10 sekali dalam seminggu memiliki risiko lebih rendah terkena demensia
dibandingkan dengan penduduk yang mengonsumsi daging. Selain itu, sebuah study tahun 2009 di British Journal of Ophthalmology menyimpulkan bahwa
asam lemak omega 3 dalam ikan pelagis menguntungkan baik dalam mencegah dan memperlambat perkembangan degenerasi makula
15
terkait usia pada orang tua. Para peneliti menyarankan bahwa orang yang berisiko demensia harus makan
dua porsi minyak ikan per minggu
16
. Bukti lain dari manfaat mengonsumsi ikan laut yang dimuat dalam jurnal
Circulation, sebuah jurnal kesehatan terkemuka pada tahun 2004, dijelaskan oleh seorang peneliti Denmark pada tahun 1970, ahli kesehatan jantung. Mereka
menemukan fakta rendahnya kasus kematian orang Eskimo akibat penyakit jantung koroner, walaupun mereka banyak mengonsumsi makanan berlemak
tinggi. Hal tersebut terjadi karena ternyata orang Eskimo mempunyai kebiasaan menyantap daging ikan. Hal tersebut karena daging ikan memiliki kandungan
asam lemak omega 3 yang berperan dalam melindungi jantung. Daging ikan mampu menurunkan kolesterol dalam darah, memperbaiki fungsi dinding
pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, mencegah terjadinya penggumpalan darah, dan sangat berguna bagi sistem pembentukan otak. Deretan manfaat ikan
ini bagi jantung masih bertambah lagi seiring penelitian para ilmuwan. Salah satu yang terbaru adalah mencegah timbulnya Fibrilasi Atial FA, suatu jenis
gangguan irama jantung yang sering terjadi pada orang tua
17
.
2.3 Gambaran Industri Pengolahan Ikan
Agroindustri perikanan merupakan salah satu rantai penting dalam agribisnis. Adanya agroindustri pengolahan ikan membuat kita mudah dalam
mendapatkan zat gizi yang ada pada ikan dalam bentuk olahan apapun.
15.
Degenerasi makula adalah suatu keadaan dimana macula mengalami kemunduran sehingga terjadi penurunan ketajaman penglihatan dan kemungkinan akan menyebabkan hilangnya
fungsi penglihatan sentral. Makula adalah pusat dari retina dan merupakan bagian yang paling vital dari retina yang memungkinkan mata melihat detil-detil halus pada pusat lapang pandang.
2009. Degenerasi makula. http:idmgarut.wordpress.com20090202referat-degenerasi- makula [Diakses 8 Februari 2011]
16.
Yoxx. 2010. Sedikit tentang ikan pelagis. http:yoxx.blogspot.com201005sedikit-tentang- ikan-pelagis.html [Diakses 2 Februari 2011]
17.
Qimindra, fajar rudy. 2009. Manfaat ikan bagi kesehatan. http:konsultasikesehatan.netindex. php 200802manfaat-ikan-laut-bagi-kesehatan [Diakses 6 Januari 2010
11 Pengolahan ikan ini dilakukan untuk memperbaiki cita rasa, dan meningkatkan
daya tahan ikan mentah, serta memaksimumkan manfaat hasil tangkapan maupun hasil budidaya. Industri pengolahan ikan telah banyak tersebar khususnya di
Indonesia yang merupakan Negeri Bahari. Berbagai jenis produk telah dihasilkan dengan berbagai merek
18
. Dirjen Pengolahan Pemasaran Hasil Perikanan P2HP Kementerian
Kelautan dan Perikanan KKP, Mariani Huseini, pada tahun 2010 mengatakan bahwa dari 59.839 unit industri pengolahan ikan di Indonesia, baru ada 422 unit
industri yang memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan SKP. Sejumlah kendala yang membuat industri perikanan tidak ingin melakukan sertifikasi diantaranya
keterbatasan bahan baku, permodalan, dan juga hambatan kebijakan. Padahal, prospek industri perikanan ini sangat baik untuk pasar lokar ataupun pasar luar
negeri. Menurut catatan FAO 2007, Indonesia termasuk sebagai negara
produsen perikanan ketiga terbesar di dunia. Namun kenyataannya, industri pengolahan ikan yang berjalan di dalam negeri belum mampu memanfaatkan
secara penuh produksi ikan yang ada karena tingginya ekspor bahan baku berupa ikan segar. Hingga tahun 2010, industri pengolahan ikan, baik yang skala besar
maupun skala kecil dan menengah belum mampu meningkatkan perekonomian negara
19
. Menurut Departemen Perindustrian dan Perdagangan 2004, Indonesia memiliki 327 sentra agroindustri perikanan dengan sentra utama di Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara
20
. Permasalahan industri perikanan yang terlihat di Jawa Barat, menurut
penelitian Rahayu 2009, yaitu rendahnya mutu produk dan rendahnya bahan baku serta lemahnya kemampuan teknologi. Oleh karena itu diperlukan desain
untuk meningkatkan daya saing industri pengolahan. Peningkatan daya saing
18.
Ehsa. 2010. Industri Pengolahan Ikan. http:ehsablog.comindustri-pengolahan-ikan.html. [diakses 8 Februari]
19.
