Peluang Kerja Istri di Luar Sektor Perikanan

Berdasarkan uraian di atas, anggota rumahtangga nelayan tradisional khususnya suami dan istri telah berusaha mencurahkan waktunya untuk bekerja yaitu melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Hal tersebut merupakan peranan anggota rumahtangga sebagai suami dan istri dalam melaksanakan tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Rata-rata curahan waktu kerja yang dilakukan oleh suami dan istri dalam rumahtangga nelayan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Nelayan Tradisional Anggota Rumahtangga Musim Penangkapan Ikan Musim Panen Musim Paceklik JamBulan Persentase JamBulan Persentase Suami 370 89.81 299 84.46 Istri 42 10.19 55 15.54 Total 412 100.00 354 100.00 Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa curahan waktu kerja baik pada musim panen maupun musim paceklik didominasi oleh suami atau nelayan tradisional daripada istri, yakni pada musim panen, curahan waktu kerja yang dilakukan antara suami dan istri masing-masing 89.81 persen dan 10.19 persen. Sedangkan pada musim paceklik, curahan waktu kerja yang dilakukan antara suami dan istri masing-masing 84.46 persen dan 15.54 persen. Kontribusi pendapatan yang dihasilkan oleh rumahtangga dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Nelayan Tradisional Anggota Rumahtangga Musim Penangkapan Ikan Musim Panen Musim Paceklik RupiahBulan Persentase RupiahBulan Persentase Suami 666 540 89.82 546 219 84.67 Istri 75 546 10.18 98 930 15.33 Total 742 086 100.00 645 149 100.00 Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa pada musim panen, kontribusi pendapatan suami atau nelayan tradisional memegang peranan penting dalam pendapatan total rumahtangga dibandingkan dengan istri nelayan, yakni masing- masing 89.82 persen dan 10.18 persen. Sedangkan pada musim paceklik, kontribusi pendapatan suami dan istri masing-masing 84.67 persen dan 15.33 persen. Nelayan sebagai kepala rumahtangga memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan rumahtangga dibandingkan dengan istri baik pada musim panen maupun musim paceklik. Perbedaan curahan waktu kerja yang dilakukan oleh suami dan istri yang akhirnya berpengaruh terhadap perbedaan kontribusi pendapatan yang dihasilkan oleh anggota rumahtangga nelayan seperti yang telah diuraikan di atas, maka hal ini sebenarnya terkait dengan konsep adanya perbedaan peranan antara laki-laki suami dan perempuan istri yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya, dan adat istiadat. Konsep ini merupakan konsep gender. Curahan waktu kerja suami yang lebih besar daripada curahan waktu kerja istri di luar sektor perikanan menunjukkan tingginya peranan suami atau nelayan tradisional sebagai kepala rumahtangga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari dibandingkan dengan istri. Sebagaimana konsep gender, hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh adat istiadat masyarakat pada daerah penelitian yang bersifat patriarki dimana laki-laki memiliki peranan yang lebih besar daripada perempuan karena adanya anggapan bahwa laki-laki merupakan penerus garis keturunan. Selain itu laki-laki sebagai kepala rumahtangga memiliki peran utama memberi nafkah dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Pada daerah penelitian, hanya 22 orang istri nelayan yang mencurahkan waktunya untuk bekerja guna meningkatkan pendapatan rumahtangga. Berdasarkan hasil analisis peluang kerja istri di luar sektor perikanan seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa lama pendidikan istri yang rendah dapat menurunkan peluang kerja istri di luar sektor perikanan. Secara pandangan ilmu sosial, perempuan yang bekerja merupakan salah satu bentuk mobilitas sosial perempuan. Mobilitas sosial yang dilakukan berdasarkan kemampuan dan potensi perempuan diperoleh berdasarkan pendidikan.

