Bantuan Modal Usahatani Pengorganisasian Kegiatan Produksi Kelembagaan Kelompok Tani

. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, juga terdapat 42,50 persen anggota kelembagaan kelompok tani yang ternyata tidak meningkat jumlah luasan garapannya. Hal ini disebabkan karena pada awalnya petani-petani tersebut, sebelum masuknya PT. Telaga Kahuripan sudah memiliki lahan pertanian sendiri. Setelah masuknya PT. Telaga Kahuripan seluruh lahan pertanian milik mereka di jual kepada pihak perusahaan dan hanya menyisakan lahan pekarangan rumah mereka yang sempit. Setelah dibentuknya Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan maka petani-petani tersebut tetap dapat menggarap lahan yang dahulu mereka miliki, hanya status kepemilikannya saja yang berganti.

5.1.2 Bantuan Modal Usahatani

Dalam mendorong petani anggota untuk dapat mengembangkan usahataninya. Kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan mencoba untuk memfasilitasi petani anggota agar dapat akses pada sumberdaya finansial berupa modal. Peran kelembagaan kelompok tani sebagai unit usaha diharapkan mampu untuk mempermudah akses anggotanya dalam mendapatkan sumberdaya finansial berupa modal, namun pada kenyataanya hal tersebut belum dapat dijalankan dengan optimal oleh kelembagaan kelompok Tani Sauyunan. Akses anggota terhadap sumberdaya finansial berupa modal segar masih sangat terbatas. Berdasarkan temuan lapang 82,5 persen dari seluruh responden sampai saat ini belum akses kepada modal, sedangkan 17,5 persennya sudah pernah akses pada modal. Dari seluruh anggota Kelembagaan Kelompok tani Sauyunan yang terdaftar, hanya 35,5 persen saja yang sudah pernah akses terhadap modal. Besarnya modal yang dipinjamkan oleh mitra kelembagaan Kelompok Tani pun terbatas, antara Rp200.000 hingga Rp500.000 per anggota. Bantuan modal diharapkan dapat mendorong petani anggota untuk mengembangkan usahataninya. Selama ini tercatat kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan hanya pernah menggulirkan bantuan modal satu kali kepada anggota, dan sampai saat ini dana tersebut sebagian besar belum kembali kepada pengurus. Dana bantuan tersebut berasal dari pinjaman yang dilakukan pengurus kepada koperasi Yayasan Darul Mutaqin. Berdasarkan pengakuan pengurus, mereka telah berupaya keras agar seluruh anggota dapat akses pada modal segar. Namun sampai saat ini keinginan tersebut terganjal karena sulitnya akses kelembagaan kelompok tani ini untuk akses pada lembaga ekonomi. Terlihat jelas bahwa sampai saat ini kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan masih bergantung pada modal yang berasal dari pihak luar. Hal ini dapat membahayakan posisi kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan dimasa datang, terutama jika terjadi kredit macet atau penarikan modal dari pihak ketiga. Tujuan awal dibentuknya kelembagaan Kelompok Tani Sauyunan sendiri ialah untuk menggalang kekuatan bersama. Ditambah lagi mereka memiliki sistem kekerabatan pertetanggaan yang masih erat. Kegiatan gotong royong, saling membantu dan kebersamaan masih terlihat antar sesama anggota. Hal ini dapat dijadikan potensi untuk menghimpun kekuatan bersama melalui pengakumulasian modal bersama untuk saling membantu sesama anggota. Salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan arisan secara kelompok.

5.1.3 Kegiatan Pembinaan Petani Anggota