Pengolahan Lahan Keragaan Usahatani Akar Wangi

Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa budidaya Good Agricultural Practices yang tidak dilakukan pada pola budidaya petani di tempat penelitian Kecamatan Samarang seperti pemberian pupuk pada saat pengolahan lahan, penyulaman, pembumbunan, pemupukan yang dilakukan hanya satu kali, dan pengendalian hama. Petani tidak melakukan budidaya tersebut dengan alasan tidak terlalu dibutuhkan dan menghemat biaya. Pemberian pupuk hanya satu kali dilakukan petani selama masa penanaman hingga pemanenan. Menurut Santoso 1993, pemberian pupuk penting dilakukan untuk meningkatkan kesuburan tanah. Begitu pula dengan penyulaman, pembumbunan dan pengendalian hama. Penyulaman berguna dilakukan untuk mencegah terjadi penurunan produksi akar wangi akibat rusaknya tanaman. Pembumbunan berguna dilakukan untuk mencegah tanaman akar wangi terendam air, khususnya pada saat musim hujan yang sedang terjadi di tempat penelitian. Pengendalian hama berguna dilakukan untuk mencegah terjadinya penurunan produksi akibat serangan hama.

6.1.2 Keragaan Usaha Penyulingan Minyak Akar Wangi

Di Kecamatan Samarang, teknik penyulingan akar wangi yang diterapkan oleh penyuling yaitu menggunakan sistem air dan uap kukus. Teknik penyulingan dengan cara ini sedikit lebih maju dan produksi minyaknya lebih baik. Akar wangi yang digunakan pada proses penyulinga berupa akar wangi kering yang sudah dijemur sebelumnya. Lama proses penyulingan 12 jam untuk menghasilkan minyak yang bermutu standar dengan tekanan 4-5 bar dan 20 jam untuk menghasilkan minyak bermutu premium dengan tekanan 2-3 bar. Tahap teknik penyulingan yang dilakukan penyuling di Kecamatan Samarang terdiri dari penanganan bahan baku akar wangi, pengisian bahan ke ketel, proses penyulingan minyak akar wangi, pemisahan minyak dan penampungan minyak. Input atau faktor produksi yang digunakan dalam usahatani akar wangi terdiri dari bahan baku akar wangi, bahan bakar, listrik, air dan tenaga kerja. Berikut ini alur proses penyulingan akar wangi. Gambar 6 Alur proses penyulingan akar wangi di Kecamatan Samarang

6.1.2.1 Penanganan Bahan Baku Akar Wangi

Hasil panen akar wangi terdiri dari akar dan bonggol. Akarnya sendiri digunakan sebagai bahan baku dalam penyulingan, sedangkan bonggolnya dapat digunakan kembali sebagai bibit untuk menanam kembali tanaman akar wangi. Bonggol dan akar dipisah dengan cara memotong bonggolnya. Dasar bonggol tidak ikut dipotong untuk menghindari akar ikut dalam bonggol. Proses penyiapan penyulingan akar wangi dimulai dengan pembersihan dan pencucian akar wangi untuk menghilangkan tanah yang menempel pada akar. Tanah yang ikut terbawa dalam proses penyulingan dapat menurunkan rendemen dan mutu minyak akar wangi. Namun sebagian penyuling tidak menerapkan penyulingan dengan cara produksi yang baik good manufacturing practices. Penyuling tidak selalu melakukan pencucian pada akar, hanya dilakukan apabila musim hujan dan terlalu banyak tanah yang menempel. Setelah itu dilakukan pengeringan akar wangi dengan cara menjemur di bawah sinar matahari dengan tujuan menguapkan sebagian air yang terkandung dalam bahan sehingga proses penyulingan lebih mudah dan singkat. Penanganan Bahan Baku Akar Wangi Pengisian Bahan ke dalam Ketel Proses Penyulingan Pemisahan Minyak Penampungan Minyak Pengemasan Minyak