merupakan petani atau buruh tani yang memiliki usahatani dengan komoditas padi dan palawija seperti singkong, ketela pohon, jagung, kacang panjang dan kacang
tanah kacang cabut. Luas lahan garapan responden tersebar antara 500 m
2
hingga 25.000 m
2
. Sebaran responden menurut luasan lahan garapannya dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Garapan Usahatani Tahun 2010 dalam jumlah dan persen
Sumber: Hasil Wawancara Responden PetaniBuruh Tani di Desa Iwul Kecamatan Parung Tahun 2010
Pendidikan dari responden mayoritas hanya tingkat Sekolah Dasar SD yaitu sebesar 75,76 persen atau 42 orang. Sebesar 21,24 persen atau 11 orang dari
seluruh responden tidak pernah sekolah dan hanya 3 persen atau 2 orang dari seluruh responden memiliki pendidikan hinggat tingkat Sekolah Menengah
Pertama SMP.
Luas Lahan Garapan m
2
Total Jumlah orang
Persen
≤ 500 m
2
7 12,12 500 m
2
≤ x 1.000 m
2
7 12,12 1.000 m
2
≤ x 2.000 m
2
5 9,10 2.000 m
2
≤ x 3.000 m
2
5 9,10 3.000 m
2
≤ x 4.000 m
2
5 9,10 4.000 m
2
≤ x 5.000 m
2
12 24,21 5.000 m
2
≤ x 10.000 m
2
7 12,12 10.000 m
2
≤ x 20.000 m
2
2 3,03 20.000 m
2
≤ x 30.000 m
2
5 9,10 Jumlah 55 100
BAB V PERAN KELOMPOK TANI BAGI KEGIATAN USAHATANI
ANGGOTA
5.1 Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani
Peran produksi kelembagaan Kelompok Tani yang dikaji dalam penelitian ini ialah kemampuan kelompok untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan
faktor-faktor yang dapat menunjang kegiatan produksi melalui pengorganisasian faktor-faktor tersebut agar dapat diakses oleh petani anggotanya. Sebagai suatu
unit usaha bersama diharapkan petani yang menjadi anggota kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan lebih akses terhadap faktor-faktor produksi yang dapat
mendukung usaha pertaniannya dibandingkan dengan petani non anggota kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan. Faktor produksi yang dimaksud seperti:
peningkatan pada sumberdaya lahan garapan bagi petani anggota; bantuan sumberdaya modal serta pembinaan petani anggota untuk peningkatan
keterampilannya di sektor pertanian. Peningkatan pada pengorganisasian kegiatan produksi oleh kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan, akan mendorong
terjadinya pengembangan usahatani bagi petani anggota. Secara keseluruhan peran produksi kelembagaan Kelompok Tani
Sauyunan dalam pengorganisasian kegiatan produksi bagi petani anggota masih rendah, dimana sebesar 47,50 persen dari petani anggota menilai bahwa
pengorganisasian kegiatan produksi kelembagaan kelompok taninya masih rendah. Pengorganisaian kegiatan produksi kelembagaan kelompok tani tinggi
menurut responden hanya sebesar 15 persen saja. Hal ini dapat dikatakan bahwa keberperanan kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan dalam pengorganisasian
kegiatan produksi bagi petani anggota belum optimal. Lebih lanjut dapat dilihat
pada Gambar 3.
Pengkategorian pengorganisasian kegiatan produksi rendah, sedang dan tinggi dilakukan dengan pengakumulasian pada tiga indikator yaitu
pengorganisasian input sarana pertanian, bantuan modal bagi petani anggota serta
kegiatan pembinaan bagi petani. Ketiga indikator tersebut akan dibahas pada sub- bab selanjutnya.
5.1.1 Peningkatan Luas Lahan Garapan
Desa Iwul dilihat dari protensi sumberdaya alamnya, sebenarnya terdapat potensi ekonomi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan. Selain potensi di
bidang pertanian dan perikanan, potensi sumberdaya manusia dalam mengelola pertanian dalam lingkungan alam yang cukup sulit selama ini menjadi bukti
keseriusan dan keuletan masyarakat dalam upaya mensiasati potensi di lingkungannya. Pengguasaan tanah atau lahan pertanian menjadi faktor yang
cukup menentukan dalam usaha tani, karena terkait perhitungan skala usaha. Meskipun lebih dari setengah wilayah di Desa Iwul merupakan lahan
pertanian, namun pada kenyataannya 87,5 persen berupa lahan guntai, yakni lahan bukan milik warga desa atau dimiliki penduduk di luar desa. Hampir seluruh
penduduk di Desa Iwul memiliki lahan pertanian, namun tergolong sempit yaitu di bawah 0,5 ha yang bersatu dengan tempat tinggal mereka pekarangan. Hanya
sebanyak 12,5 persen dari penduduk di Desa Iwul yang memili lahan pertanian diatas 0,5 ha. Hal inilah yang menyebabkan banyak petani di Desa Iwul yang
47,50 37,50
15 pengorganisasian kegiatan
produksi rendah pengorganisasian kegiatan
produksi sedang pengorganisasian kegiatan
produksi tinggi
Gambar 3. Penilaian Pengorganisasian Kegiatan Produksi dari
Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan Menurut Responden, Desa Iwul, 2010 dalam persen
Sumber: Hasil Olah Kuesioner, Anggota Kelompok Tani Sauyunann, Desa
Iwul, 2010