Kerangka Pemikiran Hubungan antara kelembagaan kelompok tani dengan pengembangan usahatani anggota

tujuh indikator yaitu terdapat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kelompok, pertemuan kelompok, rencana kerja, pembukuan, akumulasi modal, pengembangan jaringan kerja dan pelaksanaan kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan. Dalam penelitian ini untuk mengukur keragaan dalam kelompok tani dapat dilihat melalui tingkat kelengkapan fasilitas yang dimilikinya, jaringan kerja yang dimiliki kelompok tani dan pelaksanaan kegiatan yang terdapat pada kelompok tani tersebut.

2.2 Kerangka Pemikiran

Merujuk pada Agus Pakpahan dalam Syahyuti 2006 kelembagaan dianalisis sebagai suatu sistem organisasi dan kontrol terhadap sumber daya. Kelembagaan kelompok tani merupakan kelembagaan pertanian yang ada di wilayah pedesaan. Kelembagaan kelompok tani sebagai suatu sistem organisasi dan kontrol terhadap sumber daya pertanian, diharapkan dapat berperan sesuai fungsi dan tujuan dibentuknya kelembagaan tersebut. Peran kelembagaan kelompok tani merujuk pada konsep peranan menurut Levinson yang dikutip oleh Soekanto 2001. Peran kelembagaan kelompok tani di sini lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, yang akan mendorong mengembangkan usahatani yang dijalankan anggotanya. Sehingga dapat dikatakan keberperanan suatu kelembagaan kelompok tani dapat terlihat bila kelembagaan kelompok tani tersebut telah menjalankan fungsinya. Fungsi dari kelembagaan kelompok tani sendiri telah dijabarkan oleh Departemen Pertanian yaitu sebagai suatu kelas belajar bagi petani; sebagai wahana kerjasama petani dengan sesama petani dalam kelompok tani dan wahana kerjasama antara kelompok tani serta pihak lainnya; sebagai unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit pengolahan dan pemasaran; serta sebagai unit jasa penunjang yang memudahkan akses petani kepada lembaga- lembaga yang dapat mendukung kegiatan pertaniannya. Keempat fungsi yang telah dijabarkan tersebut dapat disederhanakan menjadi tiga fungsi pokok kelembagaan kelompok tani yaitu sebagai lembaga pelaksana kegiatan kelompok, lembaga penyedia fasiitas serta lembaga pembuka jaringan kerja bagi anggotanya. Ketiga fungsi pokok dari kelembagaan kelompok tani tersebut diharapkan dapat mendorong dalam pengorganisasian pada ketiga kegiatan ekonomi yang dipaparkan oleh Lipsey 1991 yaitu pengorganisasian pada kegiatan produksi anggotanya, pengorganisasian kegiatan distribusi hasil produksi pertanian yang lebih menguntungkan bagi anggota, serta pengorganisasian kegiatan konsumsi sumberdaya finansial yang lebih produktif bagi anggota. Sebagai lembaga pelaksana kegiatan kelompok. Kelompok tani dapat mendorong meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada diri petani anggota. Peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap pada diri petani akan memotivasi petani untuk mengembangkan usaha pertaniannya. Sebagai lembaga penyedia fasilitas, kelompok tani juga dapat mendorong anggotanya untuk mengembangkan usahataninya dengan cara melakukan diversifikasi tanaman yang menguntungkan, penggunaan teknologi pertanian yang lebih efisien, serta penggelolaan sumberdaya finansial yang lebih efisien. Hal ini tentu saja akan meningkatkan hasil produksi pertanian serta keuntungan yang akan di dapatkan petani. Fungsi kelembagaan kelompok tani yang lain yaitu lembaga pembuka jaringan kerja bagi anggotanya, diharapkan dapat meningkatkan posisi tawar petani dengan akses kepada lembaga-lembaga lainnya. Meningkatnya posisi tawar petani salah satunya akan meningkatkan kebebasan petani untuk memilih distribusi pemasaran hasil produksi yang lebih menguntungkan. Fungsi dari kelembagaan kelompok tani itu sendiri tentu dapat berjalan apabila keragaan dari kelembagaan kelompok tersebut sudah berjalan dengan baik. Sesuai dengan ketiga fungsi pokok kelembagaan kelompok tani yang telah dipaparkan diatas. Keragaan kelembagaan kelompok tani yang dilihat dalam penelitian ini terfokus pada tiga hal yaitu, tingkat kelengkapan fasilitas yang dimiliki kelembagaan kelompok tani, kegiatan kelompok yang berjalan serta jaringan kerja yang terjalin antara kelembagaan kelompok tani dengan lembaga penunjang. Fokus subjek penelitian ini yaitu petani anggota kelompok tani serta petani non anggota kelompok tani untuk membandingkan pengembangan usaha pertaniannya yang dibantu dengan dorongan fasilitas, jaringan kerja dan kegiatan kelompok dalam kegiatan ekonominya. Sehingga penelitian ini dapat membuktikan seberapa jauh hubungan antara keragaan dari suatu kelembagaan kelompok tani dapat meningkatkan peranannya bagi petani anggota sehingga pada akhirnya dapat mendorong pengembangan usahatani yang dijalankan petani anggotanya, yang dapat dilihat pada Gambar 1. 2.3 Hipotesis Penelitian Dari kerangka pemikiran di atas, akan dianalisa hipotesa yang merupakan hipotesa pokok dan hipotesa uji. Hipotesa pokok, yaitu: 1. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelompok tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan produksi, kegiatan distribusi dan kegiatan konsumsi produktif anggota. 2. Diduga terdapat hubungan antara peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan produksi, kegiatan distribusi dan kegiatan konsumsi produktif anggota dengan pengembangan usahatani anggotanya. Berdasarkan hipotesa pokok tersebut diatas, dibuat beberapa hipotesis uji sebagai berikut: 1. Diduga terdapat hubungan antara peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan produksi pertanian anggota dengan pengembangan usaha tani anggotanya. 2. Diduga terdapat hubungan antara peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan distribusi hasil pertanian anggota dengan pengembangan usaha tani anggotanya. 3. Diduga terdapat hubungan antara peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan konsumsi sumberdaya finansial yang lebih produktif bagi anggota dengan pengembangan usaha tani anggotanya. 4. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelembagaan kelompok tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan produksi pertanian anggotanya. Keragaan Kelompok tani • Tingkat Ketersediaan Fasilitas • Ketersediaan Jaringan kerja • Pelaksanaan Kegiatan kelompok Keterangan: Ada hubungan dan diuji secara statistik Pengembangan Usahatani Anggota • Diversifikasi usahatani • Peningkatan Produktivitas Pertanian Rpluas lahan • Peningkatan Modal Usaha • Peningkatan Keuntungan Gambar 1 Kerangka Pemikiran Pengorganisasian Kegiatan Produksi input sarana pertanian, modal, kegiatan pembinaan bagi petani Pengorganisasian kegiatan konsumsi sumerdaya finansial bagi kegiatan produktif PKKPKP Pengorganisasian kegiatan distribusi kepastian harga bagi petani dan alternatif saluran pemasaran 5. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelembagaan kelompok tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan distribusi hasil pertanian anggotanya. 6. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelembagaan kelompok tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan konsumsi sumberdaya finansial yang lebih produktif bagi anggota dengan pengembangan usaha tani anggotanya.

2.4 Definisi Operasional