4.4.3.1. Identifikasi Model
Identifikasi model persamaan struktural ditentukan berdasarkan syarat “order condition” adalah Koutsoyiannis, 1977:
K–M ≥ G–1…………………………………………………....…4.16
dimana: K = Jumlah variabel dalam model variabel endogen dan predetermine
M = Jumlah variabel endogen dan eksogen yang dimasukkan dalam satu persamaan
G = Jumlah persamaan dalam model jumlah variabel endogen Jika K–M sarna dengan G–1 maka persamaan dalam model
teridentifikasi secara tepat exactly identified, jika K–M lebih kecil dari G–1 maka persamaan dalam model tidak teridentifikasi unidentified, sedangkan jika
K–M lebih besar dari G–1 maka persamaan dalam model merupakan identifikasi berlebih over identified.
Model ekonomi rumahtangga nelayan tradisional terdiri dari 16 variabel endogen G, 15 variabel predetermine, 15 variabel eksogen dan 0 variabel
bedakala endogen. Dengan demikian, jumlah seluruh peubah yang tercakup dalam model rumahtangga nelayan tradisional K adalah sebanyak 31 variabel Tabel
2. Berdasarkan kriteria identifikasi model dengan order condition di atas dimana K–M lebih besar dari G–1, maka persamaan dalam model ekonomi
rumahtangga nelayan tradisional merupakan identifikasi berlebih over identified. Tabel 2. Identifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Nelayan Tradisional
No. Persamaan K M
K-M G
G-1 Identifikasi
1. Peluang kerja suami di luar
sektor perikanan 31 5
26 16 15 Identifikasi
berlebih 2.
Peluang kerja istri di luar sektor perikanan
31 5 26 16 15
identifikasi berlebih
3. Total biaya
produksi 31 4
27 16 15 identifikasi
berlebih
Tabel 2. Lanjutan No. Persamaan K
M K-M
G G-1
Identifikasi
4. Produksi nelayan
31 6 25 16 15
identifikasi berlebih
5. Pencurahan waktu kerja suami
di dalam sektor perikanan 31 5 26 16 15
identifikasi berlebih
6. Pencurahan waktu kerja suami
di luar sektor perikanan 31 4 27 16 15
identifikasi berlebih
7. Pencurahan waktu kerja istri di
luar sektor perikanan 31 4 27 16 15
identifikasi berlebih
8. Total pencurahan waktu kerja
rumahtangga 31 4 27 16 15
identifikasi berlebih
9. Pendapatan suami di dalam
sektor perikanan 31 5 26 16 15
identifikasi berlebih
10. Pendapatan suami di luar sektor
perikanan 31 5 26 16 15
identifikasi berlebih
11. Pendapatan istri di luar sektor
perikanan 31 4 27 16 15
identifikasi berlebih
12. Pendapatan total rumahtangga
31 4
27 16
15 identifikasi
berlebih 13.
Konsumsi pangan rumah tangga
31 4 27 16 15 identifikasi
berlebih 14.
Konsumsi non pangan rumah tangga
31 5 26 16 15 identifikasi
berlebih 15.
Pengeluaran total rumahtangga 31
3 28
16 15
identifikasi berlebih
16. Peluang kemiskinan
rumahtangga nelayan tradisional
31 5 26 16 15 identifikasi
berlebih Keterangan:
K = Variabel endogen + predetermine = 31
M = Variabel endogen dan eksogen dalam suatu persamaan
G = Total persamaan = Jumlah variabel endogen G = 16 sehingga G–1 = 16–1 = 15
4.4.4. Model Peluang Kemiskinan Rumahtangga Nelayan Tradisional
Peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional merupakan kejadian biner dummy variable yang bernilai 1 dan 0, yaitu 1 untuk rumahtangga nelayan
yang mempunyai pengeluaran per kapita di bawah rata-rata tingkat pengeluaran dan 0 untuk nelayan yang mempunyai pengeluaran per kapita di atas tingkat
pengeluaran rata-rata. Berdasarkan data BPS Propinsi Banten pada tahun 2005, rata-rata
pengeluaran per kapitabulan penduduk Kabupten Serang sebesar Rp. 174 731.
