Produksi Nelayan FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

peningkatan produksi nelayan. Nilai elastisitas produksi nelayan terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan sebesar 1.11. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika curahan waktu kerja suami atau nelayan di dalam sektor perikanan meningkat sebesar 1 persen, maka produksi nelayan meningkat sebesar 1.11 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan responsif terhadap produksi nelayanelastis. Variabel dugaan eksogen total biaya produksi bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Artinya semakin tinggi total biaya produksi, maka produksi nelayan akan semakin meningkat. Total biaya produksi yang digunakan oleh nelayan tradisional terdiri dari penjumlahan biaya penyusutan aset perahu yang digunakan, biaya penyusutan aset jaring, dan sarana produksi atau biaya konsumsi nelayan selama menangkap ikan di laut. Dalam melakukan pekerjaannya, nelayan bersifat berburu ikan yang membuat hasil tangkapan ikan atau udang tidak menentu. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan atau udang yang lebih banyak, nelayan sering tidak sempat kembali ke rumah untuk makan siang sehingga perlu adanya bekal atau makan di warung dekat pantai. Nilai elastisitas produksi nelayan terhadap total biaya produksi sebesar 0.08. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika total biaya produksi meningkat sebesar 1 persen, maka produksi nelayan meningkat sebesar 0.08 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa total biaya produksi kurang responsif terhadap produksi nelayaninelastis. Variabel aset perahu bertanda positif dan berpengaruh nyata terhadap produksi nelayan. Artinya semakin banyak aset perahu maka produksi nelayan semakin tinggi. Aset perahu merupakan kapital yang digunakan oleh nelayan dalam proses produksi penangkapan ikan atau udang di laut. Nilai elastisitas produksi nelayan terhadap aset perahu sebesar 0.05. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika aset perahu meningkat sebesar 1 persen, maka produksi nelayan meningkat sebesar 0.05 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa aset perahu kurang responsif terhadap produksi nelayaninelastis. Musim penangkapan ikan terdiri dari musim paceklik dan musim panen. Variabel dugaan dummy musim bertanda negatif. Artinya pada musim paceklik, produksi nelayan menurun. Musim paceklik disebut juga dengan musim barat umumnya berlangsung dari bulan Oktober sampai Desember dimana ombak dan arus laut di perairan Teluk Banten dan Selat Sunda besar sehingga jumlah ikan atau udang yang dapat ditangkap oleh nelayan sedikit. Musim panen atau disebut juga musim timur berlangsung antara bulan Januari sampai Mei. Pada bulan-bulan tersebut, angin bertiup dari arah timur menuju barat dengan kandungan uap air yang rendah sehingga banyak ikan yang dapat ditangkap. Jaring yang digunakan oleh nelayan tradisional adalah jaring ikan dan jaring udang. Setiap nelayan hanya memiliki satu jaring ikan atau jaring udang. Variabel dugaan dummy jaring bertanda negatif. Artinya penggunaan jaring ikan akan menurunkan produksi nelayan. Produksi nelayan dinyatakan dalam satuan Rupiah. Produksi nelayan tidak hanya diperoleh berdasarkan hasil tangkapan ikan tetapi juga ditentukan oleh harga jual ikan dan udang. Harga jual udang lebih tinggi daripada harga jual ikan sehingga apabila nelayan yang menggunakan jaring ikan, maka produksi nelayan yang bersangkutan akan rendah.

