5. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelembagaan kelompok
tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan distribusi hasil pertanian anggotanya.
6. Diduga terdapat hubungan antara keragaan kelembagaan kelompok
tani dengan peran kelembagaan kelompok tani dalam pengorganisasian kegiatan konsumsi sumberdaya finansial yang lebih produktif bagi
anggota dengan pengembangan usaha tani anggotanya.
2.4 Definisi Operasional
2.4.1 Keragaan Kelompok Tani
Keragaan adalah penampilan dari kelompok tani yang termasuk suatu lembaga, dalam menjalankan kerjanya berdasarkan komponen-komponen yang
dimilikinya. Keragaan kelompok tani diukur dengan menggunakan indikator tingkat kelengkapan fasilitas, ketersediaan jaringan kerja pada kelembagaan
kelompok tani dan frekuensi pelaksanaan kegiatan kelompok. Dari ketiga indikator tersebut kemudian dapat dikategorikan menjadi keragaan kelembagaan
kelompok tani rendah dengan skor 3 - 4, keragaan kelembagaan kelompok tani sedang dengan skor 5 - 6, dan keragaan kelembagaan kelompok tani tinggi
dengan skor 7 - 9. Selang skor ditentukan dengan menggunakan rataan skor dari hasil pengkategorian yang telah dilakukan pada ketiga indikator yang telah
disebutkan diatas. Fasilitas adalah penampilan dari ketersediaan kelompok tani akan sarana
dan prasarana untuk kepentingan anggota dan kelompok. Fasilitas yang ada dalam kelompok tani dilihat melalui kelengkapan kelompok yang dijelaskan oleh Badan
Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 2009. Tingkat kelengkapan fasilitas kelompok tani dapat dikategorikan menjadi tiga tingkat,
yaitu: 1 Tidak memadai, 2 cukup memadai dan 3 sangat memadai. Pengkategorian tingkat kelengkapan fasilitas kelompok tani tersebut
ditentukan sendiri oleh responden berdasarkan fasilitas yang telah ada di kelompok tani selama ini dibandingkan dengan fasilitas yang seharusnya tersedia
pada kelompok tani.
Jaringan kerja adalah penampilan dari kerjasama yang terjalin antara kelompok tani dengan pihak luar yang dapat membantu keberlangsungan
kelompok dan kepentingan anggota. Hal ini dapat dilihat melalui kerjasama dengan lembaga penyediaan saprotan, lembaga penyediaan modal, lembaga
pengolahan hasil produksi, lembaga pemasaran, lembaga penyediaan informasi teknologi, dan lembaga penyediaan informasi pasar. Setiap pernyataan YA diberi
skor dua 2, sedangkan setiap pernyataan TIDAK diberi skor satu 1. Untuk sifat dari kerjasamanya diberi skor satu 1 apabila tidak terjadi
kerjasama, skor dua 2 apabila sifatnya hanya insidentalbantuan sesekali, serta diberi skor tiga 3 apabila sifatnya kemitraankolaborasi. Sehingga dapat
dikategorikan menjadi, 1.
jaringan kerja belum terjalin dengan baik, skor 18 - 21 2.
jaringan kerja sudah cukup terjalin dengan baik, skor 22 – 25 3.
jaringan kerja telah terjalin dengan sangat baik, skor 26 – 27 Pengkategorian tersebut berdasarkan hasil rataan skor dari 12 pertanyaan yang
diberikan kepada responden. Kegiatan kelompok adalah penampilan kelompok tani dalam menjalankan
rencana kerja kelompok yang telah disusun secara musyawarah dengan anggota kelompok. Sehingga dapat dikategorikan menjadi tiga yaitu
1. kegiatan kelompok tidak berjalan, skor 6 – 8
2. kegiatan kelompok cukup berjalan, skor 9 – 10
3. kegiatan kelompok berjalan dengan baik, skor 11 – 12
Pengkategorian tersebut berdasarkan hasil rataan skor dari lima pertanyaan yang diberikan kepada responden.
2.4.2 Peranan Kelembagaan Kelompok Tani