Metode Pengambilan Contoh Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Akar Wangi di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut
3. Skenario C yaitu pada pelaku penyuling, petani-penyuling, petani-
penyuling-pengumpul terjadi peningkatan harga input yaitu bahan bakar sebesar 5 dan biaya lain dianggap tetap.
4. Skenario D yaitu pada pelaku penyuling, petani-penyuling, petani-
penyuling-pengumpul terjadi penurunan harga jual minyak akar wangi sebesar 5 dan biaya lain dianggap tetap.
5. Skenario E merupakan gabungan dari skenario 2 dan skenario 3 yaitu
pada pelaku
penyuling, petani-penyuling,
petani-penyuling- pengumpul terjadi peningkatan harga input yaitu bahan bakar sebesar
5, penurunan harga jual minyak akar wangi sebesar 5 dan biaya lain dianggap tetap.
6. Skenario F yaitu pada pelaku penyuling, petani-penyuling, petani-
penyuling-pengumpul terjadi peningkatan kapasitas penggunaan bahan baku per tahun sebesar 10 dan biaya lain dianggap tetap.
7. Skenario pada pelaku G yaitu pada pelaku petani-penyuling-
pengumpul-pengekspor terjadi peningkatan biaya ekspor sebesar 5 dan biaya lain dianggap tetap.
Adapun asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah sebagai berikut :
1. Umur usaha berdasarkan umur teknis investasi mesin penyulingan minyak
akar wangi yaitu 10 tahun, dimulai tahun 2013 dan seterusnya. 2.
Analisis cash flow dimulai dari T yang merupakan tahun dimana pelaku
usaha melakukan persiapan seperti mendirikan bangunan dan membeli peralatan penyulingan.
3. Proses penyulingan dilakukan selama 8 bulan dalam setahun, dengan
banyaknya penyulingan 30 kali dalam satu bulan. 4.
Nilai discount factor adalah 11.75 didasarkan pada kredit mikro BRI dan diasumsikan sama hingga akhir bisnis.
V GAMBARAN UMUM