untuk bekerja di luar sektor perikanan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari karakteristik rumahtangga. Seluruh variabel dugaan eksogen pada persamaan
peluang kerja suami atau nelayan di luar sektor perikanan diuji pada taraf uji maksimum 20 persen, sebagaimana terlampir pada Lampiran 8. Hasil analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi peluang kerja suami atau nelayan di luar sektor perikanan pada musim paceklik dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Peluang Kerja Suami di Luar Sektor Perikanan
Variabel Parameter Odds
Ratio Taraf
Nyata Intersep 31.9068
0.07316 Pendapatan suami di luar Perikanan PSLP
-0.00022 1.000
0.03862 Umur suami US
0.0214 1.023
0.99723 Lama pendidikan suami LPS
2.6592 14.283
0.95004 Pengalaman kerja suami di luar perikanan
EKSLP -2.0651
0.131 0.95605
Pada Tabel 8 terlihat variabel pendapatan suami di luar sektor perikanan bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap peluang kerja suami di luar
sektor perikanan. Artinya nelayan tradisional tetap memiliki peluang yang tinggi untuk bekerja terutama pada pekerjaan di luar sektor perikanan meskipun
pendapatan suami atau nelayan di luar sektor perikanan sangat rendah. Rendahnya pendapatan suami atau nelayan yang menjadi responden di luar sektor perikanan
tidak menjadikan nelayan berputus asa, karena sebagai kepala keluarga, nelayan memiliki tanggung jawab untuk menafkahi keluarganya sehingga perlu adanya
upaya untuk meningkatkan jam kerja agar dapat meningkatkan pendapatannya. Oleh sebab itu, mengingat rata-rata nelayan yang menjadi responden termasuk
dalam kategori tenaga kerja usia produktif maka mereka atau nelayan tetap memiliki peluang yang tinggi untuk bekerja terutama pada pekerjaan di luar sektor
perikanan. Nilai odds ratio variabel pendapatan suami sebesar 1.00. Artinya peluang kerja suami atau nelayan di luar sektor perikanan dengan pendapatan
tinggi atau rendah sama untuk bekerja. Kegiatan di luar sektor perikanan yang dilakukan oleh nelayan hanya bersifat sementara yaitu hanya pada saat musim
paceklik kegiatan di dalam sektor perikanan atau menangkap ikan di laut cenderung rendah agar mendapatkan tambahan pendapatan, walaupun
pendapatan yang dihasilkan tinggi atau rendah.
6.2. Peluang Kerja Istri di Luar Sektor Perikanan
Peran dan fungsi istri dalam rumahtangga adalah pelaksana unsur rumahtangga selain kepala keluargasuami yang mengurus rumahtangga dan
memelihara anak-anak. Dalam rumahtangga, peran istri tidak hanya sebagai ibu rumahtangga, namun sebagai sumberdaya manusia yang memiliki potensi sebagai
tenaga kerja yang dapat menghasilkan pendapatan sehingga dari pendapatan istri tersebut akan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan total
rumahtangga.
Seluruh variabel dugaan eksogen pada persamaan peluang kerja istri di luar sektor perikanan diuji pada taraf uji maksimum 20 persen sebagaimana terlampir pada
Lampiran 9. Berdasarkan hasil penelitian, umumnya istri nelayan bekerja di luar sektor perikanan untuk memenuhi kebutuhan rumahtangganya, seperti menjadi
buruh cuci, buruh tani, buruh panglongperkayuan, buruh pembuat ikan asin, menjahit, dan berdagang. Namun, jumlah responden yang bekerja di luar sektor
perikanan hanya 22 orang. Sedangkan sisanya sebanyak 18 orang tidak bekerja dan tidak menghasilkan pendapatan. Hasil analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi peluang kerja istri nelayan di luar sektor perikanan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Peluang Kerja Istri di Luar Sektor Perikanan
Variabel Parameter
Odds Ratio Taraf Nyata Intersep -26.0469
0.09421 Pendapatan istri di luar perikanan
PILP -0.00018
1.000 0.07174 Umur istri UI
0.6040 1.831
0.92963 Lama pendidikan istri LPI
1.7131 5.547
0.96774 Jumlah anak balita JAB
- 3.3892 29.631
0.93655 Berdasarkan Tabel 9, variabel pendapatan istri di luar sektor perikanan
bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap peluang kerja istri di luar sektor perikanan. Artinya istri nelayan tradisional tetap memiliki peluang yang tinggi
untuk bekerja terutama pada pekerjaan di luar sektor perikanan meskipun pendapatan istri nelayan di luar sektor perikanan sangat rendah. Rendahnya
pendapatan istri nelayan yang menjadi responden di luar sektor perikanan tidak menjadikan istri nelayan berputus asa, karena peran istri tidak hanya sebagai ibu
rumahtangga, namun sebagai sumberdaya manusia dan tenaga kerja produktif yang memiliki potensi untuk dapat menghasilkan pendapatan. Oleh sebab itu,
mengingat rata-rata istri nelayan yang menjadi responden termasuk dalam kategori tenaga kerja usia produktif maka mereka atau istri nelayan tetap memiliki
peluang yang tinggi untuk bekerja terutama pada pekerjaan di luar sektor perikanan. Nilai odds ratio variabel pendapatan istri sebesar 1.00. Artinya peluang
kerja istri nelayan di luar sektor perikanan dengan pendapatan tinggi atau rendah sama untuk bekerja. Kegiatan di luar sektor perikanan yang dilakukan oleh istri
nelayan hanya bersifat membantu suami mencari tambahan pendapatan walaupun pendapatan yang dihasilkan tinggi atau rendah.
Berdasarkan uraian di atas, anggota rumahtangga nelayan tradisional khususnya suami dan istri telah berusaha mencurahkan waktunya untuk bekerja
yaitu melakukan kegiatan yang menghasilkan pendapatan. Hal tersebut merupakan peranan anggota rumahtangga sebagai suami dan istri dalam
melaksanakan tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Rata-rata curahan waktu kerja yang dilakukan oleh suami dan istri dalam
rumahtangga nelayan dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rata-rata Curahan Waktu Kerja Rumahtangga Nelayan Tradisional
Anggota Rumahtangga Musim Penangkapan Ikan
Musim Panen Musim Paceklik
JamBulan Persentase
JamBulan Persentase Suami 370
89.81 299
84.46 Istri
42 10.19
55 15.54
Total 412 100.00
354 100.00
Pada Tabel 10, dapat diketahui bahwa curahan waktu kerja baik pada musim panen maupun musim paceklik didominasi oleh suami atau nelayan
tradisional daripada istri, yakni pada musim panen, curahan waktu kerja yang dilakukan antara suami dan istri masing-masing 89.81 persen dan 10.19 persen.
Sedangkan pada musim paceklik, curahan waktu kerja yang dilakukan antara suami dan istri masing-masing 84.46 persen dan 15.54 persen. Kontribusi
pendapatan yang dihasilkan oleh rumahtangga dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rata-rata Pendapatan Rumahtangga Nelayan Tradisional
Anggota Rumahtangga
Musim Penangkapan Ikan Musim Panen
Musim Paceklik RupiahBulan Persentase
RupiahBulan Persentase Suami
666 540 89.82
546 219 84.67
Istri 75 546
10.18 98 930
15.33 Total
742 086 100.00
645 149 100.00