P2HP. 2010. Baru 422 Unit Industri Pengolahan Ikan Miliki SKP. http:bataviase.co.idnode 338386. [Diakses 8 Februari]
20.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2004. dalam Rahayu, D L. 2009. Desain Peningkatan Daya Saing Industri Pengolahan Ikan Berbasis Perbaikan Kinerja Mutu dalam
Rantai Pasokan Ikan Laut Tangkapan Di Wilayah Utara Jawa Barat.
12 industri pengolahan ikan dapat dilakukan dengan perbaikkan kinerja mutu pada
rantai pasok, untuk mewujudkan itu diperlukan beberapa pihak terkait diantaranya Dinas Perikanan Daerah, Dinas Perindustrian Daerah, DKP, Departemen
Perindustrian, Pemerintah Pusat dan Daerah, Kementrian KUKM, lembaga bantuan permodalan, serta seluruh pelaku yang terlibat dalam rantai pasok industri
pengolahan ikan laut tangkapan. Rekomendasi yang ditawarkan salah satunya adalah bantuan permodalan bagi nelayan dan industri pengolahan ikan skala kecil
dan menengah dalam upaya memperbaiki mutu kerja dan produk. Selain itu di Kabupaten Bangka, Fonna 2004 menyimpulkan bahwa
kegiatan industri pengolahan ikan di Kabupaten Bangka dipengaruhi oleh kegiatan para nelayan dalam mencari ikan di laut. Hal ini dilihat dari penggunaan
bahan baku yang dibutuhkan oleh industri pengolahan ikan hampir semuanya dihasilkan oleh nelayan. Tidak semua industri pengolahan ikan bisa mendapatkan
bahan baku ikan langsung dari nelayan atau tempat pelelangan ikan, sebagian harus melalui pedagang. Padalah penyediaan bahan baku yaitu ikan merupakan
salah satu faktor yang penting dalam keberlanjutan usaha pengolahan ikan. Pelaku yang terlibat antara lain nelayan, pedagang, dan industri pengolahan. Ketiga
komponen tersebut memiliki kepentingan searah, maksudnya ada hubungan saling melengkapi, dimana nelayan menjual hasil tangkapannya kepada pedagang, dan
selanjutnya pedagang menyuplai bahan baku untuk industri pengolahan ikan. Hambatan yang terjadi disalah satu komponen akan menyebabkan
kegiatan pengolahan terganggu. Hambatan yang terjadi dihampir semua usaha pengolahan ikan adalah permodalan dan menyangkut kebijakan pemerintah
daerah terhadap usaha industri pengolahan ikan. Dibutuhkan kerjasama dengan sistem kontrak yang kuat agar pengadaan pasokkan bahan baku berjalan lancar
sehingga tidak menghambat proses produksi pada industri pengolahan ikan. Industri pengolahan ikan di Kabupaten Bangka menerapkan sistem kontrak yaitu
kontrak dalam penyediaan bahan baku bagi industri pengolahan ikan, kontrak dalam proses produksi, dan kontrak dalam pemasaran hasil produk olahan. Produk
olahan ikan di Kabupaten Bangka terdiri dari terasi, abon ikan, kerupuk ikan, rusip, dan ikan kering.
13 Industri pengolahan ikan lainnya yaitu industri pengolahan ikan di Jawa
Timur yaitu di Kabupaten Tuban. Salah satu industri pengolahan ikan di sana adalah industri pengolahan kerupuk ikan. Menurut Sampono 2007, industri
pengolahan ikan di Kabupaten Tuban dilakukan karena upaya peningkatan pendapatan per kapita nelayan Tuban. Industri pengolahan ikan di Kabupaten
Tuban, Kecamatan Tambak Boyo masih berupa home industry. Home industry kerupuk ikan yang ada adalah sentra nelayan Tuban, karena semua pemilik sentra
juga sebagai nelayan dengan kegiataan sehari-hari menangkap ikan. Pekerjaan mengolah ikan merupakan usaha sampingan. Hampir di seluruh sentra belum ada
yang mengusahaan pengolahan kerupuk ikan sebagai usaha utama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa masih ada peluang dan prospek untuk mengembangkan
sentra tersebut menjadi lebih besar lagi. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan melihat faktor peralatan,
kebijakan, dan tenaga kerja. Pada kasus ini diperlihatkan bahwa peralatan berpengaruh positif terhadap kualitas produksi. Peralatan yang lebih baik dapat
meningkatkan kualitas dari setiap produksi kerupuk ikan, selain itu terlihat pula pengaruh positif antara kebijakan dengan tenaga kerja, ketika kebijakan memihak
terhadap keberlangsungan home industry maka minat tenaga kerja akan semakin meningkat dan tenaga kerja akan semakin menekuni usaha tersebut. Hubungan
timbal balik atau interaksi antara home industry dengan kebijakan pemerintah di Tuban sangat lemah. Hal ini berarti kebijakan pemerintah tidak banyak
berpengaruhnya terhadap home industry yang ada atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena home industry merupakan pekerjaan samping. Penyebab industri kerupuk
ikan di Tuban kurang berkembang adalah karena kelemahan sumberdaya manusia, peralatan yang sangat sederhana, kekurangan modal untuk mendapatkan bahan
baku yang lebih banyak, dan metode pemasaran yang masih tradisional.
2.4 Prospek Produk Olahan Ikan