Struktur Biaya, Peneriman dan Pendapatan Petani-Penyuling Akar Wangi

Tabel 24 Biaya operasional usaha penyulingan akar wangi pada pelaku usaha petani-penyuling-pengumpul akar wangi Biaya Operasional Satuan Jumlah Harga Satuan Rp Total Rp Persentase Biaya Tetap Tunai 1 Pajak lahan Hektar 1.00 50 000 50 000 0.01 Biaya Variabel Tunai 2 Biaya usahatani Hektar 30.00 10 920 000 327 600 000 32.12 3 Beli minyak akar wangi Kg 400.00 775 000 310 000 000 30.39 4 Bahan baku akar wangi Kg 45 000 1000 45 000 000 4.41 5 Listrik Minggu 240 20 000 480 000 0.47 6 Bahan bakar Drum 240 850 000 204 000 000 20.00 7 Pengepakan Jerigen 32 30 000 960 000 0.09 8 Transportasi Bulan 8 4 000 000 32 000 000 3.14 9 Tenaga Kerja Luar Keluarga a Pengangkut Borongan 360 100 000 36 000 000 3.53 b Penyuling Borongan 240 240 000 57 600 000 5.65 10 Biaya pemeliharaan Frekuensi 4 500 000 2 000 000 0.20 Total biaya tunai Tahun 1 019 960 000 100.00 Sumber: Data primer diolah 2014 Biaya tetap tunai terdiri dari pajak lahan yang dikenakan sebesar Rp 50 000 per tahun. Biaya variabel tunai terdiri dari biaya usahatani, biaya untuk membeli minyak akar wangi dari penyuling lain, biaya bahan baku akar wangi, biaya listrik, biaya bahan bakar, biaya pengepakan, biaya transportasi, biaya pemeliharaan mesin dan upah tenaga kerja luar keluarga. Biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku akar wangi merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan penyuling untuk satu tahun penyulingan. Dalam penyulingan, TKLK terdiri atas tenaga kerja penyulingan dan pengangkut bahan baku yang keduanya dilakukan secara borongan. Berikut ini tabel biaya operasional usaha penyulingan akar wangi. Setelah diperoleh perhitungan pada arus penerimaan dan pengeluaran, selanjutnya dilakukan analisis kelayakan finansial berdasarkan kriteria investasi yaitu Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, dan Payback Period PP. Analisis kelayakan finansial dihitung berdasarkan nilai manfaat bersih atau net benefit yang didiskonto dengan tingkat discount factor DF sebesar 11.75. Kemudian dilakukan perhitungan present value dari perkalian net benefit dan discount factor. Hasil penilaian berdasarkan kriteria investasi dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25 Hasil analisis kelayakan usaha penyulingan pada pelaku usaha petani- penyuling-pengumpul akar wangi Kriteria Investasi Nilai Net Present Value Rp 134 650 684.86 Internal Rate of Return 25 Net BenefitCost 1.59 Payback Period tahun 4.75 Sumber: Data primer diolah 2014 Berdasarkan hasil perhitungan kriteria investasi di atas, usaha penyulingan ini layak untuk dijalankan karena menghasilkan nilai NPV yang positif atau lebih dari nol. Nilai NPV yang didapat merupakan pendapatan bersih yang diperoleh penyuling selama 10 tahun. Sehingga untuk mengetahui pendapatan penyuling selama 1 tahun, nilai NPV dibagi dengan umur ekonomis usaha menjadi Rp 13 465 068.49 per tahun. Berdasarkan Internal Rate of Return IRR, usaha penyulingan akar wangi juga layak untuk dijalankan karena hasil yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga yang dijadikan acuan tingkat discount factor 11,75 yang berarti bahwa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan investasi tersebut 25 per tahun. Nilai Net BC yang diperoleh lebih besar dari 1 yang berarti bahwa penggunaan investasi layak. Nilai Net BC sebesar 1.59 artinya penggunaan setiap Rp 1 untuk membiayai usaha tersebut akan menghasilkan Rp 1.59 selama umur usaha. Nilai yang dihasilkan Payback Period adalah 4.75 tahun yang artinya bahwa jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan sejumlah nilai investasi yang telah dikeluarkan adalah selama 4 tahun 9 bulan. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi tersebut lebih pendek daripada jangka waktu umur usaha sehingga layak untuk dijalankan. 