FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Analisis Perilaku Ekonomi Rumahtangga dan Peluang Kemiskinan Nelayan Tradisional
Pengeluaran dalam rumahtangga terdiri dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan.
Tabel 23. Rata-Rata Pengeluaran Rumahtangga Nelayan Tradisional pada Musim Panen dan Peceklik
Komponen Pengeluaran
Musim Penangkapan Ikan Musim Panen
Musim Paceklik RupiahBulan Persentase
RupiahBulan Persentase Konsumsi pangan
395 802 58.47
393 744 65.98
Konsumsi non pangan
281 129 41.53
203 019 34.02
Total 676 931
100.00 596 763
100.00 Dilihat dari pola pengeluaran rumahtangga pada Tabel 23 bahwa alokasi
pengeluaran terbesar adalah pada konsumsi pangan yaitu sebesar 58.47 persen pada musim panen dan 65.98 persen pada musim paceklik. Konsumsi pangan
meliputi kebutuhan beras, sayur, daging, telur, ikan, gula, tehkopi, minyak sayur, minyak tanah, bumbu dapur, rokok, dan kue. Persentase konsumsi non pangan
sebesar 41.53 persen pada musim panen dan 34.02 persen pada musim paceklik. Konsumsi non pangan meliputi pembayaran iuran listrik, air, kebutuhanbiaya
sekolah anak, pengobatan, pembelian alat elektronik, baju, serta pembayaran pajak bumi dan bangunan bagi nelayan tradisional pemilik tempat tinggalrumah
sendiri. Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, pada musim paceklik, produksi
nelayan menurun sehingga pendapatan nelayan di dalam sektor perikanan cenderung menurun. Hal ini juga terlihat, dengan masih rendahnya curahan waktu
kerja istri di luar sektor perikanan membuat istri tidak dapat memberikan kontribusi pendapatannya terhadap pendapatan total rumahtangga nelayan. Selain
itu, kondisi sumberdaya rumahtangga yang belum dioptimalkandidayagunakan, membuat kegiatan ekonomi rumahtangga belum mampu untuk
memperolehmeningkatkan kepuasan bagi anggota rumahtangga. Hal ini mendorong terjadinya peluang kemiskinan pada rumahtangga nelayan tradisional.
Peluang kemiskinan rumahtangga nelayan yang dianalisis diduga dipengaruhi oleh faktor musim, kegiatan ekonomi rumahtangga, dan sumberdaya
manusia rumahtangga. Semua hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional diuji pada taraf uji
maksimum 20 persen, sebagaimana terlampir pada Lampiran 11. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi peluang kemiskinan rumahtangga nelayan
diolah dengan model logit, dan dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Hasil Pendugaan Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Peluang
Kemiskinan Rumahtangga Nelayan Tradisional Variabel Koefisien
Odds Ratio
Taraf Nyata
Intersep 74.7974 0.09104
Pengeluaran total rumahtangga ETR 0.000462
1.000 0.02113
Banyaknya anggota rumahtangga BAR -15.0948
0.003 0.07832
Lama pendidikan suami LPS -43.0305
0.004 0.04428
Dummy musim D
1
51.3720 999.999
0.02519 Tabel 24 menunjukkan seluruh variabel dugaan eksogen bertanda sesuai
dengan yang diharapkan dan berpengaruh nyata terhadap peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional. Variabel dugaan eksogen pengeluaran total
rumahtangga memiliki tanda positif dan berpengaruh nyata terhadap peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional. Artinya semakin besar total
pengeluaran rumahtangga maka semakin tinggi peluang rumahtangga nelayan tradisional berada dalam kemiskinan. Hal ini menunjukkan bahwa kemiskinan
rumahtangga nelayan tradisional sangat ditentukan oleh besar kecilnya pengeluaran total rumahtangga. Nilai odds ratio variabel dugaan eksogen
pengeluaran total rumahtangga sebesar 1.00. Artinya peluang rumahtangga
nelayan tradisional dengan pengeluaran total rumahtangga tinggi atau rendah adalah sama untuk hidup sejahtera. Pengeluaran total rumahtangga merupakan
faktor utama dalam menentukan apakah rumahtangga tersebut miskin atau tidak. Pengeluaran total yang dilakukan oleh rumahtangga baik untuk konsumsi pangan
maupun konsumsi non pangan merupakan gambaran apakah kebutuhan rumahtangga tersebut telah terpenuhi atau belum. Apabila pengeluaran total
rumahtangga semakin besar maka pengeluaran total tersebut mendorong terjadinya pemborosan yang tidak mesti dilakukan oleh suatu rumahtangga
nelayan tradisional. Varibel dugaan eksogen banyaknya anggota rumahtangga memiliki tanda
negatif dan berpengaruh nyata terhadap peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional. Artinya semakin sedikit jumlah anggota rumahtangga maka semakin
kecil peluang rumahtangga nelayan berada dalam kemiskinan. Nilai odds ratio variabel dugaan eksogen banyaknya anggota rumahtangga sebesar 0.003. Artinya
peluang rumahtangga nelayan tradisional dengan jumlah anggota rumahtangga yang lebih banyak untuk hidup sejahtera 0.003 kali lebih kecil daripada
rumahtangga nelayan tradisional dengan jumlah anggota rumahtangga yang lebih sedikit.
Variabel dugaan eksogen lama pendidikan suami bertanda negatif dan berpengaruh nyata terhadap peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional.
Artinya semakin terbatasnya pendidikan formal yang ditempuh oleh nelayan maka semakin tinggi peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional. Terbatasnya
pendidikan yang dimiliki nelayan atau suami karena rendahnya kemampuan sosial ekonomi orang tua mereka juga masih rendah sehingga nelayan sulit untuk hidup
sejahtera. Nilai odds ratio variabel dugaan eksogen lama pendidikan suami sebesar 0.004. Artinya peluang rumahtangga nelayan tradisional dengan semakin
terbatasnya pendidikan formal yang ditempuh oleh suami atau nelayan tradisional untuk hidup sejahtera 0.004 kali lebih kecil daripada rumahtangga nelayan
tradisional dengan lama pendidikan suami yang lebih tinggi. Variabel dugaan dummy musim memiliki tanda positif. Artinya pada saat
musim paceklik, maka peluang kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional semakin tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa peluang kemiskinan rumahtangga
nelayan tradisional sangat ditentukan oleh perbedaan musim. Nilai odds ratio variabel dugaan eksogen dummy musim sebesar 999.99 Artinya peluang
kemiskinan rumahtangga nelayan tradisional pada musim paceklik 999.99 lebih besar daripada musim panen. Pada musim paceklik, produksi nelayan cenderung
menurun, sehingga pendapatan rumahtangga nelayan juga rendah. Dimana pendapatan nelayan yang rendah tersebut pada musim paceklik tidak mampu
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adanya faktor ketidakstabilan pendapatan rumahtanga nelayan karena pengaruh musim termasuk dalam kategori kemiskinan
sementara.