Pendapatan Istri di Luar Sektor Perikanan

pekerjaan di luar sektor perikanan bertujuan untuk memperoleh tambahan pendapatan dalam memenuhi kebutuhan rumahtangganya. Karakteristik pekerjaan di luar sektor perikanan yakni pendapatan di luar sektor perikanan telah ditetapkan berdasarkan jumlah jam kerja yang dilaksanakan oleh seorang tenaga kerja. Variabel dugaan eksogen umur istri bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri di luar sektor perikanan. Artinya semakin bertambah umur istri maka semakin tinggi pendapatan istri di luar sektor perikanan. Hal ini disebabkan karena pada umur yang lebih tua, istri nelayan lebih banyak mengetahui karakteristik, ragamjenis, kelemahan, dan peluang pekerjaan di luar sektor perikanan. Selain itu, pada istri nelayan yang berumur lebih tua, beban istri nelayan sebagai pendamping kepala keluarga semakin besar karena anak-anaknya sudah beranjak besar sehingga kebutuhan rumahtangga yang harus dipenuhi meningkat, maka istri harus memberikan kontribusi pendapatan terhadap rumahtangga. Nilai elastisitas pendapatan istri di luar sektor perikanan terhadap umur istri sebesar 2.31. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika umur istri meningkat sebesar 1 persen, maka pendapatan istri di luar sektor perikanan meningkat sebesar 2.31 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa umur istri responsif terhadap pendapatan istri di luar sektor perikananelastis. Variabel dugaan eksogen lama pendidikan istri bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap pendapatan istri di luar sektor perikanan. Artinya semakin rendah pendidikan formal yang ditempuh istri nelayan maka pendapatan istri di luar sektor perikanan meningkat. Hal ini disebabkan pekerjaan di luar sektor perikanan yang dilakukan istri nelayan bersifat informal, tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi, dan umumnya pendidikan istri nelayan yang menjadi responden rendah SD. Nilai elastisitas pendapatan istri di luar sektor perikanan terhadap lama pendidikan istri sebesar 2.79. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika lama pendidikan istri meningkat sebesar 1 persen, maka pendapatan istri di luar sektor perikanan meningkat sebesar 2.79 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa lama pendidikan istri responsif terhadap pendapatan istri di luar sektor perikananelastis.

7.8. Konsumsi Pangan

Hasil pendugaan parameter dan elastisitas pada persamaan konsumsi pangan disajikan pada Tabel 19. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.79. Berarti keragaman konsumsi pangan sebesar 79.92 persen dapat dijelaskan oleh tiga variabel dugaan eksogen tersebut. Ketiga variabel tersebut adalah banyaknya anggota rumahtangga, pendapatan total rumahtanga, dan dummy musim. Nilai uji F-hitung yaitu 104.83 yang berarti secara bersama-sama variabel dugaan eksogen dari konsumsi pangan dapat menjelaskan dengan sangat baik pada perilaku konsumsi pangan. Tabel 19. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Konsumsi Pangan Variabel Parameter t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep 322 281.4 9.81 .0002 Banyaknya anggota rumahtangga BAR -17 659.8 -4.85 .0003 0.27 Pendapatan total rumahtangga PTR 0.216230 9.45 .0004 0.39 Dummy musim D 1 6 809.907 1.17 0.2605 R 2 = 0.79922 F-hitung= 104.83 Pada Tabel 19 terlihat seluruh variabel dugaan eksogen bertanda sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan kecuali variabel dugaan eksogen dummy musim yang tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan rumahtangga. Variabel dugaan eksogen banyaknya anggota rumahtangga bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan rumahtangga. Artinya peningkatan banyaknya anggota rumahtangga menyebabkan penurunan konsumsi pangan. Hal ini disebabkan karena kondisi miskin yang dialami keluarga nelayan tradisional yang sulit untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, sehingga jika terjadi penambahan jumlah anggota rumahtangga yang ditanggung oleh rumahtangga nelayan tradisional maka terjadi penurunan konsumsi pangan rumahtangga. Nilai elastisitas konsumsi pangan rumahtangga terhadap banyaknya anggota rumahtangga sebesar 0.27. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika banyaknya anggota rumahtangga meningkat sebesar 1 persen, maka konsumsi pangan rumahtangga menurun sebesar 0.27 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa banyaknya anggota rumahtangga kurang responsif terhadap konsumsi panganinelastis. Variabel eksogen dugaan pendapatan total rumahtangga bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap konsumsi pangan rumahtangga. Artinya peningkatan pendapatan total rumahtangga menyebabkan peningkatan konsumsi pangan rumahtangga nelayan tradisional. Nilai elastisitas konsumsi pangan rumahtangga terhadap pendapatan total rumahtangga sebesar 0.39. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika pendapatan total rumahtangga meningkat sebesar 1 persen, maka konsumsi pangan rumahtangga meningkat sebesar 0.39 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pendapatan total rumahtangga kurang responsif terhadap konsumsi panganinelastis. Semakin banyak pendapatan total rumahtangga maka anggota rumahtangga berusaha untuk membeli bahan pangan dengan kualitas yang lebih baik dan jenis pangan yang lebih variatif. Namun, bahan pangan yang dikonsumsi rumahtangga merupakan barang pertanian. Barang pertanian merupakan barang inferior yang mengalami perubahan konsumsi yang sangat kecil apabila terjadi perubahan pendapatan total rumahtangga.

7.9. Konsumsi Non Pangan