6.2.5 Struktur Biaya, Peneriman dan Pendapatan Petani-Penyuling- Pengumpul-Pengekspor Akar Wangi Pelaku usaha akar wangi selanjutnya yaitu petani-penyuling-pengumpul pengekspor. Pada pelaku ini aktivitas yang dilakukan yaitu mulai dari usahatani akar wangi, memproses hasil panen sendiri menjadi akar wangi, mengumpul minyak akar wangi dari penyuling lain untuk dijual kembali, dan melakukan ekspor minyak akar wangi ke beberapa Negara yaitu Prancis, Swiss, Jerman, India, Australia dan Kanada. Pelaku usaha ini termasuk pelaku usaha skala Internasional dan hanya ada satu orang pelaku di Kecamatan Samarang. Sebesar 80 hasil penyulingan diekspor ke Negara luar dengan kisaran harga US 120 untuk kualitas minyak premium, sedangkan hanya 20 dari hasilnya untuk memenuhi permintaan di Garut dan Jakarta dengan kualitas regular atau standar. Perhitungan biaya dan penerimaan pada pelaku usaha ini hampir sama dengan perhitungan biaya dan penerimaan pada pelaku usaha lain. Hanya saja yang membedakan yaitu biaya ekspor yang dikeluarkan selama setahun. Berikut ini tabel yang memaparkan struktur biaya usahatani akar wangi pada pelaku usaha petani-penyuling-pengumpul-pengekspor di kecamatan Samarang. Tabel 26 Struktur biaya usahatani akar wangi pada pelaku usaha petani- penyuling-pengumpul-pengekspor di Kecamatan Samarang Komponen Biaya Satuan Jumlah Harga Rp Total Rp Persentase A. Biaya Tunai Biaya Tetap 1 Pajak Hektar 20 50 000 1 000 000 0.15 Sub Total Biaya Tunai Tetap 1 000 000 0.15 Biaya Variabel 2 Pupuk Kg 20 000 1 500 30 000 000 4.42 3 Tenaga Kerja Luar Keluarga HOK 6075 48 000 291 600 000 42.97 4 Upah Panen Borongan 2 400 50 000 120 000 000 17.68 Sub Total Biaya Tunai Variabel 441 600 000 65.07 Total Biaya Tunai 442 600 000 65.22 B. Biaya Diperhitungkan Biaya Tetap 1 Sewa Lahan Hektar 20 2 800 000 56 000 000 8.25 Sub Total Biaya Diperhitungkan Tetap 56 000 000 8.25 Biaya Variabel 2 Bibit Akar Wangi Kg 30 000 6 000 180 000 000 26.53 3 Tenaga Kerja Dalam Keluarga HOK - - - - 4 Upah Panen Borongan - - - - Sub Total Biaya Diperhitungkan Variabel 180 000 000 26.53 Total Biaya Diperhitungkan 236 000 000 34.78 Total Biaya Usahatani 678 600 000 100.00 Sumber: Data primer diolah 2014 Pada Tabel 26 menunjukkan total biaya tunai dan biaya diperhitungkan usahatani pada pelaku petani-peyuling-pengumpul-pengekspor masing-masing sebesar Rp 442 600 000 dan Rp 236 000 000 per satu tahun usahatani. Biaya tunai terdiri dari pajak lahan, biaya penyusutan peralatan, pupuk dan tenaga kerja luar keluarga. Sedangkan biaya diperhitungkan terdiri dari bibit dan tenaga kerja dalam keluarga. Bahan baku akar wangi yang dimasukkan ke dalam biaya diperhitungkan merupakan akar wangi hasil dari panen sendiri. Setelah menghitung besarnya biaya rata-rata yang dikeluarkan selama melakukan usahatani akar wangi, selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap pendapatan yang diperoleh pelaku usaha dalam proses penyulingan. Pendapatan penyuling dihitung menggunakan cash flow selama 10 tahun sesuai dengan umur ekonomis peralatan penyulingan. Komponen biaya penyulingan akar wangi menggunakan cashflow terdiri dari inflow dan outflow. Dalam perhitungan pada pelaku usaha ini, komponen inflow terdiri dari penerimaan penjualan minyak akar wangi ekspor yaitu sebesar Rp 3 575 275 200 per tahun, penerimaan penjualan minyak akar wangi dalam negeri sebesar Rp 912 000 000 per tahun, penerimaan dari penjualan minyak akar wangi yang dikumpul sebesar Rp 640 000 000 dan nilai sisa sebesar Rp 3 333 333.33. Sedangkan komponen outflow merupakan aliran keluar yang terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Komponen yang termasuk dalam biaya investasi yaitu biaya peralatan penyulingan dan bangunan yang terdiri dari ketel penyulingan, cooler, compressor, bangunan dan bak pendingin. Berikut tabel nilai investasi yang dimiliki oleh pelaku usaha petani-penyuling-pengumpul- pengekspor. Tabel 27 Nilai investasi pada usaha penyulingan pelaku usaha petani-penyuling- pengumpul-pengekspor akar wangi Jenis Investasi Umur Ekonomis