Penyulingan Akar Wangi Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usaha Akar Wangi di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut

diperoleh di tempat penjualan bibit di sekitar lokasi penelitian. Harga beli bibit akar wangi yaitu Rp 200 000 per kemasan 100 kg atau Rp 2 000 per kg. Rata- rata penggunaan bibit akar wangi adalah 2 089.167 kghektar dengan biaya sebesar Rp 4 178 333.33. Sebagian besar petani di Kecamatan Samarang melakukan penanaman pada awal musim hujan Oktober-November karena pada awal pertumbuhan, tanaman akar wangi membutuhkan air yang cukup.

6.1.1.3 Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman perlu dilakukan sejak tanaman ditanam hingga tanaman selesai di panen. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman akar wangi antara lain yaitu penyiangan I, pemupukan dan penyiangan II.

1. Penyiangan I

Setelah tanaman akar wangi berumur 3 bulan, tahap yang perlu dilakukan adalah penyiangan I. Kegiatan penyiangan merupakan hal yang sangat penting dilakukan untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan akar wangi yang diakibatkan oleh gulma yang tumbuh disekitar tanaman. Penyiangan dilakukan oleh petani dengan cara membersihkan gulma-gulma dengan tangan dan menggunakan golok ataupun sabit.

2. Pemupukan

Kegiatan pemupukan merupakan pemberian tambahan sejumlah unsur-unsur makanan yang diperlukan oleh tanaman akar wangi untuk menambah dan mempertinggi kesuburan tanah. Kegiatan pemupukan dilakukan satu kali pada saat tanaman berumur 6 bulan dengan cara memasukkan pupuk ke dalam lubang dan kemudian ditutup tanah kembali. Usahatani akar wangi di lokasi penelitian hanya menggunakan pupuk padat untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk padat yang digunakan adalah pupuk TSP, pupuk Urea, pupuk Phonska, dan pupuk ZA, dan pupuk NPK. Jumlah pupuk yang dikeluarkan tergantung besarnya luas lahan akar wangi dan bibit yang ditanam. Tabel 11 berikut ini adalah rata-rata biaya penggunaan pupuk untuk usahatani akar wangi di Kecamatan Samarang. Tabel 11 Rata-rata biaya penggunaan pupuk usahatani akar wangi di Kecamatan Samarang per hektar per tahun Jenis Pupuk Jumlah kg Harga Rpkg Biaya Rp ZA TSP NPK Phonska Urea 214.72 206.02 64.95 14.27 119.02 2 000 2 000 2 500 2 500 2 000 429 439.39 412 039.39 162 363.64 35 666.67 238 033.33 Total 618.98 1 277 542.42 Sumber: Data primer diolah 2014 Rata-rata penggunaan pupuk terbesar adalah pupuk ZA,TSP dan urea yaitu masing-masing sebesar 214.72 kgha, 206.02 kgha dan 119.02 kgha, dengan harga pupuk Rp 2 000 per kg. Sedangkan penggunaan terhadap pupuk NPK dan phonska sangat sedikit jumlahnya yaitu masing-masing sebesar 64.95 kgha dan 14.27 kgha. Hal tersebut dikarenakan harga pupuk keduanya lebih mahal yaitu sebesar Rp 2 500 per kg.

3. Penyiangan II

Kegiatan penyiangan II merupakan kegiatan membersihkan kembali lahan akar wangi dari gulma-gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu, serta sekaligus melakukan pemangkasan tanaman akar wangi. Pemangkasan ini khususnya dilakukan pada tanaman akar wangi yang ditanam secara tumpang sari agar tidak mengganggu proses pertumbuhan tanaman disekitarnya. Pemangkasan daun akar wangi setelah berumur lebih dari 6 bulan dapat memacu pertumbuhan akar menjadi lebih rimbun dan panjang. Menurut hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Industri Bogor, pemangkasan daun yang dilakukan 3 bulan atau 6 bulan sekali, khususnya di dataran tinggi dapat meningkatkan hasil sekitar 10 Santoso, 1993.

6.1.1.4 Pemanenan

Salah satu faktor penting dari usaha budidaya tanaman akar wangi adalah penentuan waktu panen. Apabila tanaman akar wangi dipanen terlalu cepat akan mengakibatkan kualitas akar yang dihasilkan rendah dan menghasilkan minyak yang sedikit. Sedangkan jika tanaman akar wangi dipanen terlalu lama akan mengakibatkan kualitas akar yang dihasilkan layu dan kering, serta mengakibatkan minyak yang dihasilkan hilang. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden petani akar wangi di kecamatan Samarang, saat panen terbaik