13 Industri pengolahan ikan lainnya yaitu industri pengolahan ikan di Jawa
Timur yaitu di Kabupaten Tuban. Salah satu industri pengolahan ikan di sana adalah industri pengolahan kerupuk ikan. Menurut Sampono 2007, industri
pengolahan ikan di Kabupaten Tuban dilakukan karena upaya peningkatan pendapatan per kapita nelayan Tuban. Industri pengolahan ikan di Kabupaten
Tuban, Kecamatan Tambak Boyo masih berupa home industry. Home industry kerupuk ikan yang ada adalah sentra nelayan Tuban, karena semua pemilik sentra
juga sebagai nelayan dengan kegiataan sehari-hari menangkap ikan. Pekerjaan mengolah ikan merupakan usaha sampingan. Hampir di seluruh sentra belum ada
yang mengusahaan pengolahan kerupuk ikan sebagai usaha utama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa masih ada peluang dan prospek untuk mengembangkan
sentra tersebut menjadi lebih besar lagi. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan melihat faktor peralatan,
kebijakan, dan tenaga kerja. Pada kasus ini diperlihatkan bahwa peralatan berpengaruh positif terhadap kualitas produksi. Peralatan yang lebih baik dapat
meningkatkan kualitas dari setiap produksi kerupuk ikan, selain itu terlihat pula pengaruh positif antara kebijakan dengan tenaga kerja, ketika kebijakan memihak
terhadap keberlangsungan home industry maka minat tenaga kerja akan semakin meningkat dan tenaga kerja akan semakin menekuni usaha tersebut. Hubungan
timbal balik atau interaksi antara home industry dengan kebijakan pemerintah di Tuban sangat lemah. Hal ini berarti kebijakan pemerintah tidak banyak
berpengaruhnya terhadap home industry yang ada atau sebaliknya. Hal ini terjadi karena home industry merupakan pekerjaan samping. Penyebab industri kerupuk
ikan di Tuban kurang berkembang adalah karena kelemahan sumberdaya manusia, peralatan yang sangat sederhana, kekurangan modal untuk mendapatkan bahan
baku yang lebih banyak, dan metode pemasaran yang masih tradisional.
2.4 Prospek Produk Olahan Ikan
Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung lemak omega 3 tentunya sangat dibutuhkan bagi tubuh. Namun
seperti yang kita ketahui, ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak membusuk. Oleh karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. Pengolahan
14 merupakan salah satu cara untuk mempertahankan ikan dari hasil proses
pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi.
Pada mulanya, usaha-usaha yang dilakukan dalam pengolahan ikan dikerjakan secara tradisional. Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, usaha dalam pengolahan ikan pun ikut berkembang pesat dengan makin banyaknya peralatan mekanis yang digunakan dalam proses pengolahan
ikan tersebut. Sehingga dengan peralatan yang cukup modern, proses pengolahan ikan menjadi lebih cepat dan memperbanyak produksi akhir serta mampu
memperbaiki hasil olahan. Menurut Balai Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan tahun 2008, perkembangan produk olahan
mulai mendapatkan perhatian dari kalangan pengusaha yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya variasi produk olahan yang ada di pasaran. Produk olahan
ikan antara lain bakso ikan, nugget ikan, kaki naga, otak-otak, dan lain-lain. Produk-produk tersebut saat ini makin banyak diusahakan oleh perusahaan karena
produk tersebut tentunya sedang diminati masyarakat Adawyah 2008.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan terdahulu dapat dijadikan referensi penulis untuk kemungkinan- kemungkinan menentukan faktor-faktor lingkungan perusahaan. Tentunya
tinjauan terdahulu tersebut masih memiliki kedekatan dengan penelitian penulis. Penelitian Ardhi 2008 membuat rancangan strategi pengembangan usaha
melalui pendekatan arsitektur strategik Studi kasus BANISI, Kec. Soreang, Kab. Bandung, Jawa Barat. Peneliti membuat sebuah rancangan strategi untuk
perusahaan olahan ikan, yaitu dengan menentukan strategi terlebih dahulu peneliti melakukan analisis lingkungan umum dan analisis lingkungan industri untuk
mengidentifikasi lingkungan eksternal serta menggunakan pendekatan rantai nilai untuk mengidentifikasi lingkungan internal. Matriks IFE dan EFE serta matriks IE
untuk mengetahui strategi inti perusahaan, matriks SWOT untuk memformulasikan strategi dan arsitektur strategi untuk merancang strategi-strategi
dari matriks SWOT. Berdasarkan analisis matriks EFE dapat diketahui bahwa adanya dukungan dari pemerintah merupakan peluang yang harus dimanfaatkan
oleh perusahaan. Sedangkan ancaman terberat yang dihadapi perusahaan adalah
15 adanya produk pengganti. Berdasarkan analisis IFE diketahui bahwa pengendalian
mutu yang diterapkan oleh perusahaan menjadi kekuatan utama. Kelemahan utama dari BANISI adalah tumpang tindih pekerjaan.