7.2. Curahan Waktu Kerja Suami di Dalam Sektor Perikanan

Hasil pendugaan parameter pada persamaan curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan disajikan pada Tabel 13. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.97 berarti keragaman curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan sebesar 97.86 persen dapat dijelaskan oleh empat variabel dugaan eksogen tersebut. Keempat variabel dugaan eksogen tersebut adalah umur suami, lama pendidikan suami, umur perahu, dummy musim. Nilai uji F-hitung yaitu 892.24 yang berarti secara bersama-sama variabel dugaan eksogen dari persamaan curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan dapat menjelaskan dengan sangat baik pada perilaku curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan. Tabel 13. Hasil Pendugaan Parameter pada Persamaan Curahan Waktu Kerja Suami di Dalam Sektor Perikanan Variabel Parameter t-hitung Taraf Nyata Elastisitas Intersep -347.471 -11.16 0.0002 Umur suami US 0.644004 0.66 0.5262 Lama pendidikan suami LPS -68.81761 -10.70 0.0004 2.00 Umur perahu UP -46.79964 -15.96 0.0005 0.63 Dummy musim D 1 -194.574 -55.95 0.0006 R 2 = 0.97862 F-hitung= 892.24 Pada Tabel 13, variabel dugaan eksogen lama pendidikan suami bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan. Artinya semakin terbatasnya pendidikan formal yang ditempuh oleh nelayan tradisional maka semakin tinggi curahan waktu kerja suami atau nelayan di dalam sektor perikanan. Terbatasnya pendidikan yang dimiliki nelayan karena rendahnya kemampuan sosial ekonomi orang tua mereka juga masih rendah. Nilai elastisitas curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan terhadap lama pendidikan suami sebesar 2.00. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika lama pendidikan suami meningkat sebesar 1 persen, maka curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan menurun sebesar 2 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa lama pendidikan suami atau nelayan responsif terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikananelastis. Keterbatasanrendahnya pendidikan formal nelayan menyebabkan nelayan sulit untuk memperoleh pekerjaan lain yang menuntut adanya ijazah pendidikan yang lebih tinggi sehingga nelayan tradisional memilih untuk bekerja menangkap ikan di laut dengan perahu dayung dan alat tangkapjaring yang sederhana yang tidak membutuhkan pendidikan yang tinggi. Variabel dugaan eksogen umur perahu bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan. Artinya semakin bertambahnya umur perahu maka curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan semakin menurun. Perahu dayung merupakan kapital yang dimiliki oleh nelayan tradisional sebagai alat transportasi nelayan dalam menangkap ikan di laut. Umur perahu berkaitan dengan kondisi fisik perahu. Apabila nelayan semakin lama menggunakan perahu maka perahu tersebut akan cepat rusak dan sulit untuk berfungsi sebagaimana mestinya, sehinga nelayan sulittidak dapat menggunakannya lagi. Nilai elastisitas curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan terhadap umur perahu sebesar 0.63. Besarnya nilai elastisitas menunjukkan jika umur perahu meningkat sebesar 1 persen, maka curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikanan menurun sebesar 0.63 persen. Sehingga dapat dikatakan bahwa umur perahu kurang responsif terhadap curahan waktu kerja suami di dalam sektor perikananinelastis. Variabel dugaan dummy musim bertanda negatif. Artinya pada musim paceklik, curahan waktu kerja suami atau nelayan tradisional di dalam sektor perikanan menurun. Musim paceklik disebut juga dengan musim barat umumnya berlangsung dari bulan Oktober sampai Desember dimana ombak dan arus laut di perairan Teluk Banten dan Selat Sunda cukup besar. Nelayan kesulitan untuk menghadapi ombak dan arus laut tersebut karena perahu yang digunakan adalah perahu dayung yang sederhana sehingga pada musim paceklik nelayan tidak mencurahkan waktu kerja sepenuhnya di dalam sektor perikanan. Namun pada musim panen, yaitu pada bulan Januari sampai Mei, ombak dan arus laut rendahmenurun, sehingga nelayan mencurahkan waktu kerja sepenuhnya di dalam sektor perikanan.

7.3. Curahan Waktu Kerja Suami di Luar Sektor Perikanan

Hasil pendugaan parameter dan elastisitas pada persamaan curahan waktu kerja suami di luar sektor perikanan disajikan pada Tabel 14. Koefisien determinasi R 2 menunjukkan nilai 0.99 berarti keragaman curahan waktu kerja suami di luar sektor perikanan sebesar 99.77 persen dapat dijelaskan oleh tiga variabel dugaan eksogen tersebut. Ketiga variabel dugaan eksogen tersebut adalah umur suami, lama pendidikan suami, dan dummy musim. Nilai uji F-hitung yaitu 11 658.34, yang berarti secara bersama-sama variabel dugaan eksogen dari persamaan curahan waktu kerja suami di luar sektor perikanan dapat menjelaskan dengan sangat baik pada perilaku curahan waktu kerja suami di luar sektor perikanan.