VII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA Hasil pendugaan model ekonomi rumahtangga nelayan tradisional menghasilkan nilai koefisien determinasi R 2 bagi masing-masing persamaan model berkisar antara 0.79 sampai 0.99 dengan niai F-hitung berkisar antara 104.83 sampai 407 082 sebagaimana terlihat pada Lampiran 10. Semua hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumahtangga nelayan tradisional diuji pada taraf uji maksimum 20 persen. Beberapa variabel eksogen berpengaruh nyata terhadap variabel endogen namun terdapat juga variabel eksogen yang berpengaruh tidak nyata pada taraf uji yang ditetapkan. Demikian juga tanda parameter variabel eksogen tidak semua sesuai dengan yang diharapkan tetapi masih relevan dengan kondisi di daerah penelitian sehingga dapat dijelaskan. Hasil pendugaan parameter dan elastisitas terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumahtangga nelayan tradisional akan dibahas lebih rinci di bawah ini.

7.1. Produksi Nelayan

Hasil pendugaan parameter dan elastisitas pada persamaan produksi nelayan disajikan pada Tabel 12. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.99, berarti keragaman produksi nelayan sebesar 99.93 persen dapat dijelaskan oleh lima variabel dugaan eksogen tersebut. Kelima variabel dugaan eksogen tersebut adalah curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan, total biaya produksi, aset perahu, dummy musim, dan dummy jaring. Nilai uji F-hitung yaitu 22 706.30 yang berarti secara bersama-sama variabel dugaan eksogen dari persamaan produksi nelayan dapat menjelaskan dengan sangat baik pada perilaku produksi nelayan. Pada daerah penelitian, produksi total dari nelayan tradisional terdiri dari berbagai jenis hasil tangkapan ikan dan udang. Untuk mempermudah pengukuran komoditi hasil produksi yang beragam maka nilai produksi nelayan dinilai dalam satuan Rupiah. Tabel 12. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas pada Persamaan Produksi Nelayan Variabel Parameter t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep -111 621 -14.16 .0002 Curahan waktu kerja suami dalam perikanan CWKSDP 2 104.175 111.82 .0003 1.11 Total biaya produksi TBP 0.158583 3.97 0.0005 0.08 Aset perahu AP 15 003.11 7.40 .0005 0.05 Dummy musim D 1 -29 291.35 -9.49 .0006 Dummy jaring D 2 -14 242.8 -9.52 .0007 R 2 = 0.99933 F-hitung= 22 706.30 Berdasarkan Tabel 12, seluruh variabel dugaan eksogen bertanda sesuai dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Variabel dugaan eksogen curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Artinya semakin tinggi curahan waktu kerja suami atau nelayan tradisional di dalam sektor perikanan maka produksi nelayan semakin meningkat. Harga jual udang lebih tinggi daripada harga jual ikan sehingga nilai produksi nelayan yang memperoleh udang akan lebih tinggi daripada nilai produksi nelayan yang memperoleh ikan meskipun curahan waktu kerjanya sama. Kondisi ini berpengaruh nyata terhadap nilai produksi sehingga curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan yang merupakan sumberdaya yang dimiliki oleh nelayan dapat mempengaruhi peningkatan produksi nelayan. Nilai elastisitas produksi nelayan terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan sebesar 1.11. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika curahan waktu kerja suami atau nelayan di dalam sektor perikanan meningkat sebesar 1 persen, maka produksi nelayan meningkat sebesar 1.11 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan responsif terhadap produksi nelayanelastis. Variabel dugaan eksogen total biaya produksi bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Artinya semakin tinggi total biaya produksi, maka produksi nelayan akan semakin meningkat. Total biaya produksi yang digunakan oleh nelayan tradisional terdiri dari penjumlahan biaya penyusutan aset perahu yang digunakan, biaya penyusutan aset jaring, dan sarana produksi atau biaya konsumsi nelayan selama menangkap ikan di laut. Dalam melakukan pekerjaannya, nelayan bersifat berburu ikan yang membuat hasil tangkapan ikan atau udang tidak menentu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan atau udang yang lebih banyak, nelayan sering tidak sempat kembali ke rumah untuk makan siang sehingga perlu adanya bekal atau makan di warung dekat pantai. Nilai elastisitas produksi nelayan terhadap total biaya produksi sebesar 0.08. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika total biaya produksi meningkat sebesar 1 persen, maka produksi nelayan meningkat sebesar 0.08 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa total biaya produksi kurang responsif terhadap produksi nelayaninelastis. Variabel aset perahu bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Artinya semakin banyak aset perahu maka produksi nelayan semakin tinggi. Aset perahu merupakan kapital yang digunakan oleh nelayan