dalam mengembangkan usaha-usaha produktif; 2 kelompok tani sebagai lembaga usaha-usaha produktif dan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan
kerja dan usaha ditingkat kelompok; 3 kelompok tani sebagai lembaga ekonomi di tingkat kelompok; dan 4 kelompok tani sebagai unit usaha enterprise di
tingkat kelompok.
2.1.2 Konsep Peranan
Peranan atau role adalah aspek dinamis dari suatu kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan seseorang menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-
kesempatan apa saja yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. Pentingnya sebuah peranan adalah karena peranan mengatur perilaku seseorang. Soekanto
2001 mengidentifikasikan hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu dalam
masyarakat. Peranan diatur oleh norma-norma yang berlaku. Peranan juga lebih
menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Oleh karena itu, menurut Levinson sebagaimana dikutip Soekanto 2001 menyatakan, bahwa
peranan setidaknya mencakup tiga hal, yaitu: 1 peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat.
Peranan dalam arti ini adalah rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat; 2 peranan adalah suatu konsep
tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi; 3 peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat. Peranan kelompok tani dalam hal ini berarti fungsi, penyesuaian diri dan
proses dari suatu kelompok tani, untuk memenuhi kebutuhan dari anggotanya. Untuk memenuhi kebutuhan dari kelompok tani yang dinaungi oleh suatu
kelompok tani, maka kelompok tani tersebut harus berperilaku sesuai dengan fungsi yang diharapkan, dalam hal ini juga sesuai dengan statuskedudukan
kelompok tani tersebut dan di dalamnya mengandung berbagai norma yang mengatur. Fungsi dari kelompok tani itu sendiri meliputi:
1. Kelas belajar; kelompok tani merupakan wadah belajar mengajar bagi
anggotanya guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap PKS serta tumbuh dan berkembangnya kemandirian dalam berusaha
tani sehingga produktivitasnya meningkat, pendapatannya bertambah serta kehidupan yang lebih sejahtera.
2. Wahana kerjasama; kelompok tani merupakan tempat untuk
memperkuat kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antara kelompok tani serta dengan pihak lain. Melalui kerjasama
ini diharapkan usaha taninya akan lebih efisien serta lebih mampu menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan.
3. Unit penyedia sarana dan prasarana produksi, unit produksi, unit
pengolahan dan pemasaran, adalah usaha tani yang dilaksanakan secara keseluruhan harus dipandang sebagai satu kesatuan usaha yang
dapat dikembangkan untuk mencapai skala ekonomi baik dari kualitas maupun kuantitas.
4. Unit jasa penunjang yaitu mampu melakukan akses dengan berbagai
lembaga lain guna memajukan kegiatan kelompok. Sebagai suatu unit usaha, kelompok tani diharapkan dapat menjalankan
proses-proses dalam kegiatan ekonomi seperti kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi. Lipsey 1991 menguraikan ketiga kegiatan
ekonomi tersebut sebagai berikut: 1.
Kegiatan produksi ialah kemampuan setiap masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya selalui dibatasi oleh sumber-sumber ekonomi
yang menjadi penentu realisasi dari pemenuhan kebutuhan ekonomi yang disebut juga sebagai faktor-faktor produksi, dengan jumlah yang
terbatas. Ini berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya kapital, atau barang-barang modal, serta kewirausahaan
entrepreneurship. 2.
Kegiatan konsumsi ialah kegiatan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan. Barang dan jasa tersebut dihasilkan oleh proses
produksi yang disebut juga komoditas. Kegiatan konsumsi dan produksi menghasilkan gaya tarik menarik yang akhirnya membentuk
mekanisme harga, dimana harga terbentuk berdasarkan gaya tarik konsumen yang menguat atau menurun. Gaya tarik yang menguat,
artinya konsumen membutuhkan komoditas dalam jumlah yang lebih menyebabkan naiknya harga, dan sebaliknya, melemahnya gaya tarik
konsumen, dalam arti turunnya permintaan konsumen akan menyebabkan penurunan harga. Penggunanaan barang-barang modal
dalam proses produksi akan menaikkan produktivitas, dan semakin banyak barang-barang modal yang dipergunakan, maka semakin tinggi
produktivitas dari kegiatan produksi. Barang-barang modal di dalam masyarakat akan semakin banyak bila masyarakat tidak
mengkonsumsikan seluruh pendapatan yang diperolehnya untuk kegiatan konsumtif, melainkan dialokasikan bagi penambahan stok
barang-barang modal. Inilah yang merupakan peran kegiatan konsumsi dari kelompok tani, dimana kegiatan ini mampu meningkatkan alokasi
pendapatan kearah akumulasi barang-barang modal. Bukan hanya pendapatan dalam wujud finansial, tetapi juga faktor-faktor produktif
yang didapat dari berputarnya roda organisasi, seperti halnya fasilitas yang didapat dari berbagai pihak.
