga persaingan yang dihadapi Batik Bogor Tradisiku juga akan semakin
besar. Batik Bogor Tradisiku harus mampu menetapkan strategi pemasaran yang tepat dan terintegrasi dengan baik untuk mempertahankan posisinya yang sudah
cukup baik saat ini. Penentuan strategi yang dilakukan harus terkait dengan fungsi-fungsi manajerial yang efektif dan efisien. Fungsi-fungsi manajerial
tersebut meiputi perencananaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Berdasarkan hasil analisis terhadap proses pengambilan keputusan dan
preferensi konsumen terhadap Batik Bogor Tradisiku, didapatkan hasil mengenai karakteristik konsumen, proses pengambilan keputusan, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi preferensi konsumen terhadap Batik Bogor Tradisiku. Langkah- langkah yang dapat dilakukan oleh Batik Bogor Tradisiku mempertahankan dan
mengembangkan eksistensinya di pasar berdasarkan hasil penelitian, antara lain:
1. Batik Bogor Tradisiku harus mengeksplorasi motif-motif yang dimilikinya
secara berkesinambungan. Hal ini dikarenakan alasan dan fokus perhatian konsumen dalam membeli batik adalah dari motif yang dimilikinya dan
konsumen juga memperoleh kekhasan dari batik tersebut. Selain itu eksplorasi motif menjadi pembeda dari kompetitor batik dari daerah lain.
2. Berdasarkan hasil penelitian, sumber informasi konsumen tentang Batik
Bogor Tradisiku adalah dari temankolega. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode promosi yang paling efektif adalah word of mouth. Konsumen
mempercayai informasi yang dikatakan konsumen yang telah membeli Batik Bogor Tradisiku, sehingga Batik Bogor Tradisiku harus mempertahankan
positioningnya sebagai batik Bogor yang berkualitas baik sehingga konsumen
merasa puas dan menceritakan pengalaman baik tersebut kepada konsumen lain. Selain itu metode word of mouth harus dikombinasikan dengan media
lainnya seperti brosur, leaflet, majalahkoran, maupun melalui sosial media. Hal ini dikarenakan media akan mendukung kegiatan promosi yang lebih
informatif mengenai Batik Bogor Tradisiku sehingga konsumen menjadi semakin yakin serta kegiatan promosi pun menjadi lebih efektif dan efisien.
3. Harga menjadi kekuatan otoritas dalam menaikkan atau menurunkan
kemauan kosumen dalam membeli suatu produk. Harga yang ditawarkan Batik Bogor Tradisiku bukanlah menjadi hal terpenting karena ketika harga
naik konsumen akan membelinya. Namun yang harus diperhatikan adalah peningkatan harga juga harus beriringan dengan mutu yang diberikan. Ketika
harga tidak mampu memberikan kesesuaian mutu maka akan menjatuhkan posisi Batik Bogor Tradisiku di benak konsumen.
4. Pada hasil analisis faktor, faktor yang mempengaruhi preferensi konsumen
adalah kompetensi produk. Kompetensi produk yang berpengaruh nyata bagi konsumen adalah motif, bahan, dan tidak mudah luntur. Batik Bogor
Tradisiku harus terus menjaga konsistensi dari ketiga hal tersebut. Hal ini dikarenakan kompetensi produk akan mempengaruhi reputasi dari Batik
Bogor Tradisiku. Oleh karena itu Batik Bogor Tradisiku harus membuat positioning
dari kompetensi produk melalui tagline yang menarik bagi konsumen. Adapun tagline yang diberikan antara lain: 1
“ I love Bogor, so I
love Batik Tradisiku, 2 “Everlasting story with Batik Bogor
Tradisiku”,3“Bogor I’m in love with Batik Tradisiku”, 4“ Exclusive batik from Batik Bogor Tradisiku”, dan 5 “ Culture for better future with Batik
Bogor Tradisiku”.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar dari
konsumen berjenis kelamin perempuan dengan kelompok usia 31-40 tahun dan dengan status menikah. Tingkat pendidikan terakhir sebagian besar
konsumen adalah
lulusan S1
dengan klasifikasi
pekerjaan employee
pegawai, status pekerjaan sebagian besar sebagai pegawai swasta, dan memiliki profesi sebagai dosenguru, dan pendapatan
mayoritas konsumen per bulannya berkisar antara Rp 2.000.001 sampai Rp. 5.000.000. Adapun pengeluaran konsumen untuk pembelian Batik
Bogor Tradisiku pada setiap pembelian adalah Rp.100.001-Rp.500.000 dan hobi konsumen Batik Bogor Tradisiku mayoritas adalah membaca.
Pada tabulasi silang yang dilakukan antara pengeluaran konsumen setiap pembelian dengan variabel karakteristik konsumen lainnya, terdapat
hubungan yang signifikan dengan status pernikahan, pendidikan terakhir, profesi, dan pendapatan.
2. Proses pengambilan keputusan konsumen menujukkan bahwa konsumen
telah memenuhi tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Hal ini terlihat dengan konsumen yang merasa puas dan loyal dengan produk Batik Bogor Tradisiku. Kepuasan konsumen tercermin dari
konsumen yang puas terhadap motif dengan memperhatikan bahan yang ditawarkan dan loyalitas tercermin dari konsumen yang tetap membeli
walaupun terjadi kenaikan harga ataupun membeli di outlet lain yang menyediakan produk ketika galeri Batik Bogor Tradisiku tutup.
3. Berdasarkan dari analisis faktor didapat hasil bahwa terbentuk tujuh faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam preferensi konsumen Batik Bogor Tradisiku. Ketujuh faktor tersebut adalah kompetensi produk,
identitas merek, keandalan produk, aksesibilitas produk, layanan konsumen, estetika, dan promosi penjualan. Faktor yang paling utama
dalam mempengaruhi preferensi konsumen Batik Bogor Tradisiku adalah