Gambar 17. Sebaran Responden Menurut Penerapan Diversifikasi Usahataninya, Desa Iwul, 2010 dalam persen
6.2 Hubungan
Pengorganisasian Kegiatan Produksi dengan
Pengembangan Usahatani Anggota
Berdasarkan hasil temuan lapang, terdapat hubungan antara pengorganisasian kegiatan produksi dari kelembagaan kelompok tani dengan
pengembangan usahatani anggotanya. Melalui perhitunngan korelasi Spearman, didapatkan nilai probability value sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar
0,619. Hasil ini menjunjukkan nilai yang lebih kecil dari α yang ditetapkan, yaitu
sebesar 0,05. Artinya, terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengorganisasian kegiatan produksi dari kelembagaan kelompok tani dengan
pengembangan usahatani anggotanya. Semakin baik pengorganisasian kegiatan produksi yang dilakukan oleh kelembagaan kelompok tani, maka semakin baik
pula pengembangan usahatani anggotanya Hasil perhitungan korelasi spearman tersebut, juga dapat terlihat distribusi
sebarannya dalam Tabel 6. Tabulasi silang tersebut memperlihatkan bahwa responden yang menyatakan pengorganisasian kegiatan produksi yang dilakukan
kelembagaan kelompok tani belum baik, pengembangan kegiatan usahataninya pun rendah. sebesar 35 persen responden. Berbeda dengan 15 persen responden
lain yang menyatakan bahwa pengorganisasian kegiatan produksi kelembagaan kelompok tani cukup baik, sehingga pengembangan usahataninya pun sedang.
Begitu juga yang dirasakan 12,5 persen responden yang menyatakan bahwa pengorganisasian kegiatan produksi yang dilakukan oleh kelembagaan kelompok
tani tinggi, mengalami pengembangan usahataninya tinggi pula.
38 42,50
20 53,33
46,67
10 20
30 40
50 60
1 Tidak menerapkan diversifikasi tanaman
2 Menerapkan diversifikasi tanaman
bukan dari kelompok 3 Menerapkan
diversifikasi tanaman dari kelompok
anggota non anggota
Sumber: Hasil Uji Crosstabulation, SPSS 16.0
6.3 Hubungan Pengorganisasian Kegiatan Distribusi dengan
Pengembangan Usahatani Anggota
Berdasarkan hasil temuan lapang, terdapat hubungan antara pengorganisasian kegiatan distribusi dari kelembagaan kelompok tani dengan
pengembangan usahatani anggotanya. Melalui perhitunngan korelasi Spearman, didapatkan nilai probability value sebesar 0,000 dengan koefisien korelasi sebesar
0,630. Hasil ini menjunjukkan nilai yang lebih kecil dari α yang ditetapkan, yaitu
sebesar 0,05. Artinya, terdapat hubungan yang cukup berarti antara pengorganisasian kegiatan distribusi dari kelembagaan kelompok tani dengan
pengembangan usahatani anggotanya. Semakin baik pengorganisasian kegiatan distribusi yang dilakukan oleh kelembagaan kelompok tani, maka semakin baik
pula pengembangan usahatani anggotanya Hasil perhitungan korelasi Spearman tersebut, juga dapat terlihat distribusi
sebarannya dalam Tabel 7. Tabulasi silang tersebut memperlihatkan bahwa responden yang menyatakan pengorganisasian kegiatan distribusi yang dilakukan
kelembagaan kelompok tani belum baik, pengembangan kegiatan usahataninya pun rendah. sebesar 50 persen responden. Berbeda dengan 7,5 persen responden
lainnya yang menyatakan bahwa pengorganisasian kegiatan distribusi kelembagaan kelompok tani cukup baik, sehingga pengembangan usahataninya
pun sedang. Begitu juga yang dirasakan 20 persen responden yang menyatakan
Pengembangan usahatani anggota Total
rendah sedang
tinggi Pengorganisasian
kegiatan produksi Rendah
35 2,5
37,5 Sedang
22,5 15
10 47,5
tinggi 2,5
12,5 15
Total 55
17,5 22,5
100
Tabel 6. Hubungan Pengorganisasian Kegiatan Produksi dengan Derajat Pengembangan Usahatani Anggota dalam persen
Sumber: Hasil Uji Crosstabulation, SPSS 16.0
bahwa pengorganisasian kegiatan distribusi yang dilakukan oleh kelembagaan kelompok tani tinggi, mengalami pengembangan usahataninya tinggi pula.
6.4 Hubungan Pengorganisasian Kegiatan Konsumsi Produktif dengan