tahun Jumlah tahun Nilai Investasi Rp Ketel penyulingan 10 2 300 000 000 Cooler 3 2 20 000 000 Compressor 5 2 40 000 000 Bangunan dan bak pendingin 10 2 100 000 000 Sumber: Data primer diolah 2014 Komponen biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel tunai. Biaya tetap tunai terdiri dari pajak lahan yang dikenakan sebesar Rp 100 000 per tahun. Biaya variabel tunai pada pelaku usaha ini sedikit berbeda dengan pelaku usaha sebelumnya. Terdapat beberapa biaya tambahan yang dikeluarkan untuk melakukan kegiatan ekspor yaitu biaya fumigasi, biaya palet, biaya packing, biaya sertifikat, pajak dan biaya ekspor itu sendiri. Biaya fumigasi merupakan biaya untuk sterilisasi botol yang dikenakan tarif per pengiriman. Biaya palet merupakan biaya untuk cover packing yang biasanya terbuat dari kayu atau plastik yang dikenakan tarif per pengiriman. Biaya packing merupakan biaya yang dikeluarkan untuk wadah untuk menampung minyak akar wangi. Wadah untuk minyak akar wangi yang diekspor berbeda dengan minyak akar wangi yang hanya dikirim ke Jakarta atau Garut. Biasanya untuk minyak yang diekspor penyuling menggunakan drum yang bahannya lebih kuat sehingga tidak hancur dan menyebabkan mutu minyak berubah. Biaya sertifikat merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membuat sertifikat yang menyatakan tingkat mutu minyak yang sudah sesuai dengan standar ekspor. Sertifikat ini merupakan syarat minyak akar wangi dapat diekspor yang dikenakan per sampel. Dalam kegiatan ekspor, penyuling juga dikenakan pajak per kilogram minyak. Berikut ini tabel biaya operasional usaha penyulingan akar wangi. Tabel 28 Biaya operasional usaha penyulingan akar wangi pelaku usaha petani- penyuling-pengumpul-pengekspor akar wangi Biaya Operasional Satuan Jumlah Satuan Harga Satuan Rp Biaya Rp Persentase Biaya Tetap Tunai 1 Pajak lahan Hektar 1 100 000 100 000.00 0.00 Biaya Variabel Tunai 1 Biaya usahatani Hektar 20 22 010 000 442 600 000.00 9.38 2 Beli minyak akar wangi Kg 800 775 000 620 000 000.00 13.14 3 Bahan baku akar wangi Kg 720 000 2 000 1 440 000 000.00 30.52 4 Listrik Minggu 480 20 000 9 600 000.00 0.20 5 Bahan bakar Drum 480 1 100 000 528 000 000.00 11.19 6 Pemeriksaan mutu Frekuensi 8 500 000 4 000 000.00 0.08 7 Pengepakan Jerigen 20 30 000 600 000.00 0.01 8 Transportasi Bulan 8 6 000 000 48 000 000.00 1.02 9 Tenaga Kerja Luar Keluarga a Pengangkut Borongan 960 100 000 96 000 000.00 2.03 b Penyuling Borongan 480 240 000 115 200 000.00 2.44 10 Biaya pemasaran Frekuensi 2 5 000 000 10 000 000.00 0.21 11 Biaya ekspor Kg 2560 479 895.57 1 228 532 659.20 26.03 12 Biaya fumigasi Pengiriman 10 300 000 3 000 000.00 0.03 13 Biaya packing Jerigen 30 150 000 450 000.00 0.10 14 Biaya palet Pengiriman 10 500 000 5 000 000.00 0.11 15 Biaya sertifikat Frekuensi 10 750 000 7 500 000.00 0.16 16 Biaya pemeliharaan Frekuensi 2 2 000 000 4 000 000.00 0.08 17 Pajak Kg 2560 60 000 153 600 000.00 3.26 Sumber: Data primer diolah 2014 Selain itu, variabel tunai pada pelaku usaha ini juga terdiri dari biaya usahatani, biaya untuk membeli minyak akar wangi dari penyuling lain pengumpul, biaya bahan baku akar wangi, biaya listrik, biaya bahan bakar, biaya pengepakan, biaya transportasi dan upah tenaga kerja luar keluarga. Biaya rata- rata yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku akar wangi merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan penyuling untuk satu tahun penyulingan. Dalam penyulingan, TKLK terdiri atas tenaga kerja penyulingan dan pengangkut bahan baku yang keduanya dilakukan secara borongan. Setelah diperoleh perhitungan pada arus penerimaan dan pengeluaran, dilakukan perhitungan net benefit yang merupakan pengurangan penerimaan dan pengeluaran. Dengan discount factor DF sebesar 11.75, diperoleh present value dari perkalian net benefit dan discount factor. Setelah itu, dapat diketahui lima indikator dari kriteria investasi. Kelima indikator tersebut adalah Net Present