3. Kegiatan distribusi ialah suatu mekanisme yang menentukan gaya tarik
menarik antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Kegiatan ini mengarahkan agar komoditas yang dihasilkan oleh kegiatan produksi
secara wajar dapat dinikmati oleh kegiatan konsumsi sesuai dengan pendapatan. Jadi kegiatan distribusi secara makro erat kaitannya
dengan mekanisme harga. Peran kegiatan distribusi dalam hal ini dapat disimpulkan sebagai peran dalam memperlancar sampainya berbagai
komoditas hasil kegiatan produksi, dengan menguasai serba-serbi pasar sebagai tempat bertemunya kegiatan produksi dan kegiatan
konsumsi. Kelompok tani sebagai suatu lembaga pertanian di tingkat desa dapat juga
dilihat peranannya tidak lepas dari bagaimana lembaga itu berjalan. Suatu
lembaga dapat melakukan peranannya dengan baik yaitu apabila performance atau keragaan dari lembaga tersebut juga baik. Kurniati 2007 dalam
penelitiannya tentang peranan dari suatu kelembagaan pemuda, ternyata dipengaruhi oleh keragaan atau performance dari kelembagaan tersebut. Keragaan
kelembagaan dapat mempengaruhi seperti: 1 akses masyarakat terhadap kelembagaan; 2 jenis kegiatan ekonomi yang dilakukan; 3 pengembangan
kelembagaan; 4 kepemimpinan; 5 keanggotaan; 6 masalah yang dihadapi dan 7 prestasi yang pernah diraih kelembagaan tersebut.
Berbeda dari Kurniati, peran lembaga dapat dilihat dari kinerja dari suatu lembaga tersebut. Seperti studi yang dilakukan Fakultas Ekonomi Universitas
Brawijaya 2002 dalam melihat peran lembaga koperasi lokal dibandingkan dengan koperasi bentukan pemerintah KUD di Kabupaten Malang, dapat dilihat
melalui kesesuaian visi atau tujuan lembaga dengan kegiatan atau aktivitas lembaga, kapasitas lembaga, sumberdaya yang dimiliki lembaga dan jaringan dari
lembaga tersebut. Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 2009
menyatakan bahwa untuk dapat menjalankan kegiatan dengan baik, kelompok tani harus mempunyai kelengkapan yaitu susunan pengurus, catatan daftar anggota,
kantor, Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART, rencana kelompok, pembukuan, buku tamu, buku kegiatan kelompok, serta fasilitas yang
dapat menunjang kegiatan usahatani anggota. Rencana kelompok dapat dibedakan menjadi tiga yaitu 1 rencana kerja kelompok ialah rencana yang dibuat oleh
kelompok berdasarkan hasil musyawarah dengan anggota kelompok tentang kegiatan yang dilaksanakan pada jangka waktu satu tahun; 2 rencana definitif
kelompok RDK adalah rencana kegiatan usaha kelompok untuk periode tertentu yang disusun melalui musyawarah dan berisis rincian kegiatan dan kesepakatan
bersama dalam mengelola usahatani pada suatu hamparan; dan 3 rencana definitif kebutuhan kelompok RDKK adalah rencana kebutuhan modal kerja
kelompok untuk suatu periode tertentu yang disusun berdasarkan musyawarah anggota kelompok.
Tingkat kemampuan kelompok tani menurut Badan Pelaksana Penyuluhan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 2009 dapat dilihat melalui
tujuh indikator yaitu terdapat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga kelompok, pertemuan kelompok, rencana kerja, pembukuan, akumulasi modal,
pengembangan jaringan kerja dan pelaksanaan kegiatan pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan. Dalam penelitian ini untuk mengukur keragaan dalam
kelompok tani dapat dilihat melalui tingkat kelengkapan fasilitas yang dimilikinya, jaringan kerja yang dimiliki kelompok tani dan pelaksanaan kegiatan
yang terdapat pada kelompok tani tersebut.
2.2 Kerangka Pemikiran