Dari analisis Matriks IE diperoleh posisi perusahaan terletak pada kuadran V. Pada posisi ini perusahaan dapat dikelola dengan strategi pertahanan dan
pelihara, yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Berdasarkan analisis SWOT didapat beberapa strategik yang kemudian dibuatkan rancangan arsitektur
strategiknya. Strategi tersebut seperti memelihara hubungan baik dengan stakeholders, yaitu pemasok, agen, dan konsumen. Selain itu strategi lainnya yaitu
meningkatkan jumlah produksi dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada, memperbaiki profesionalitas manajemen, pengembangan perusahaan dengan
pemanfaatkan bantuan modal, mencari alternatif bahan baku dari komoditas lain, upaya pengembangan perusahaan dengan partnership, melakukan promosi secara
intensif dan efektif, meningkatkan teknologi produksi dan informasi. Strategi tersebut dipetakan ke dalam lima tahun mendatang dalam arsitektur strategik.
Penelitian Hukmi 2010 menganalisis kelayakan pengembangan usaha pengolahan ikan asap kasus pada Aneka Ikan Asap IACHI Petikan Cita Halus
PCH, Desa Raga Jaya, Kecamatan Citayam, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peneliti menggunakan dua aspek untuk menentukan kelayakan usaha, yaitu
analisis aspek-aspek non finansial dan analisis aspek-aspek finansial. Berdasarkan hasil aspek-aspek non finansial, yaitu aspek komersial, aspek teknis, aspek
institusional, organisasi, dan manajerial, aspek sosial dan lingkungan dan aspek ekonomi, usaha pengolahan ikan asap PCH layak untuk dijalankan. Analisis
aspek-aspek finansial menggunakan dua sekenario. Sekenario usaha I merupakan keadaan usaha pada saat ini. Sekenario II merupakan kondisi usaha setelah
melakukan perbaikan packaging dan sudah memiliki brand image IACHI yaitu pada tahun 2009.
Berdasarkan analisis aspek-aspek finansial terhadap dua skenario, kedua skenario usaha layak untuk dijalankan PCH yaitu pada saat usaha melakukan
perbaikan packaging produk ikan asap dan mengalami peningkatan produksi. Berdasarkan perbandingan switching value terhadap kedua skenario diperoleh
bahwa skenario II lebih menguntungkan untuk diusahakan dan memiliki nilai
16 sensitivitas yang paling rendah terhadap kemungkinan perubahan biaya dan
manfaat yang terjadi. Oleh karena itu pengembangan usaha pengolahan ikan asap dengan skenario II yaitu kondisi usaha pada saat melakukan peningkatan produksi
menjadi 100 kg per hari. Penelitian lain yang pernah dilakukan adalah penelitian oleh Amir 2008
mengenai strategi pengembangan usaha abon ikan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi yang paling cocok digunakan KUB Hurip dalam mengembangkan usaha abon ikan tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis
Matriks EFE dan IFE, Matriks IE, Analisis SWOT, Metode PHA Proses Hirarki Analitik. Berdasarkan penelitian tersebut dilihat dari faktor eksternal lingkungan
didapat peluang dan ancaman. Peluang yang dihadapi adalah adanya dukungan Pemda Sukabumi dalam pengembangan UKM di Sukabumi, perkembangan
teknologi yang semakin maju dan adanya peluang ekspansi pemasaran. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah kenaikkan harga BBM, ancaman
masuknya pendatang baru cukup besar, ketidaktersediaan bahan baku karena perubahan musim, adanya produk substitusi, dan daya beli pelanggan menurun.
Dilihat dari faktor internal perusahaan, kekuatan perusahaan yaitu lokasi perusahaan strategis, rasa dan tekstur produk yang baik, adanya labelisasi
kemasan, pengalaman perusahaan selama empat belas tahun, loyalitas pelanggan, adanya hubungan kekeluargaan dan kerja sama yang kuat dan telah ada
pembagian tugas. Hasil dari matriks IE menunjukkan posisi KUB Hurip Mandiri di kuadran II yang memberikan rekomendasikan untuk tumbuh dan berkembang.
