Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe explanatory atau confirmatory research. Metode survai adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Tipe penelitian explanatory merupakan penelitian yang sifat analisisnya menjelaskan hubungan antar variabel melalui uji hipotesis Singarimbun Effendi, 1989. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang didukung dengan data-data kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka, yang diperoleh dari pengukuran langsung maupun hasil perubahan dari data kualitatif menjadi kuantitatif. Data kuantitatif bersifat objektif dan bisa ditafsirkan sama oleh semua orang; biasanya diperoleh dari survai yang menggunakan kuesioner dan mencakup banyak responden; dan dimungkinkan dilakukan analisis statistik inferensial yang bertujuan untuk membuat generalisasi dari suatu fakta. Sementara itu, data kualitatif merupakan data yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Iwul, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara sengaja purposive. Fokus penelitian ini ialah pada peran kelembagaan kelompok tani dalam hal pengembangan usahatani anggota kelompok di desa tersebut. Kelompok tani yang diteliti ialah Kelompok Tani Sauyunan. Penetapan kelompok tani yang akan diteliti ini dilakukan dengan pertimbangan, diantaranya: 1. Kelompok Tani Sauyunan merupakan kelompok tani yang menjadi penggerak kelompok tani-kelompok tani lain yang ada di tingkat kecamatan serta termasuk kedalam kelompok tani tingkat madya yang sampai saat itu masih aktif di Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat. 2. Sebagian besar petani yang terdaftar dalam kelompok tani ini merupakan petani tanpa lahan. Setelah berdirinya Kelompok Tani Sauyunan, petani-petani tersebut mendapat legalitas untuk menggarap lahan kosong milik PT. Telaga Kahuripan. Sehingga menarik untuk melihat hubungan antara peranan kelompok tani –yang salah satunya secara tidak langsung dapat memberikan modal lahan bagi para petani- dengan pengembangan usahatani anggotanya. 3. Selama ini, penelitian mengenai hubungan antara peran kelembagaan kelompok tani dengan pengembangan usahatani anggota belum pernah dilaksanakan pada daerah tersebut, terutama pada Kelompok Tani Sauyunan. Oleh karena itu, pemilihan tempat penelitian ini diharapkan relevan dengan data yang ingin diperoleh dan tujuan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober hingga November 2010 dan dilanjutkan dengan pengolahan dan analisis data pada Bulan Desember hingga Januari 2010.

3.3 Teknik Pengambilan Sampel