Rata-rata pengeluaran per kapita merupakan indikator untuk menggambarkan keadaan kesejahteraan masyarakat pada suatu daerah dan rata-rata pengeluaran
per kapita ini merupakan perhitungan rata-rata pengeluaran per kapita untuk makanan dan non makanan.
Angka rata-rata pengeluaran penduduk lebih menggambarkan kondisi masyarakat daerah penelitian. Untuk menentukan peluang kemiskinan nelayan
digunakan model logit. Berdasarkan hasil survei, diperoleh bahwa pengeluaran per kapitabulan rumahtangga nelayan tradisional yang berada di bawah rata-rata
pengeluaran per kapitabulan penduduk terjadi pada saat musim paceklik. Dalam metode regresi logistik, ukuran yang digunakan untuk melihat hubungan antara
peubah bebas dan tak bebas adalah nilai odds ratio yang diperoleh dari perhitungan eksponensial dari koefisien estimasi b
i
. Odds ratio menunjukkan perbandingan peluang Y = l miskin yang dipengaruhi oleh variabel tertentu.
PKRNT =
l + l
1
ETR + l
2
BAR + l
3
LPS + l
4
D
1
+ U
12
……..…...4.16 Parameter dugaan yang diharapkan: l
1
, l
2,
l
4
0 ; l
3
dimana: PKRNT = Peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional
bernilai 1 bila miskin dan bernilai 0 bila tidak miskin U
12
= Error term
4.5. Metode Pendugaan Model
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka tiga hal yang dilakukan dalam penelitian adalah: 1 penggunaan model peluang kerja suami dan istri yang
bekerja di luar sektor perikanan dengan menggunakan model logit dan parameter persamaan diduga dengan metode maximum likelihood estimation Pyndick and
Rubenfield, 1979, 2 analisis model ekonomi rumahtangga nelayan tradisional
dilakukan dengan persamaan simultan yang dilakukan dengan menggunakan program komputer SASETS Statistical Analysis SystemEconometric Time
Series. Studi ini menggunakan metode 2SLS. Dengan menggunakan metode ini,
kesalahan spesifikasi satu persamaan tidak akan ditransfer ke persamaan yang lainnya. Penggunaan metode 2SLS dalam penelitian ini karena semua
persamaannya adalah over identified. Metode 2SLS ini sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
rumahtangga dalam penggunaan dan pencurahan tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran rumahtangga nelayan tradisional, dan 3 penggunaan model peluang
kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional dengan menggunakan model logit dan parameter persamaan diduga dengan metode maximum likelihood estimation.
4.6. Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan dalam pengukuran ini adalah sebagai berikut:
1. Nelayan tradisional adalah orang yang secara langsung aktif melakukan
penangkapan ikan di laut dengan perahu dayung dan alat tangkap jaring ikan atau udang.
2. Rumahtangga adalah sekelompok orang yang mendiami seluruh atau
sebagian bangunan fisik dan biasanya makan bersama dari satu dapur. 3.
Produksi adalah penerimaan yang diperoleh nelayan dari hasil tangkapan ikan yang dijual. Ikan dan udang merupakan komoditi yang ditangkap
nelayan tradisional. 4.
Sarana produksi melaut adalah perlengkapan sehari-hari yang diperlukan dalam kegiatan melaut seperti es, plastik, makanan selama di laut.
5. Aset perahu adalah perahu yang digunakan dalam penangkapan ikan.
Perahu yang digunakan adalah perahu sampan perahu tanpa motor. 6.
Curahan waktu kerja adalah jumlah jam kerja riil yang dicurahkan oleh anggota rumahtangga suami dan istri untuk kegiatan yang mendapatkan
penghasilan dari aktivitas di dalam sektor perikanan dan di luar sektor perikanan.
7. Pendapatan total rumahtangga adalah penjumlahan pendapatan suami dan
istri yang diperoleh dari bekerja di dalam dan di luar sektor perikanan. 8.
Pengeluaran total rumahtangga adalah pengeluaran rumahtangga berupa konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.