Strategi intensif dapat menjadi strategi yang paling sesuai. Matriks SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi yaitu memperluas
jaringan distribusi dan pemasaran, melakukan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa dan kemasan, aktif melakukan kegiatan promosi,
mengoptimalkan volume produksi, meningkatkan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada konsumen dan pemasok, melakukan penghematan biaya, dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam kemampuan manajemen. Hasil pengolahan PHA diperoleh prioritas alternatif strategi pengembangan usaha
abon ikan yaitu: 1 meningkatkan kualitas produk dan mutu pelayanan kepada
17 konsumen serta pemasok, 2 aktif melakukan kegiatan promosi, dan 3
memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Tresnaprihandini 2006 yang memformulasikan strategi pengembangan
usaha kerupuk udang dan ikan pada perusahaan “Candramawa” di Kabupaten Indramayu. Berdasarkan Matriks EFE diketahui peluang terbesar yang dapat
dimanfaatkan oleh perusahaan adalah tingkat konsumsi kerupuk terus meningkat. Sedangkan berdasarkan matriks IFE ancaman terbesar yang akan dihadapi
perusahaan adalah perusahaan pesaing lebih cepat dalam mengadaptasi teknologi. Berdasarkan analisis dari matriks IE dan SWOT dihadapkan beberapa strategi
yang dapat dijalankan perusahaan antara lain meningkatkan kualitas dan kuantitas produk, menjalin kerjasama dengan perusahaan besar pengekspor kerupuk,
memperluas wilayah distribusi produk ke wilayah yang potensial yang belum pernah dijangkau pesaing maupun perusahaan, bekerjasama dengan pemerintahan
daerah setempat untuk mendapatkan kemudahan memperoleh bahan baku, fasilitas dan perlindungan hukum, dan lain sebagainya, dari analisis QSPM maka
prioritas strategi alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh perusahaan “Candramawa” adalah menjalin kerjasama dengan perusahaan besar pengekspor
kerupuk. Fatimah 2009 menganalisis mengenai strategi bisnis pengolahan ikan
asap Petikan Cita Halus di Desa Regajaya, Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini pada intinya sama yaitu menganalisis
lingkungan eksternal dengan menggunakan matriks EFE dan internal perusahaan dengan menggunakan matriks IFE. Kemudian dicocokan dengan matriks IE dan
SWOT serta tahapan terakhir yaitu analisis QSPM. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal didapatkan peluang yaitu komitmen pemerintah dalam
mendukung usaha olahan ikan, permintaan untuk ekspor masih besar, belum banyaknya kompetitor di wilayah Jawa, konsumsi masyarakat Indonesia terhadap
ikan masih tinggi, meningkatnya kesadaran akan makanan bergizi dan sehat bagi tubuh, perkembangan teknologi untuk mempercepat proses produksi, penyakit
yang bersumber dari hewan non perikanan semakin banyak, Sumber daya tenaga kerja masih murah dan mudah diperoleh. Sedangkan yang menjadi ancaman
perusahaan yaitu sistem pembayaran supermarket yang tidak tunai, bahan baku
18 ikan air laut yang bersifat musiman membuat produksi tidak kontinu, produk ikan
asap belum populer jika dibandingkan dengan produk olahan ikan lain di pasaran. Berdasarkan analisis lingkungan internal didapatkan kekuatan perusahaan
yaitu: memiliki struktur organisasi yang sederhana dan ringkas, menerapkan sistem kekeluargaan dengan karyawan, produknya berasal dari ikan air tawar dan
ikan air laut, produknya telah mendapatkan sertifikasi SNI dan label halal, harga lebih murah dibanding kompetitornya, mempunyai jaringan kerjasama yang baik
dengan pemasok bahan baku ASPPI, waktu penhgasapan yang cepat efisiensi produksi, memiliki jaringan kerjasama dengan Lembaga Penelitian IPB, Sudah
menggunakan komputer dan menerima pesanan melalui email. Sedangkan yang menjadi kelemahan, antara lain: rendahnya keterampilan karyawan harian,
pengetahuan serta pengalaman pemilik dan karyawan bagian pemasaran kurang terutama untuk pasar ekspor, sarana promosi masih kurang, modal usaha terbatas,
ketergantungan yang tinggi terhadap satu pemasok bahan baku ikan air laut. Setelah melakukan pembobotan dan peratingan maka kemudian kondisi
perusahaan dicocokkan ke dalam matriks IE. Matrik IE memperlihatkan bahwa perusahaan berada pada posisi V yaitu
strategi mempertahankan dan memelihara. Alternatif strategi dari analisis SWOT antara lain: memanfaatkan teknologi dan tenaga kerja untuk memacu dan
menambah jumlah produksi secara kontinu, melakukan ekspor dengan merek sendiri, peningkatan kapasitas karyawan harian serta peningkatan pengetahuan
pemilik dan para manajer mengenai pasar ekspor, melakukan pinjaman melalui kredit usaha kecil yang dikeluarkan bank-bank pemerintah, mengidentifikasi
produk ikan yang paling digemari sehingga bisa memproduksi sesuai perbandingan dari keterampilan konsumen, membuka kerjasama dengan
pemasok-pemasok lain, melakukan renegosiasi kerjasama dengan supermarket yang sedang berjalan dan membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan pihak
lain, melakukan promosi melalui website dengan mengedepankan jenis produk dan harga, memperluas media promosi produk, meningkatkan kerjasama dengan
pemasok, melakukan penetrasi pasar secara intensif baik melalui pameran maupun sistem keagenan. Strategi tersebut kemudian diberi prioritas dengan menggunakan
19 QSPM. Prioritas utama adalam melakukan penetrasi pasar secara intensif baik
melalui pameran maupun sistem. Berdasarkan
penelitian terdahulu
pada Tabel 6 yang telah dilakukan, terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dengan penelitian ini. Secara umum
perbedaan terletak pada lokasi dilakukan penelitian. Sedangkan secara umum persamaannya adalah penelitian yang dikaji sama yaitu mengenai produk olahan
ikan. Penelitian Ardhi 2006 memiliki perbedaan yaitu tempat penelitian dan komoditi yang diteliti yaitu produk olahan ikan bandeng serta menggunakan
analisis matriks EFE dan IFE, matriks IE, sedangkan konsep alat analisisnya sama yaitu menggunakan matriks SWOT dan pendekatan arsitektur strategik. Penelitian
Amir 2008 memiliki perbedaan yaitu tempat penelitian dan metode yang digunakan yaitu matriks EFE, IFE dan mtriks IE serta menggunakan metode
PHA, serta mengkaji tentang usaha abon ikan sedangkan persamaannya adalah alat analisis yang digunakan yaitu menggunakan SWOT. Penelitian Hukmi 2010
memiliki perbedaan yaitu tempat penelitian, konsep penelitian yaitu studi kelayakan, dan alat analisis yang digunakan yaitu NPV, Net BC, IRR, Payback
Period, BEP, Analisis switching value serta mengkaji mengenai pengolahan ikan asap. Penelitian Tresnaprihandini 2008 memiliki perbedaan yaitu tempat
penelitian serta alat analisis yang digunakan adalah analisis matriks EFE dan IFE, matriks IE dan matriks QSPM, produk yang dibahas adalah kerupuk udang dan
kerupuk ikan. Sedangkan persamaannya adalah alat analisis yaitu matriks SWOT. Begitu pula dengan penelitian Fatimah 2009 yang berbeda dari tempat
penelitian, serta menggunakan matriks IE serta matriks QSPM. Melihat hal tersebut maka penelitian ini yang berjudul Analisis Strategi Bisnis Pengolahan
Ikan Pada CV Bening Jati Anugrah, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor merupakan penelitian yang dapat dijadikan pelengkap dari penelitian sebelumnya
terkait usaha pengolahan ikan.
20
Tabel 6. Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama
Judul Penelitian Alat Analisis
1 Ardhi 2008
Perancangan Strategi Pengembangan Usaha
Melalui Pendekatan Arsitektur Strategik
Studi Kasus BANISI, Kec. Soreang, Kab.
Bandung, Jawa Barat Analisis Matriks IFE dan
EFE, Matriks IE, Analisis SWOT,
Arsitektur strategik
2 Amir 2008
Strategi Pengembangan Usaha Abon Ikan Di
KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok
Kabupaten Sukabumi. Analisis Matriks EFE
dan IFE, Matriks IE, Analisis SWOT, Metode
PHA Proses Hirarki Analitik.
3 Hukmi 2010
Kelayakan Pengembangan Usaha
Pengolahan Ikan Asap Kasus pada Aneka Ikan
Asap IACHI Petikan Cita Halus PCH, Desa
Raga Jaya, Kecamatan Citayam, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat NPV, Net BC, IRR,
Payback Period, BEP, Analisis switching value
4 Tresnaprihandini 2006
Formulasi Strategi Pengembangan Usaha
Kerupuk Udang dan Ikan Pada Perusahaan
“Candramaya” Di Kabupaten Indramayu
Analisis Matriks IFE dan EFE, Matriks IE,
Analisis SWOT, Matriks QSPM
5. Fatimah
2009
Strategi Bisnis Pengolahan Ikan Asap
Petikan Cita Halus Di Desa Regajaya,
Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor,
Provinsi Jawa Barat. Analisis Matriks EFE
dan IFE, Matriks IE, Analisis SWOT, QSPM
21
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1